Wakil Ketua Komisi XI DPR RI Ermalena. [Suara.com/Bagus Santosa]
Komisi IX DPR RI memutuskan untuk membentuk Panita Kerja untuk menindaklanjuti hasil rapat dengan Kementerian Kesehatan beberapa waktu lalu tentang vaksin palsu. Panja ini akan mulai bekerja mulai pekan depan.
"Komisi IX sepakat karena ini harus diselesaikan, dan komisi sejak awal sudah mengikuti vaksin, maka kita memutuskan yang dilaksanakan Panja," kata Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Ermalena di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (20/7/2016).
Politikus PPP ini mengatakan, ada beberapa tugas yang akan dilakukan Panja ini. Salah satunya adalah mengevaluasi empat Peraturan Menteri Kesehatan agar bisa memfungsikan Badan Pengawas Obat dan Makanan dalam melaksanakan pengawasan obat dan makanan.Menurutnya, empat Permenkes itu tidak mengakomodir BPOM untuk melaksanakan fungsi pengawasan.
Keempat Permenkes itu adalah, Permenkes nomor 30/2014 tentang standar pelayanan kefarmasian di Puskesmas, Permenkes nomor 35/2014 tentang standar pelayanan kefarmasian di Apotek, Permenkes nomor 58/2014 tentang satandar pelayanan kefarmasian di Rumah sakit, dan Permenkes nomor 2/2016 Tentang penyelenggaraan mutu obat pada instalasi farmasi.
"Kalau Permenkesnya dievaluasi, itu tujuannya memfungsikan kembali ke semestinya. Jadi BPOM bisa melakukan pengawasan, mulai dari pembuatan, distribusi dan penggunaan. Karena selama ini kita lihat peran BPOM belum maksimal karena regulasi yang membuat dia tidak maksimal menjalankan fungsinya," kata dia.
Selain itu, Ermalena mengatakan, Panja ini akan memanggil pihak terkait untuk dimintai keterangan. Dengan harapan, kasus seperti ini tidak terjadi di kemudian hari. Dia optimis Panja ini akan berjalan dengan baik meski pun akhir pekan depan, DPR akan memasuki masa reses.
Di antara yang diundang Panja ini adalah pihak keluarga, sebagai pihak pertama yang menerima vaksin. Kemudian, pihak rumah sakit, fasilitas kesehatan, dokter yang menjadi penyalur vaksin, dan pihak produksi vaksin, yaitu Biofarma untuk membicarakan hal-hal yang memiliki kemungkinan menjadi pintu masuk terjadinya pembuatan vaksi palsu.
"Kita bentuk Panja ini untuk yang akan datang, jangan sampai kita terulang lagi. Karena 2003, 2008, dan sekarang terjadi lagi. Tentu ini kan ada sesuatu yang salah. Nah ini yang kita coba evaluasi bersama-sama terhadap regulasinya, dan anggarannya juga yang cukup," kata dia.
Komentar
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
-
Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
-
Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
-
Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
Terkini
-
Targetkan 400 Juta Penumpang Tahun 2025, Dirut Transjakarta: Bismillah Doain
-
Sejarah Terukir di Samarkand: Bahasa Indonesia Disahkan sebagai Bahasa Resmi UNESCO
-
Tolak Gelar Pahlawan Soeharto, Koalisi Sipil Ungkap 9 Dosa Pelanggaran HAM Berat Orde Baru
-
Judi Online Lebih Ganas dari Korupsi? Menteri Yusril Beberkan Fakta Mengejutkan
-
Bangunan Hijau Jadi Masa Depan Real Estate Indonesia: Apa Saja Keuntungannya?
-
KPK Tangkap Gubernur Riau, PKB 'Gantung' Status Abdul Wahid: Dipecat atau Dibela?
-
Sandiaga Uno Ajak Masyarakat Atasi Food Waste dengan Cara Sehat dan Bermakna
-
Mensos Gus Ipul Tegaskan: Bansos Tunai Harus Utuh, Tak Ada Potongan atau Biaya Admin!
-
Tenaga Ahli Gubernur Riau Serahkan Diri, KPK Periksa 10 Orang Terkait OTT
-
Stop Impor Pakaian Bekas, Prabowo Perintahkan Menteri UMKM Cari Solusi bagi Pedagang Thrifting