Suara.com - Sebanyak 17 orang meninggal di musim mudik di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah sampai, Raby (6/7/2016) pagi. Salah satu penyebabnya karena kemacetan panjang di sana.
Berdasarkan laporan BPBD Kabupaten Brebes ke Posko BNPB, ke-17 orang yang meninggal itu disebabkan karena beragam peristiwa. Ada yang kecelakaan sampai meninggal karena mudik.
Berikut data yang diolah suara.com:
1. Taklim(46 tahun) meninggal 29 Juni 2016 karena tabrakan motor. Dia meninggal di tempat di Bojongsari. Korban membawa ayam dan menabrak motor yang berlawanan arah dan motor terbakar bersama korban. Korban dievakuasi masyarakat.
2. Warga Banyumas tak diketahui namanya, meninggal 30 Juni 2016 karena mengendarai motor dan menabrak truck yang sedang berhenti di depan RM.
3.Okta Tri Utami (36 tahun) meninggal 30 Juni 2016 pukul 16.15 WIB karena kecelakaan mobil tunggal menabrak pohon.
4. Taryona (39 tahun) meninggal 1 Juli 2016 karena tertabrak kereta.
5. Komar (40 tahun) meninggal 1 Juli 2016 di Karang Dempel. Meninggal karena becak ertabrak mobil pemudik.
6. Khariri (40 tahun) meninggal 2 Juli 2016 karena tersetrum listrik di Karang Dempel.
7. Azizah (1,4 tahun) meninggal 3 Juli 2016 karena kekurangan oksigen. AC mobil hidup selama lebih dari 6 jam saat terjebak macet. Azizah meninggal saat dibawa ke Puskesmas Tanjung.
8. Yuni Yati (50 tahun) meninggal 3 Juli 2016. Warga magelang itu sempat dibawa ke Rumah Sakit Bhakti Asih. Tapi meninggal di Rumah Sakit.
9. Turinah (53 tahun) warga Kebumen menninggal di Rumah Makan Minang Karangbale 3 Juli 2016.
10. Sundari (58 tahun) warga Purworejo meninggal 4 Juli 2016 di Bus Pahala Kencana karena kejebak macet.
11. Susyani (36 tahun) warga Cibinong Bogor meninggal 4 Juli 2016 saat turun dari bus Rosalia Indah karena pusing terjebak kemacetan di Jalan Karangbale.
12. Sariyem (45 tahun) warga Banyumas meninggal 4 Juli 2016 karena kelelahan terjebak macet.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO