Anggota Komisi III DPR dari Fraksi PDI Perjuangan Masinton Pasaribu [suara.com/Bagus Santosa]
Anggota Komisi III DPR dari Fraksi PDI Perjuangan Masinton Pasaribu mendukung KPK mengungkap indikasi 10 kepala daerah memiliki rekening gendut. Penelusuran harus dilakukan untuk memastikan apakah asal kekayaan para pejabat negara didapat secara halal atau haram.
"Negara kita tidak melarang untuk kaya. Tapi sumber kekayaannya juga harus diketahui publik. Jadi diselidiki saja dulu. Apakah informasi itu bersumber dari yang tidak sah atau melanggar hukum. Kalau ada begitu, ya diproses secara hukum," kata Masinton di DPR, Kamis (15/9/2016).
"Negara kita tidak melarang untuk kaya. Tapi sumber kekayaannya juga harus diketahui publik. Jadi diselidiki saja dulu. Apakah informasi itu bersumber dari yang tidak sah atau melanggar hukum. Kalau ada begitu, ya diproses secara hukum," kata Masinton di DPR, Kamis (15/9/2016).
Masinton mengatakan sekarang ini transparansi dan akuntabilitas menjadi tuntutan. Itu sebabnya, sumber dana para pejabat negara, baik di tingkat daerah atau pusat, harus diketahui.
"Jadi kalau rekeningnya jumbo itu perlu diselidiki oleh KPK kalau memang sumbernya berasal dari tidak sah dan memanfaatkan jabatan kan ada UU tipikor," tuturnya.
Kemarin, Ketua KPK Agus Rahardjo mengatakan tengah menelusuri sepuluh kepala daerah yang memiliki rekening gendut. Saat ini, KPK sedang mengumpulkan alat bukti untuk memastikan apakah uang mereka didapat secara halal atau haram.
"KPK selalu langkah lebih lanjut kalau ada dua alat bukti yang kuat," kata Ketua KPK Agus Rahardjo di Royal Kuningan Hotel, Kuningan, Jakarta Selatan.
Agus mengatakan setelah penyidik mendapatkan dua alat bukti, mereka pasti akan langsung dijadikan tersangka.
"Meski orang itu nggak datang, ya kita naikkan (ke penyidikan)," katanya.
Mengenai identitas sepuluh kepala daerah, Agus masih merahasiakan.
"Saya nggak hafal karena memang banyak," kata Agus.
Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo mengaku prihatin setelah mendapat laporan dari Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan yang menyebutkan ada sepuluh kepala daerah berekening gendut dan melakukan transaksi mencurigakan. Dia meminta KPK atau kejaksaan untuk mengusutnya.
"Kalau terus dituding, diduga, kan rasanya tidak nyaman bagi kepala daerah yang bersangkutan," kata Tjahjo.
"Jadi kalau rekeningnya jumbo itu perlu diselidiki oleh KPK kalau memang sumbernya berasal dari tidak sah dan memanfaatkan jabatan kan ada UU tipikor," tuturnya.
Kemarin, Ketua KPK Agus Rahardjo mengatakan tengah menelusuri sepuluh kepala daerah yang memiliki rekening gendut. Saat ini, KPK sedang mengumpulkan alat bukti untuk memastikan apakah uang mereka didapat secara halal atau haram.
"KPK selalu langkah lebih lanjut kalau ada dua alat bukti yang kuat," kata Ketua KPK Agus Rahardjo di Royal Kuningan Hotel, Kuningan, Jakarta Selatan.
Agus mengatakan setelah penyidik mendapatkan dua alat bukti, mereka pasti akan langsung dijadikan tersangka.
"Meski orang itu nggak datang, ya kita naikkan (ke penyidikan)," katanya.
Mengenai identitas sepuluh kepala daerah, Agus masih merahasiakan.
"Saya nggak hafal karena memang banyak," kata Agus.
Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo mengaku prihatin setelah mendapat laporan dari Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan yang menyebutkan ada sepuluh kepala daerah berekening gendut dan melakukan transaksi mencurigakan. Dia meminta KPK atau kejaksaan untuk mengusutnya.
"Kalau terus dituding, diduga, kan rasanya tidak nyaman bagi kepala daerah yang bersangkutan," kata Tjahjo.
Komentar
Berita Terkait
-
Usai Diperiksa KPK, Deputi Gubernur BI Jelaskan Aturan Dana CSR
-
KPK Selidiki Waktu dan Modus Dugaan Aliran Uang Ridwan Kamil ke Selebgram Lisa Mariana
-
Lisa Mariana Diperiksa KPK: Diduga Terima Aliran Dana Korupsi Bank BJB dari Ridwan Kamil
-
15 Mobilnya Disita KPK, Satori Berdalih untuk Showroom dan Dibeli Sebelum Jadi Anggota DPR
-
Dugaan Korupsi BJB Ridwan Kamil: Lisa Mariana Ngaku Terima Duit, Sekalian Buat Modal Pilgup Jakarta?
Terpopuler
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Ameena Akhirnya Pindah Sekolah Gegara Aurel Hermanyah Dibentak Satpam
- Cara Edit Foto yang Lagi Viral: Ubah Fotomu Jadi Miniatur AI Keren Pakai Gemini
- Pemain Keturunan Rp 20,86 Miliar Hubungi Patrick Kluivert, Bersedia Bela Timnas Oktober Nanti
- Ramai Reshuffle Kabinet Prabowo, Anies Baswedan Bikin Heboh Curhat: Gak Kebagian...
Pilihan
-
Dugaan Korupsi BJB Ridwan Kamil: Lisa Mariana Ngaku Terima Duit, Sekalian Buat Modal Pilgup Jakarta?
-
Awas Boncos! 5 Trik Penipuan Online Ini Bikin Dompet Anak Muda Ludes Sekejap
-
Menkeu Purbaya Sebut Mulai Besok Dana Jumbo Rp200 Triliun Masuk ke Enam Bank
-
iPhone di Tangan, Cicilan di Pundak: Kenapa Gen Z Rela Ngutang Demi Gaya?
-
Purbaya Effect, Saham Bank RI Pestapora Hari Ini
Terkini
-
Usai Diperiksa KPK, Deputi Gubernur BI Jelaskan Aturan Dana CSR
-
Emas & Ribuan Dollar Lenyap di Pesawat Wings Air Viral, Pramugari Dituduh Jadi Pelaku
-
CEK FAKTA: Isu DPR Sahkan UU Perampasan Aset Usai Demo Agustus 2025
-
7 Cara Melindungi Kulit dan Rambut dari Polusi Udara, Wajib Rutin Keramas?
-
Rehat dari Sorotan, Raffi Ahmad Setia Dampingi Ibunda Amy Qanita Berobat di Singapura
-
Gerakan Muda Lawan Kriminalisasi Tuntut Prabowo Bebaskan Aktivis dan Hentikan Kekerasan Negara
-
Revolusi Pendidikan Digital Prabowo: 330 Ribu Sekolah Bakal Punya 'Guru Terbaik' via Layar Pintar
-
KPK Selidiki Waktu dan Modus Dugaan Aliran Uang Ridwan Kamil ke Selebgram Lisa Mariana
-
Alarm Merah RAPBN 2026, DPD RI Protes Keras Anggaran Daerah Dipangkas
-
Emil Dardak Ungkap Kejanggalan dalam Aksi Pembakaran Gedung Grahadi