Suara.com - Gelar perkara dugaan penodaan agama yang dituduhkan kepada Gubernur Jakarta nonaktif Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) akan dilakukan Bareskrim Polri pada pekan depan.
"Gelar perkara minggu depan, minggu ini memeriksa saksi-saksi yang belum diperiksa. Minggu ini kita harapkan delapan orang lagi termasuk pelapor," ujar Kepala Bagian Penerangan Umum Mabes Polri, Komisaris Besar Rikwanto di Bareskrim Polri, Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (7/11/2016).
Dari delapan saksi yang akan diperiksa, di antaranya Buni Yani, orang yang mengunggah potongan rekaman video Ahok ketika mengucapkan surat Al Maidah ayat 51 di Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu.
Menurut Rikwanto video yang diunggah Buni Yani telah mengalami perubahan. Itu sebabnya, penyidik akan meminta keterangan Buni Yani dan pakar.
"Memang itu diedit, dipotong. Durasi panjang satu jam kurang lebih, diambil penggalan saja. Ya nanti yang akan mengulas adalah keterangan ahli," katanya.
Penyidik, katanya, juga mendalami caption video yang ditulis Buni Yani di Facebook dengan tanpa menyantumkan kata "pakai," padahal dalam rekaman ada kata "pakai."
"Di video asli ada kata 'pakai,' tapi ditranskrip tidak ada kata 'pakai.' Substansi sejauh apa, argumen sejauh apa, akan kita nilai nanti," kata Rikwanto.
Pengacara Buni Yani menegaskan Buni Yani tidak memotong dan mengedit video.
"Video itu tidak diedit, di bawahnya hanya ada caption, apakah penistaan agama, tanda tanya, lalu dibohongi surat Al Maidah titik-titik. Tidak ada transkrip, kalau ada, ini adalah transkrip Ahok, baru, nah, itu tidak ada. Tidak diedit, tidak diotak-atik," kata Aldwin Rahadian dalam jumpa pers di Wisma Kodel, Jalan Rasuna Said, Jakarta Selatan.
Buni Yani mengakui memang tidak memakai kata "pakai" dalam caption yang dia tulis. Kalimat seharusnya: "Dibohongi pakai surat Al Maidah 51." Tetapi menjadi: "Dibohongi Surat Al Maidah 51."
Permohonan maaf Buni Yani di acara Indonesia Lawyer Club yang disiarkan tvOne pada 11 Oktober 2016, menurut Aldwin, lebih karena dia ingin menunjukkan sikap khas orang Timur. Aldwin menegaskan permintaan maaf Buni Yani bukan karena dia mengakui mengedit video.
"Pak Buni Yani itu orang yang polos dan mengutarakan apa adanya, dan dia bilang kalau itu caption saya salah, saya mohon maaf, betul, tapi itu tidak salah. Dia menulis karena ada opini, bahwa dia potong video, ada yang mendesak dia, makanya dia bilang kalau memang saya menulis itu salah, saya mohon maaf, tapi itu tidak salah saya lihat," kata Aldwin.
Berita Terkait
-
Ojol Tewas, Ahok Sebut DPR Takut: Kenapa Tidak Berani Terima Orang Demo?
-
Ahok Ikut Komentar Soal Kenaikan Gaji Anggota DPR: Mau Rp1 Miliar Sebulan Oke
-
Ahok Tak Masalah kalau Gaji Anggota DPR Rp1 Miliar Sebulan, Tapi Tantang Transparansi Anggaran
-
CEK FAKTA: Ahok Sebut Jokowi Terseret Korupsi Pertamina Rp 193,7
-
Buni Yani Comeback: Dulu Sukses Penjarakan Ahok, Kini Ikutan 'Kuliti' Isu Ijazah Jokowi, Siapa Dia?
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Tak Mau Naikkan Tarif Listrik Meski Subsidi Berkurang
-
Ratu Tisha Lengser: Apa yang Sebenarnya Terjadi di Balik Layar PSSI?
-
Istana Tanggapi Gerakan 'Stop Tot Tot Wuk Wuk' di Media Sosial: Presiden Aja Ikut Macet-macetan!
-
Emil Audero Jadi Kunci! Cremonese Bidik Jungkalkan Parma di Kandang
-
DPR Usul Ada Tax Amnesty Lagi, Menkeu Purbaya Tolak Mentah-mentah: Insentif Orang Ngibul!
Terkini
-
Cinta Segitiga Berujung Maut: Pemuda Cilincing Tewas Ditikam Pisau 30 Cm oleh Rival Asmara
-
Narasi Prabowo - Gibran Dua Periode Disorot: Orientasi Kekuasaan Jauh Lebih Dominan?
-
Imbas Pasutri di Cakung Ribut: Rumah Ludes Dibakar, Suami Dipenjara, Istri-Mertua Luka-luka!
-
Rocky Gerung Bongkar Borok Sistem Politik!
-
Wahyudin Moridu Ternyata Mabuk saat Ucap 'Mau Rampok Uang Negara', BK DPRD Gorontalo: Langgar Etik!
-
Indonesia di Ambang Amarah: Belajar dari Ledakan di Nepal, Rocky Gerung dan Bivitri Beri Peringatan!
-
Ganggu Masyarakat, Kakorlantas Bekukan Penggunaan Sirene "Tot-tot Wuk-wuk"
-
Angin Segar APBN 2026, Apkasi Lega TKD Bertambah Meski Belum Ideal
-
Digerebek Satpol PP Diduga Sarang Prostitusi, Indekos di Jakbar Bak Hotel: 3 Lantai Diisi 20 Kamar!
-
Usai Siswa Keracunan Massal, DPR Temukan Ribuan SPPG Fiktif: Program MBG Prabowo Memang Bermasalah?