Suara.com - Koordinator Nasional Jaringan Advokasi Nasional-Pekerja Rumah Tangga (Jala PRT) Lita Anggraini mengatakan majikan warga negara asing dari Asia Timur paling banyak memperlakukan pekerja rumah tangga (PRT) secara tidak manusiawi.
"Terdapat 22 kasus PRT yang diberhentikan sepihak oleh majikan ekspatriat dengan alasan yang dibuat-buat. Paling banyak majikan dari Asia Timur," kata Lita dalam jumpa pers memperingati lima tahun hari lahir pekerja rumah tangga internasional di Jakarta, Kamis (16/6/2016).
Lita mengatakan 22 PRT tersebut diberhentikan sepihak beberapa saat sebelum Lebaran supaya majikannya tidak perlu memberikan tunjangan hari raya (THR).
PRT tersebut sengaja dicari-cari kesalahannya agar bisa diberhentikan atau bahkan tanpa alasan sama sekali, hanya diberi tahu keesokan harinya mereka tidak perlu masuk bekerja lagi.
"Kebanyakan ekspatriat tinggal di apartemen. Bila PRT diberhentikan, pengelola apartemen sudah diberi tahu sehingga mereka tidak lagi mendapatkan akses masuk," tuturnya.
Lita mengatakan pengelola apartemen, khususnya di Jakarta juga kerap memperlakukan PRT secara diskriminatif contohnya menyediakan lift khusus serta PRT dilarang menggunakan lift utama meskipun bersama majikan.
"PRT juga dilarang berkeliaran di lorong, apalagi sampai terlihat oleh penghuni apartemen. Mereka juga dilarang duduk di taman apartemen, meskipun sedang menemani anak majikannya bermain," jelasnya.
Karena itu, Lita mendesak Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama untuk mengawasi apartemen-apartemen yang melakukan diskriminasi kepada PRT termasuk penghuninya yang warga negara asing.
"Kami juga mendesak DPR dan pemerintah segera mengesahkan RUU Perlindungan Pekerja Rumah Tangga dan meratifikasi Konvensi ILO Nomor 189," katanya. (Antara)
Berita Terkait
-
Janji Prabowo soal RUU PRT Molor, Jala PRT: Bukan Pembantu, Tapi Pekerja!
-
Sempat Dipaksa Makan Kotoran Anjing, PRT yang Dianiaya Majikan di Batam Belum Bisa Diajak Komunikasi
-
21 Tahun Terkatung-katung, Tokoh Lintas Agama Ikut Desak Pengesahan RUU PPRT Demi Keadilan Sosial
-
PRT Disiksa dan Dituduh Maling, Pelaku Anak Majikan Bawa Pisau Cutter
-
Masih Menaruh Harapan, Koalisi Sipil Ingin DPR Bisa Sahkan RUU PPRT Bulan Ini
Terpopuler
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 September: Klaim Pemain 108-112 dan Hujan Gems
- Thom Haye Akui Kesusahan Adaptasi di Persib Bandung, Kenapa?
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Saham DADA Terbang 2.000 Persen, Analis Beberkan Proyeksi Harga
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
Pilihan
-
Profil Agus Suparmanto: Ketum PPP versi Aklamasi, Punya Kekayaan Rp 1,65 Triliun
-
Harga Emas Pegadaian Naik Beruntun: Hari Ini 1 Gram Emas Nyaris Rp 2,3 Juta
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
Terkini
-
Cuaca Hari Ini: BMKG Rilis Peringatan Dini Hujan Lebat dan Angin Kencang di 8 Kota Besar
-
Agus Suparmanto Ungkap Tantangan Terbesar PPP Usai Muktamar: Pulihkan Kepercayaan Umat
-
Peta Politik Baru di Meja Bundar Munas PKS: Dasco, Utut hingga Cucun Duduk Satu Meja
-
Cak Imin 'Deg-degan' pada Dasco di Munas PKS, Sinyal Politik di Balik Tawa Hadirin
-
Anak 10 Tahun di Tangerang Diduga Diculik Badut, Keluarga Minta Bantuan Warga
-
Ketum PPP Agus Suparmanto Tegas Akan Tindak Kader yang Abaikan Aspirasi Umat
-
Veronica Tan Apresiasi Program Dua Telur Sehari di Kalteng, Selaras dengan MBG Presiden Prabowo
-
Indef Sebut Tantangan Perbankan Ada di Daya Beli, Bukan Soal Likuiditas
-
5 Fakta Kartu Liputan Wartawan Dicabut Gara-gara Tanya MBG ke Prabowo
-
Kronologi WNI Ditangkap Polisi Jepang Karena Pencurian Tas Seharga Hampir 1 Miliar