Suara.com - Ketua DPD Partai Gerindra DKI Jakarta Mohamad Taufik menilai program pemberantasan tikus dengan cara membayar Rp20 ribu kepada siapa pun yang berhasil menangkapnya, hanya mengada-ada.
"Program apa itu? Ngada-ngada saja. Apalagi setiap orang yang menangkap tikus akan dibayar Rp20 ribu per ekor. Terus dikumpul di kelurahan. Nanti kelurahannya jadi biang penyakit. Kan tikusnya itu biang penyakit," kata Taufik di Jakarta, Kamis (20/10/2016).
Menurut Taufik program tersebut bukan solusi tepat.
Dia curiga program tersebut merupakan salah satu upaya untuk menaikkan citra Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menjelang Pilkada Jakarta.
"Saya kira aneh saja program ini. Saya kira ini rangkaian pencitraanlah. Karena Ahok melakukan berbagai hal untuk pencitraan. Salah satunya ya dengan membeli tikus," tutur Taufik.
Menurut perwakilan tim sukses pasangan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno seharusnya lurah protes kebijakan tersebut. Soalnya nanti kelurahan akan dijadikan tempat penampungan tikus.
"Buat saya aneh saja. Gubernur beli tikus. Terus kelurahan jadi sarana pengumpul tikus. Lurahnya harus protes dong. Ini lurahnya juga, protes dong. Atau takut kali ya, takut dengan jabatannya," kata Taufik.
"Kalau tikus ditampung di kelurahan, kelurahannya jadi biang penyakit, karena tikus itu kan wabah penyakit juga," Taufik menambahkan.
Lebih jauh, Taufik menyarankan kepada pemerintah Jakarta, ketimbang mengurusi tikus, lebih baik urus warga miskin yang jumlahnya masih banyak.
"Daripada ngurusi tikus, lebih baik ngurusi orang miskin itu. Orang sekarang yang tinggal di rumah susun itu banyak yang mau hengkang karena tidak kuat lagi bayar. Lebih baik itu yang diurusin daripada ngurusin tikus," kata Taufik.
BERITA MENARIK LAINNYA:
Jessica Dianggap Menipu, Seperti Ini Selnya yang Nyaman di Polda
Ini Penjelasan Foto Jessica Selonjoran di Sofa yang Menghebohkan
BBM Satu Harga, Fadli Zon: Jangan-jangan Jokowi Cuma Pencitraan!
Berita Terkait
-
7 Trik Usir Tikus dari Mesin Mobil, Nomor 4 Jarang Diketahui
-
6 Cara Agar Rumah Bebas Tikus: Tips Ampuh dan Mudah Dilakukan
-
Jenazah Ditutup Sprei hingga Racun Tikus, Fakta Mengerikan Kematian Ipar Antony
-
Ojol Tewas, Ahok Sebut DPR Takut: Kenapa Tidak Berani Terima Orang Demo?
-
Bupati Indramayu Siapkan 10 Ribu Ekor Ular
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Gerakan 'Setop Tot tot Wuk wuk' Sampai ke Istana, Mensesneg: Semau-maunya Itu
-
Koalisi Sipil Kritik Batalnya Pembentukan TGPF Kerusuhan Agustus: Negara Tak Dengarkan Suara Rakyat!
-
Menkeu Purbaya Bahas Status Menteri: Gengsi Gede Tapi Gaji Kecil
-
Semua Agama Dapat Porsi, Menag Nazaruddin Umar: Libur Nasional 2026 Sudah Adil
-
Presiden Prabowo 'Ketok Palu!' IKN Resmi Jadi Ibu Kota Politik 2028 Lewat Perpres Baru
-
Penggugat Ijazah Gibran Bantah Bagian dari Musuh Keluarga Jokowi: Saya Tidak Sedang Mencari Musuh!
-
Rekam Jejak Wahyudin Anggota DPRD Gorontalo, Narkoba hingga Video Rampok Uang Negara
-
Bongkar Gurita Korupsi Pertamina, Kejagung Periksa Jaringan Lintas Lembaga
-
Guntur Romli Murka, Politikus PDIP 'Rampok Uang Negara' Terancam Sanksi Berat: Sudah Masuk Evaluasi!
-
Dasco: UU Anti-Flexing Bukan Sekadar Aturan, tapi Soal Kesadaran Moral Pejabat