Suara.com - Banjir bonus kembali dirasakan pasangan penyumbang satu-satunya medali emas untuk Indonesia di Olimpiade 2016 Rio de Janeiro, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir.
Kali ini, ganda campuran nomor satu Indonesia itu mendapat masing-masing sebuah rumah seharga Rp1,5 miliar yang diberikan oleh Perumahan Graha Padma, Semarang, yang merupakan anak perusahaan Djarum.
Serah terima rumah seluas 162 meter dengan bangunan 98 meter itu dilakukan dengan penyerahan kunci secara simbolik serta penandatangan akta rumah dengan notaris.
"Selamat untuk Owi dan Butet--sapaan akrab Tontowi dan Liliyana. Rumah ini sebagai apresiasi atas kemenangan kalian," kata Presiden Direktur Graha Padma Internusa Hendra Setiaji, di Semarang, Kamis (1/9/2016).
Acara penyerahan rumah tersebut disaksikan pula kedua orang tua Owi/Butet. Selain itu, hadir pula para legenda bulu tangkis seperti Christian Hadinata, Liem Swie King, Susy Susanti, Alan Budi Kusuma, Lius Pongoh, Minarti Timur, Rexy Mainaky, Maria Kristin, dan Richard Mainaky.
Selain mendapatkan rumah, Owi/Butet juga mendapatkan bonus uang senilai Rp1 miliar, TV Polytron 65 inchi, sehingga total bonus yang diberikan oleh Djarum sekitar Rp5 miliar.
"Senang sekali. Terimakasih untuk PB Djarum yang sudah mengapresiasi kemenangan saya dan Butet. Saya tidak melihat nilainya, tapi bagaimana perhatiannya. Mudah-mudahan PB Djarum bisa terus mendukung atlet ke depannya," kata Owi.
"Saya ucapkan syukur, Puji Tuhan, terimakasih kepada PB Djarum dengan apresiasi yang luar biasa dan perhatiannya kepada kami serta bulutangkis Indonesia. Semoga ini memberi semangat buat penerus dan bisa meneruskan tradisi kami meraih medali emas di Olimpiade berikutnya," Butet menimpali.
Baik Owi maupun Butet belum punya rencana menggunakan untuk apa saja bonusnya.
"Belum ada rencana, dinikmati dulu. Saya senang banget punya rumah di Semarang barangkali mau wisata di Jawa Tengah bisa mampir sini," tutur Butet.
Rumah Owi dan Butet saling bersebelahan, memiliki tiga kamar dan satu kamar pembantu. Owi mendapat rumah nomor 55, sedangkan rumah Butet nomor 53.
"Ini sebagai rasa syukur PB Djarum sejak 1969 membina atlet terus menerus hingga kejayaan bulu tangkis berkibar kembali. Owi/Butet, ini untuk kalian. Pesannya jangan sombong," ucap Program Direktur Bakti Olahraga Djarum Foundation, Yoppy Rosimin. (Antara)
Terpopuler
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
- Kompetisi Menulis dari AXIS Belum Usai, Gemakan #SuaraParaJuara dan Dapatkan Hadiah
- Ini 5 Shio Paling Beruntung di Bulan Oktober 2025, Kamu Termasuk?
- Rumah Tangga Deddy Corbuzier dan Sabrina Diisukan Retak, Dulu Pacaran Diam-Diam Tanpa Restu Orangtua
Pilihan
-
Dari Puncak JI ke Pangkuan Ibu Pertiwi: Kisah Abu Rusydan dan Komitmen Deradikalisasi Negara
-
Evakuasi Ponpes Al-Khoziny: Nihil Tanda Kehidupan, Alat Berat Dikerahkan Diirigi Tangis
-
Statistik Brutal Dean James: Bek Timnas Indonesia Jadi Pahlawan Go Ahead Eagles di Liga Europa
-
Harga Emas Antam Stagnan, Hari Ini Dibanderol Rp 2.235.000 per Gram
-
Poin-poin Utama UU BUMN: Resmi Disahkan DPR RI, Selamat Tinggal Kementerian BUMN
Terkini
-
Santai, Menkum Tak Masalah SK PPP Kubu Mardiono Digugat Kubu Supratmanto, Mengapa?
-
Jenderal Bintang 2 Pengawal Pasukan Perdamaian, Ini Sosok Mayjen TNI Taufik Budi Santoso
-
Soal Tangkap dan Adili Jokowi, Rocky Gerung: Harus Ada Proses, Dimulai di DPR atau Meja Pengadilan
-
Khawatir Kekuatan Disalahgunakan? Pesan Prabowo ke TNI: Jangan Khianati Bangsa dan Rakyat!
-
Dana Hibah Jatim Jadi Bancakan Berjemaah, Proyek Rakyat Cuma Kebagian Ampas
-
Dari Puncak JI ke Pangkuan Ibu Pertiwi: Kisah Abu Rusydan dan Komitmen Deradikalisasi Negara
-
Drama Eks Ketua DPRD Jatim Kusnadi: Pernah Dilaporkan Hilang, Pulang Jadi Tersangka Korupsi Rp32,2 M
-
Rekening Istri dan Staf Pribadi Jadi Penampung Aliran Dana Rp32,2 M Eks Ketua DPRD Jatim Kusnadi
-
Sebut Suku Dayak Punya Ilmu Hitam, Konten Kreator Riezky Kabah Diciduk Polisi di Jakarta
-
Kritik Gus Nadir soal Ambruknya Ponpes Al Khoziny: Kita Kerap Berlindung dari Kalimat 'Sudah Takdir'