Suara.com - Perdana Menteri Inggris David Cameron menyatakan pengunduran dirinya pada Jumat (24/6/2016) waktu setempat. Keputusan untuk mengundurkan diri ini diambil Cameron setelah kubu Brexit, masyarakat yang menginginkan pemisahan Britania dari Uni Eropa, memenangkan referendum pada Kamis (23/6/2016).
"Masyarakat Inggris telah memilih untuk meninggalkan Uni Eropa dan keinginan mereka harus dihormati. Keinginan masyarakat Inggris adalah sebuah perintah yang harus dilaksanakan," kata Cameron, yang berbicara didampingi sang istri, Samantha, di depan kantor Perdana Menteri Inggris di Downing Street, London.
Cameron mengatakan, Inggris membutuhkan pemimpin yang baru. Ia mengatakan tidak lagi mampu memimpin Inggris yang kini sudah menentukan nasibnya sendiri, dengan memilih keluar dari Uni Eropa.
"Saya amat bangga menjadi Perdana Menteri negara ini selama enam tahun. Saya pikir negara ini membutuhkan kepemimpinan yang baru. Saya merasa tidak bisa menjadi kapten dari negara ini untuk tujuan berikutnya. Dalam pandangan saya, saya rasa kita harus memiliki perdana menteri baru pada awal konferensi Partai Konservatif bulan Oktober," kata Cameron, seperti dikutip dari Telegraph.
Kabinet Inggris akan menggelar pertemuan pada Senin pekan depan, dan akan mengatur jadwal mundurnya Cameron dari kursi Perdana Menteri.
Seperti diberitakan sebelumnya, referendum penentuan keanggotaan Britania di Uni Eropa akhirnya dimenangkan oleh kubu pro Brexit, yang menginginkan Britania untuk keluar dari blok ekonomi Eropa tersebut. Kubu Brexit meraup dukungan dari 51,9 persen pemilih atau 17.410.742 suara, mengalahkan kubu yang menginginkan agar Britania tetap bergabung dengan Uni Eropa, dengan raihan 48,1 persen pemilih atau 16.141.241 suara. (Telegraph/ITV)
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Ucapan Rampok Uang Negara Diusut BK, Nasib Wahyudin Moridu Ditentukan Senin Depan!
-
Survei: Mayoritas Ojol di Jabodetabek Pilih Potongan 20 Persen Asal Orderan Banyak!
-
Sambut Putusan MK, Kubu Mariyo: Kemenangan Ini Milik Seluruh Rakyat Papua!
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban