Wakil Ketua DPR RI dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera Fahri Hamzah, memberikan penilaian atas kepemimpinan Presiden Joko Widodo selama menjabat sebagai Presiden. Menurut dia, Jokowi masih perlu belajar banyak terkait dengan situasi kebangsaan, terutama dalam hal politik.
"Pak Jokowi dianggap politisi barulah di kancah nasional, karena beliau baru berpindah dari Solo ke Jakarta. Menjadi pimpinan tertinggi di negara kita ini kan, dalam kurun waktu yang sangat singkat, saya kira kurang dari dua tahun," kata Fahri di DPR, Senayan, Jakarta, Senin (15/8/2016).
Fahri menambahkan, dalam menjalankan kepemimpinannya, Presiden perlu dukungan kuat dari semua pihak, termasuk dari DPR. Sebab, situasi di Indonesia yang begitu komplit, belum bisa ia baca secara utuh.
"Bisa dibilang beliau itu new kid on the block, orang baru. Sebetulnya dari awal, kita tahu juga di DPR tahu situasi Pak Jokowi, karena itu kita harus memberikan dukungan kepada beliau," ujar Fahri.
Namun demikian, Fahri juga menyoroti sistem yang berjalan di masa pemerintahan Presiden Jokowi. Katanya, masih banyak hal yang perlu diperbaiki.
"Tapi memang sistem di sekitar beliau harus diperbaiki. Karena beliau itu orang baru. Kan beliau nggak kenal orang, belum terbiasa dengan prosedur di tingkat nasional," tutur Fahri.
Salah satu kegagapan yang dialami Jokowi, dalam menjalankan pemerintahannya terlihat ketika memilih para menteri. Fahri menilai, tidak jarang Jokowi memilih menteri yang menimbulkan kontroversi di masyarakat.
"Misalnya dengan cara memilih menteri yang kontroversial. Dari awal kontroversial dulu. Dulu beliau ngajak KPK untuk menyeleksi menteri. Itu saya bilang salah, nggak ada itu tugas KPK nyeleksi menteri. Tapi ya, pencitraan kan," kata Fahri.
Karena kegagapan dalam memilih menteri, menurut Fahri, akhirnya Jokowi harus melakukan reshuffle kabinet. Tidak cuma itu, tapi masih banyak persoalan yang bergulir, yang membuktikan bahwa Jokowi tidak menguasai situasi secara utuh.
"Akhirnya di tengah jalan juga mengalami reshuffle. Reshuffle terakhir ini juga kontroversi. Dan banyak soal lain. Itu menandakan, Pak Jokowi banyak persoalan politik elite yang beliau belum menguasai," ujar Fahri.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 4 HP Flagship Turun Harga di Penghujung Tahun 2025, Ada iPhone 16 Pro!
- 5 Moisturizer Murah yang Mencerahkan Wajah untuk Ibu Rumah Tangga
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Nasib 8 ABK di Ujung Tanduk, Kapal Terbakar di Lampung, Tim SAR Sisir Lautan
-
30 Tahun Jadi TPS, Lahan Tiba-tiba Diklaim Pribadi, Warga Pondok Kelapa 'Ngamuk' Robohkan Pagar
-
Baju Basah Demi Sekolah, Curhat Pilu Siswa Nias Seberangi Sungai Deras di Depan Wapres Gibran
-
Mubes NU Tegaskan Konflik Internal Tanpa Campur Pemerintah, Isu Daftarkan SK ke Kemenkum Mencuat
-
Mendagri Bersama Menteri PKP Resmikan Pembangunan Hunian Tetap Korban Bencana di Tapanuli Tengah
-
Percepat Pemulihan Pascabencana, Mendagri Instruksikan Pendataan Hunian Rusak di Tapanuli Utara
-
Jabotabek Mulai Ditinggalkan, Setengah Juta Kendaraan 'Eksodus' H-5 Natal
-
Mubes Warga NU Keluarkan 9 Rekomendasi: Percepat Muktamar Hingga Kembalikan Tambang ke Negara
-
BNI Bersama BUMN Peduli Hadir Cepat Salurkan Bantuan Nyata bagi Warga Terdampak Bencana di Sumatra
-
Relawan BNI Bergabung dalam Aksi BUMN Peduli, Dukung Pemulihan Warga Terdampak Bencana di Aceh