Suara.com - Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Maria Ulfah mengatakan, pihaknya bersama dengan instansi pemerintah akan membentuk tim bersama untuk melakukan penyelidikan di lokasi tewasnya 24 anak di lubang tambang batu bara di Kalimantan Timur (Kaltim).
Hal ini diungkapkan Maria seusai melakukan rapat koordinasi (Rakor) bersama Deputi V Kementerian Politik Hukum dan Keamanan (Kemenkopolhukam), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian ESDM, Mabes Polri, Kejaksaan, serta Pemprov Kaltim dan Polda Kaltim.
"(Dalam) Rapat koordinasi kita sepakati membentuk tim bersama untuk turun ke lapangan. Rapat tadi menugaskan Mabes Polri untuk melakukan penyidikan di lapangan. Minggu depan disepakati bersama-sama turun ke lapangan," ujar Maria, di kantor Kemenkopolhukam, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta, Kamis (4/8/2016).
Lebih dari itu, menurut Maria, dalam Rakor dengan Kemenkopolhukam juga telah disepakati bahwa proses hukum terus dilanjutkan, meskipun perusahaan terkait telah memberikan uang ganti rugi. Menurutnya, proses ganti rugi yang diberikan perusahaan tambang batu bara itu tidak memberhentikan proses hukum yang tengah berjalan.
"Proses penegakan hukum juga sudah disepakati, bahwa proses hukum terus berjalan. Dan proses hukum ini di antara mereka (perusahahaan) itu kan ada yang memberikan ganti rugi kepada korban. Tapi bagi saya, ganti rugi itu tidak menyelesaikan persoalan," ungkapnya.
Sebelumnya, KPAI mencatat adanya sebanyak 24 anak yang tewas akibat terjatuh di dalam lubang bekas galian pertambangan batu bara di Kaltim. Peristiwa tersebut telah terjadi sejak 2010, dan hingga 2015 korbannya telah mencapai 24 anak.
Berita Terkait
Terpopuler
- Penampakan Rumah Denada yang Mau Dijual, Lokasi Strategis tapi Kondisinya Jadi Perbincangan
- Belajar dari Tragedi Bulan Madu Berujung Maut, Kenali 6 Penyebab Water Heater Rusak dan Bocor
- Prabowo Disebut Ogah Pasang Badan untuk Jokowi Soal Ijazah Palsu, Benarkah?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Ketiga 13-19 Oktober 2025
- 4 Mobil Listrik Termurah di Indonesia per Oktober 2025: Mulai Rp180 Jutaan
Pilihan
-
6 Fakta Isu Presiden Prabowo Berkunjung ke Israel
-
Harga Emas Antam Hari Ini Cetak Rekor Tertinggi Pegadaian, Tembus Rp 2.565.000
-
Warisan Utang Proyek Jokowi Bikin Menkeu Purbaya Pusing: Untungnya ke Mereka, Susahnya ke Kita!
-
Tokoh Nasional dan Kader Partai Lain Dikabarkan Gabung PSI, Jokowi: Melihat Masa Depan
-
Proyek Rp65 Triliun Aguan Mendadak Kehilangan Status Strategis, Saham PANI Anjlok 1.100 Poin
Terkini
-
Dakwaan Jaksa Dinilai Kabur, Hakim Diminta Bijak Tangani Kasus Korupsi Migas
-
Dukung Pramono Keluarkan Pergub Larang Daging Anjing dan Kucing Dikonsumsi, Ini Alasan PSI!
-
Kebakaran Hebat di Penjaringan Saat Warga Terlelap, 5 Orang Luka dan Puluhan Rumah Hangus
-
Di KTT Perdamaian Gaza, Prabowo Dapat Pujian dari Donald Trump: Apa Katanya?
-
Agustina Wilujeng: Pemimpin untuk Semua Warga, Tanpa Memandang Latar Belakang
-
6 Fakta Isu Presiden Prabowo Berkunjung ke Israel
-
Peneliti BRIN Ungkap Demokrasi Sejati Adalah Saat Suara Rakyat Didengar, Bukan Hanya Dipilih
-
Irine Gayatri BRIN Bedah 'Pasang Surut' Gerakan Rakyat
-
Skandal Rp 285 Triliun: Anak Riza Chalid Diduga Kantongi Rp3,07 T dari Korupsi Minyak
-
Jurnalis Myanmar Dorong Pembentukan Dewan Pers ASEAN, Perkuat Solidaritas Kebebasan Pers