Puluhan orangtua korban vaksin palsu menggelar aksi di depan Rumah Sakit Harapan Bunda, Ciracas, Pasar Rebo, Jakarta Timur, Sabtu (23/7/2016).
Aksi tersebut juga didampingi Kontras (Komisi Untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan) dan Yayasan Lembaga Hukum Indonesia (YLBHI)
Menurut pengamatan Suara.com, puluhan orangtua korban membawa sejumlah karton yang berisikan tuntutan kepada Rumah Sakit untuk bertanggung jawab terkait vaksin palsu.
Puluhan polisi pun berjaga-jaga dan membentuk barikade di sepanjang jalan depan RS Harapan Bunda.
Perwakilan Kontras Nisrina Rahman mengatakan aksi tersebut merupakan bentuk sindiran kepada pihak RS Sakit yang juga bertepatan dengan peringatan Hari Anak Nasional.
"Hari ini kami melakukan aksi damai. Ini satu bentuk sindiran kepada pihak rumah sakit yang bertepatan dengan hari anak nasional, kami melakukan aksi damai,"ujar Nisrina saat menggelar aksi di RS Harapan Bunda, Pasar Rebo, Sabtu (23/7/2016).
Menurutnya, Rumah sakit belum bertanggungjawab kepada kelurga korban terkait pemberian vaksin palsu di RS Harapan Bunda.
"Kesehatan itu penting. Maka aksi ini untuk minta pertanggung jawaban kepada Rumah sakit, jangan hanya diam dan diabaikan,"ucapnya.
Hal yang sama juga disampaikan Ketua Aliansi Orangtua Korban Vaksin Palsu Agus Siregar. Agus meminta RS memenuhi tujuh tuntutan yang diajukan oleh orangtua korban vaksin palsu.
"Kami meminta tujuh tuntutan dipenuhi oleh Rumah Sakit. Kami tidak akan berhenti selama rumah sakit tidak duduk bersama dengan kami,"ungkapnya.
Aksi damai tersebut juga menuntut tujuh tuntutan kepada pihak RS.
Adapun tujuh poin tuntutan yakni .
1. Menerbitkan daftar pasien yang diimunisasi di RS Harapan Bunda periode 2003 sampai 15 Juli 2016.
2. Untuk mengetahui vaksin palsu atau asli harus dilakukan medical check up di RS yang lain. Untuk biaya medical check up, seluruh biaya ditanggung RS Harapan Bunda. Untuk rumah sakit yang melakukan medical check up ditentukan oleh orangtua korban.
3. Vaksin ulang harus dilakukan apabila hasil dari medical check up ternyata pasien terindikasi vaksin palsu dan semua biaya ditanggung RS Harapan Bunda.
Berita Terkait
Terpopuler
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- Panglima TNI Kunjungi PPAD, Pererat Silaturahmi dan Apresiasi Peran Purnawirawan
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
Pilihan
-
Desy Yanthi Utami: Anggota DPRD Bolos 6 Bulan, Gaji dan Tunjangan Puluhan Juta
-
Kabar Gembira! Pemerintah Bebaskan Pajak Gaji di Bawah Rp10 Juta
-
Pengumuman Seleksi PMO Koperasi Merah Putih Diundur, Cek Jadwal Wawancara Terbaru
-
4 Rekomendasi HP Tecno Rp 2 Jutaan, Baterai Awet Pilihan Terbaik September 2025
-
Turun Tipis, Harga Emas Antam Hari Ini Dipatok Rp 2.093.000 per Gram
Terkini
-
'Jangan Selipkan Kepentingan Partai!' YLBHI Wanti-wanti DPR di Seleksi Hakim Agung
-
Tak Tunggu Laporan Resmi; Polisi 'Jemput Bola', Buka Hotline Cari 3 Mahasiswa yang Hilang
-
Skandal Korupsi Kemenaker Melebar, KPK Buka Peluang Periksa Menaker Yassierli
-
Siapa Lelaki Misterius yang Fotonya Ada di Ruang Kerja Prabowo?
-
Dari Molotov Sampai Dispenser Jarahan, Jadi Barang Bukti Polisi Tangkap 16 Perusuh Demo Jakarta
-
BBM di SPBU Swasta Langka, Menteri Bahlil: Kolaborasi Saja dengan Pertamina
-
Polisi Tetapkan 16 Perusak di Demo Jakarta Jadi Tersangka, Polda Metro: Ada Anak di Bawah Umur
-
Skandal 600 Ribu Rekening: Penerima Bansos Ketahuan Main Judi Online, Kemensos Ancam Cabut Bantuan
-
Misteri Foto Detik-Detik Eksekusi Letkol Untung, Bagaimana Bisa Dimiliki AFP?
-
Kebijakan Baru Impor BBM Ancam Iklim Investasi, Target Ekonomi Prabowo Bisa Ambyar