Suara.com - Jumlah pendaki yang naik ke puncak Gunung Lawu melalui jalur Cemoro Sewu, Plaosan, Magetan, Jawa Timur meningkat tajam di malam 1 Suro atau malam pergantian Tahun Baru Islam 1438 Hijriah yang mencapai hingga ratusan orang.
"Kalau pendakian pada akhir pekan biasa hanya berkisar 50 hingga 100 orang saja. Sedangkan pada momentum malam Suro bisa mencapai 500 orang lebih," ujar Kholil, petugas Perum Perhutani KPH Lawu Ds yang berjaga di Pos Pendakian Jalur Cemoro Sewu, Sabtu (1/10/2016).
Melihat dari tahun lalu pada momentum yang sama, jumlah pendaki di Gunung Lawu bisa mencapai hampir 5.000 orang. Mereka mendaki melalui dua jalur resmi yakni Cemoro Sewu dan Cemoro Kandang, serta melalui jalur liar.
Menurut dia, sejak Sabtu sore kawasan Cemoro Sewu sudah ramai didatangi para pendaki yang hendak mendaki gunung di perbatasan Provinsi Jawa Timur dengan Jawa Tengah tersebut.
Para pendaki tersebut memiliki banyak tujuan. Ada yang hanya ingin menikmati liburan dengan mendaki gunung ataupun tujuan melakukan ritual "Suroan" di puncak Gunung Lawu. Para pendaki tersebut berasal dari berbagai daerah, mulai dari wilayah Magetan dan sekitarnya hingga luar kota dan luar provinsi.
Meski meningkat dibandingkan hari biasa, namun ia memperkirakan jumlah pendaki yang mendaki Gunung Lawu pada momentum malam 1 Suro atau malam pergantian Tahun Baru Islam 1438 Hijriah kali ini berkurang dari tahun lalu.
"Hal itu karena dipengaruhi oleh cuaca. Pada tahun lalu cuaca saat Suroan sedang musim kemarau, sedangkan tahun ini cederung hujan," kata dia.
Meski hujan, secara umum mendaki di Gunung Lawu relatif aman jika para pendaki memiliki segala perlengkapan yang dibutuhkan untuk mendaki. Pihaknya mengimbau para pendaki untuk berhati-hati karena dimungkinkan kondisi puncak Lawu akan hujan. Salah satu pendaki, Widodo mengaku mengajak keluarganya mendaki Gunung Lawu pada tahun ini. Ia sengaja memilih Gunung Lawu karena jalurnya relatif aman, terlebih bagi pemula.
"Saya ajak istri dan anak untuk mendaki Gunung Lawu sambil menikmati liburan. Kebetulan memang mometumnya bertepatan dengan Suroan," kata Widodo.
Untuk menjaga keamanan dan kenyamanan, ia telah mempersiapkan perbekalan standar untuk mendaki gunung. Di antaranya tenda, pakaian hangat, makanan, obat-obatan, dan alat-alat lainnya yang diperlukan. (Antara)
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 4 HP Flagship Turun Harga di Penghujung Tahun 2025, Ada iPhone 16 Pro!
- 5 Moisturizer Murah yang Mencerahkan Wajah untuk Ibu Rumah Tangga
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Tragedi Tol Krapyak: Kecelakaan Maut Bus PO Cahaya Trans Tewaskan 16 Orang, Disopiri Sopir Cadangan
-
Menko Yusril Jelaskan Alasan Pemerintah Pilih Terbitkan PP Atur Penugasan Polisi di Jabatan Sipil
-
Kena OTT KPK, Kajari HSU Dicopot Jaksa Agung, Satu Anak Buahnya Kini Jadi Buronan
-
Pramono Anung Siapkan Insentif untuk Buruh di Tengah Pembahasan UMP 2026
-
Waka BGN Minta Maaf Usai Dadan Dianggap Tak Berempati: Terima Kasih Rakyat Sudah Mengingatkan
-
Ogah Berlarut-larut, Pramono Anung Targetkan Pembahasan UMP Jakarta 2026 Rampung Hari Ini
-
Blak-blakan Dino Patti Djalal Kritik Menlu Sugiono agar Kemlu Tak Raih Nilai Merah
-
Tragedi Maut di Exit Tol Krapyak Semarang: Bus Cahaya Trans Terguling, 15 Nyawa Melayang
-
Pesan Hari Ibu Nasional, Deteksi Dini Jadi Kunci Lindungi Kesehatan Perempuan
-
BRIN Pastikan Arsinum Aman dan Optimal Penuhi Kebutuhan Air Minum Pengungsi Bencana Sumatera