Suara.com - Menteri Politik Hukum dan Keamanan Wiranto mengatakan saat ini pemerintah tengah mencari keberadaan dokumen laporan tim pencari fakta kasus aktivis HAM Munir Said Thalib. Dia meminta masyarakat bersabar.
"Masa bolak-balik dijelasin tiap hari. Kan sudah ada proses pencariannya. Ya tunggu saja," kata Wiranto usai menghadiri ulang tahun HUT ketujuh Fraksi Hanura di DPR, Rabu (19/10/2016).
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo memerintahkan Jaksa Agung M. Prasetyo untuk mencari hasil kerja TPF. Jokowi mengatakan temuan TPF selama ini tidak pernah disimpan di Kementerian Sekretaris Negara.
"Sudah saya perintahkan kepada jaksa agung untuk mencari dan melihat di mana hasil TPF itu," kata Presiden Jokowi di Istana Negara, Jakarta, Kamis (13/10/2016).
Jaksa Agung Prasetyo mengatakan akan menelusurinya. Kejaksaan Agung, katanya, belum pernah menerima hasil temuan tersebut.
"Presiden meminta untuk menelusuri, kami akan lakukan. Yang pasti kami akan telusuri di mana dokumen tersebut," kata Prasetyo di Kejaksaan Agung, Kamis (13/10/2016).
Keberadaan dokumen TPF tak diketahui setelah Komisi Informasi Publik mengabulkan gugatan Kontras dan LBH Jakarta serta keluarga Munir, Senin (10/10/2016). KIP memerintahkan agar dokumen tersebut dibuka. Mereka menggugat agar pemerintah membuka data laporan akhir TPF ke publik. Tujuannya supaya kasus tersebut dibongkar dan otak pembunuh Munir diadili.
Kementerian Sekretaris Negara menyatakan tidak tahu keberadaan laporan akhir TPF kasus Munir.
"Perlu kami sampaikan, bahwa Kemensetneg tidak memiliki, menguasai dan mengetahui keberadaan laporan TPF meninggalnya Munir," kata Asisten Deputi Hubungan Masyarakat Kemensetneg Masrokhan dalam siaran pers, Selasa (11/10/2016).
Berita Terkait
-
Racun di Atas Awan: Mengenang Kembali Tragedi Pembunuhan Munir di September Hitam
-
Geruduk Komnas HAM, KASUM Tuntut Pembunuhan Munir Ditetapkan Sebagai Pelanggaran HAM Berat!
-
Kasus Munir Mati Suri di Tangan Komnas HAM, Aktivis: Laporannya Entah ke Mana!
-
Pembunuhan Munir Tak Kunjung Ditetapkan Sebagai Pelanggaran HAM, Komnas Dinilai Lakukan Impunitas!
-
Masih Gelap, Dua Dekade Munir Diracun di Udara, Amnesty International: Padahal Masih Ada Peluang Hukum
Terpopuler
- Siapa Saja 5 Pelatih Tolak Melatih Timnas Indonesia?
- 5 Rekomendasi Bedak Cushion Anti Longsor Buat Tutupi Flek Hitam, Cocok Untuk Acara Seharian
- 10 Sepatu Jalan Kaki Terbaik dan Nyaman dari Brand Lokal hingga Luar Negeri
- 5 Pilihan Sunscreen Wardah dengan SPF 50, Efektif Hempas Flek Hitam hingga Jerawat
- 23 Kode Redeem FC Mobile 6 November: Raih Hadiah Cafu 113, Rank Up Point, dan Player Pack Eksklusif
Pilihan
-
PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
-
Menkeu Purbaya Segera Ubah Rp1.000 jadi Rp1, RUU Ditargetkan Selesai 2027
-
Menkeu Purbaya Kaji Popok Bayi, Tisu Basah, Hingga Alat Makan Sekali Pakai Terkena Cukai
-
Comeback Dramatis! Persib Bandung Jungkalkan Selangor FC di Malaysia
-
Bisnis Pizza Hut di Ujung Tanduk, Pemilik 'Pusing' Berat Sampai Berniat Melego Saham!
Terkini
-
Polisi Temukan Serbuk Pemicu Ledakan di Rumah Terduga Pelaku Peledakan SMAN 72
-
Densus 88 Terlibat Dalami Motif Terduga Pelaku Peledakan di SMAN 72
-
Blak-blakan Sebut Soeharto Diktator, Cerita 'Ngeri' Putri Gus Dur Dihantui Teror Orba Sejak SMP
-
Sindiran Pedas PDIP usai Jokowi Dukung Soeharto Pahlawan: Sakit Otaknya!
-
Masuk Komisi Reformasi Polri Bentukan Prabowo: Sepak Terjang Idham Azis, Nyalinya Gak Kaleng-kaleng!
-
Menkeu Purbaya Bakal Redenominasi Rupiah, Apa Manfaatnya?
-
Alasan Presiden Mahasiswa UIN A.M. Sangadji Ambon Dukung Soeharto Jadi Pahlawan Nasional
-
Jenguk Korban Ledakan SMAN 72, Mensos Pastikan Biaya Pengobatan Ditanggung Pemerintah
-
Siswa Terduga Kasus Bom Rakitan di SMAN 72 Korban Bullying, Begini Kata Pengamat Teroris
-
Hadirkan Pemerataan Pembangunan Sampai ke Papua, Soeharto Dinilai Layak Sandang Pahlawan Nasional