Suara.com - Dalam kunjungan kerjanya ke Kabupaten Nias, Sumatera Utara, Presiden Joko Widodo melihat langsung potensi dari daerah tersebut yang dapat ditingkatkan ke depannya. Jokowi menitipkan pesan kepada pemerintah daerah setempat agar fokus terhadap pengembangan potensi pariwisata tersebut.
"Saya lihat dari atas pas turun, potensi terbesar ada dua menurut saya. Pertama, pariwisata. Kedua, perikanan. Dua ini kita harus fokus," kata Jokowi di Pendopo Kabupaten Nias, JUmat (19/8/2016).
Presiden Jokowi yang hadir bersama Ibu Negara Iriana Joko Widodo meyakini, bila Kabupaten Nias ini fokus pada dua potensi tersebut, pertumbuhan ekonomi daerah akan meningkat dengan tajam. Dia pun meminta pembangunan industri cold storage perikanan untuk dapat dimulai.
"Tapi sekali lagi, faktor keamanan sangat diperlukan. Faktor keterbukaan menerima investasi juga diperlukan. Faktor dalam menerima wisatawan juga harus terus disampaikan ke masyarakat," ujar dia.
Terkait dengan potensi wisata dan kaitannya dengan infrastruktur jalan di daerah tersebut, Jokowi menyatakan bahwa saat ini sudah tidak ada masalah yang berarti.
"Tadi saya lihat di beberapa ruas jalan, di sini insya Allah tidak ada masalah," tutur dia.
Perbaikan Infrastruktur Penunjang Pariwisata Nias
Jokowi mengaku sudah mendapatkan laporan mengenai segala permasalahan yang ada di daerah tersebut. Pemerintah daerah setempat mengeluhkan kekurangan listrik sebanyak 25 megawatt.
Saat ini pasokan listrik yang tersedia di Kabupaten Nias ialah sebesar 27 megawatt. Adapun berdasarkan perhitungan, Kabupaten Nias setidaknya membutuhkan 50 megawatt agar daerah tersebut tidak mengalami kekurangan listrik.
"Saya jawab langsung tadi. Saya tambah 25 megawatt. Yang sekarang ada 27, saya tambah 25 megawatt. Selesai nanti Oktober," ujar dia.
Ternyata, persoalan kekurangan listrik di Kabupaten Nias tak berhenti sampai di situ. Rupanya, pemerintah daerah setempat telah memperhitungkan kebutuhan listrik daerah apabila proyek pariwisata daerah tersebut berhasil berkembang.
"Kalau pariwisata di sini berkembang, masih kurang 25 megawatt," kata Jokowi menirukan laporan yang diterimanya tersebut.
Ia pun akhirnya menyanggupi untuk menambahkan sebesar 25 megawatt lagi pada akhir 2017. Sehingga total jumlah pasokan listrik yang akan dibangun pemerintah di Kabupaten Nias hingga akhir 2017 ialah sebesar 50 megawatt.
Namun demikian, Jokowi meminta pemerintah daerah setempat untuk juga berusaha mendatangkan investor yang mampu memajukan pariwisata daerah tersebut.
"Datangkan investor yang berkaitan dengan pariwisata, hotel-hotel, semua harus segera masuk. Tapi Pak Bupati dan gubernur memang rajin, waktu saya bicara ternyata sudah disiapkan," ungkap dia.
Selain persoalan pasokan listrik, keluhan soal infrastruktur bandara juga disampaikan kepada Jokowi. Runway bandara yang tidak mendukung kehadiran pesawat-pesawat besar merupakan ganjalan bagi daerah setempat untuk mengembangkan potensi pariwisatanya.
"Di sini runway bandaranya kurang panjang. Yang bisa terbang ke Nias hanya ATR, pesawat yang agak besar tidak bisa. Minta ditambah panjangnya. Ya, saya sanggupi," ucap dia.
Pada tahap pertama, pemerintah akan menambahkan panjang runway Bandara Binaka sepanjang 2.200 meter. Kemudian, pada tahap berikutnya, pemerintah menyanggupi untuk kembali menambahkannya sepanjang 2.800 meter.
"Ditambah jadi 2.200 di tahap pertama. Itu yang bomber sudah bisa masuk. Tahun depannya saya tambah 2.800. Berarti semua pesawat sudah bisa turun," terang dia.
Tampak hadir mendampingi Presiden dan Ibu Iriana, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Kesehatan Nila Moeloek, Menteri BUMN Rini Soemarno, Gubernur Sumatera Utara Tengku Erry Nuradi. Hadir pula Bupati Nias Sokhiatuto Laoly, Walikota Gunungsitoli Lakhomi Zaro Zebua, Bupati Nias Utara M Ingati Nazara, Bupati Nias Barat Faduhusi Daili, dan Bupati Nias Selatan Hilarius Duha.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Apa Jabatan Nono Anwar Makarim? Ayah Nadiem Makarim yang Dikenal Anti Korupsi
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
Pilihan
-
Studi Banding Hemat Ala Konten Kreator: Wawancara DPR Jepang Bongkar Budaya Mundur Pejabat
-
Jurus Baru Menkeu Purbaya: Pindahkan Rp200 Triliun dari BI ke Bank, 'Paksa' Perbankan Genjot Kredit!
-
Sore: Istri dari Masa Depan Jadi Film Indonesia ke-27 yang Dikirim ke Oscar, Masuk Nominasi Gak Ya?
-
CELIOS Minta MUI Fatwakan Gaji Menteri Rangkap Jabatan: Halal, Haram, atau Syubhat?
-
Hipdut, Genre Baru yang Bikin Gen Z Ketagihan Dangdut
Terkini
-
Usai Dicopot Prabowo, Benarkah Sri Mulyani Adalah Menteri Keuangan Terlama?
-
Inikah Ucapan yang Bikin Keponakan Prabowo, Rahayu Saraswati Mundur dari Senayan?
-
Suciwati: Penangkapan Delpedro Bagian dari Pengalihan Isu dan Bukti Rezim Takut Kritik
-
Viral Pagar Beton di Cilincing Halangi Nelayan, Pemprov DKI: Itu Izin Pemerintah Pusat
-
Temuan Baru: Brimob Dalam Rantis Sengaja Lindas Affan Kurniawan
-
PAN Tolak PAM Jaya Jadi Perseroda: Khawatir IPO dan Komersialisasi Air Bersih
-
CEK FAKTA: Isu Pemerkosaan Mahasiswi Beralmamater Biru di Kwitang
-
Blusukan Gibran Picu Instruksi Tito, Jhon: Kenapa Malah Warga yang Diminta Jaga Keamanan?
-
DPR Sambut Baik Kementerian Haji dan Umrah, Sebut Lompatan Besar Reformasi Haji
-
CEK FAKTA: Viral Klaim Proyek Mall di Leuwiliang, Benarkah?