Suara.com - Di tengah memanasnya situasi politik, Presiden Joko Widodo makan siang bersama Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri ke Istana Merdeka, Jakarta, Senin (21/11/2016), siang.
Mereka makan siang di ruang makan menghadap meja bundar. Di atas meja tersaji berbagai menu makanan, seperti bakmie goreng, bakmie godok, tahu, tempe, cumi-cumi, bermacam sayur-sayuran serta buah buahan.
Sebagai simbol penghormatan, Jokowi mengambilkan nasi untuk Megawati, sebelum Jokowi mengambil nasi untuk dirinya sendiri.
Yang lebih menarik lagi ialah ternyata makanan lezat yang melimpah di meja makan tadi merupakan bawaan Megawati. Hal itu diungkapkan sendiri oleh Jokowi usai makan siang, ketika jumpa pers di beranda belakang Istana Merdeka.
"Tadi makananya sudah lihat semua, tapi bukan saya yang masak. Yang membawa Ibu (Mega), beliau membawa bakmie godok dan bakmie goreng untuk dimakan di Istana. Ditraktir," kata Jokowi.
Yang menjadi pertanyaan kemudian adalah apa sesungguhnya yang hendak diisyaratkan Jokowi melalui peristiwa siang hari ini?
Seperti diketahui, Jokowi merupakan tokoh yang sering mengisyaratkan sesuatu melalui bahasa simbol. Itu dilakukannya sejak dia menjadi Wali Kota Solo, kemudian menjabat Gubernur Jakarta, sampai memimpin negeri ini.
Bahasa simbol Jokowi kerab membingungkan lawan-lawan politiknya.
Contohnya, ketika isu gerakan 4 November muncul, Jokowi mengunjungi Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto di Hambalang, Bogor, Jawa Barat. Lalu, mereka makan siang bersama dan diakhiri naik kuda.
Setelah itu, Jokowi mengundang tokoh-tokoh agama dari Jawa Barat dan Banten. Massa yang ikut demonstrasi 4 November sebagian berasal dari dua provinsi itu.
Disusul kemudian, Jokowi mengunjungi unsur-unsur militer yang kemudian disebut-sebut sebagai konsolidasi militer.
Konsolidasi terus berlanjut di tengah munculnya isu demonstrasi 25 November yang kemudian berubah menjadi 2 Desember.
Berita Terkait
-
Jokowi Ngotot Prabowo-Gibran 2 Periode, Manuver Politik atau Upaya Selamatkan Ijazah Gibran?
-
Bloomberg New Economy Itu Apa? Jokowi Resmi Ditunjuk Jadi Dewan Penasihat
-
Jokowi Jadi Penasihat Bloomberg New Economy: Peran Baru usai Purnatugas
-
Bongkar Penampakan Ijazah Gibran dengan Alumni MDIS Singapura, Apakah Sama?
-
Intip Riwayat Pendidikan 3 Menantu Jokowi, Siapa Paling Mentereng?
Terpopuler
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 September: Klaim Pemain 108-112 dan Hujan Gems
- Thom Haye Akui Kesusahan Adaptasi di Persib Bandung, Kenapa?
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Saham DADA Terbang 2.000 Persen, Analis Beberkan Proyeksi Harga
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
Pilihan
-
Profil Agus Suparmanto: Ketum PPP versi Aklamasi, Punya Kekayaan Rp 1,65 Triliun
-
Harga Emas Pegadaian Naik Beruntun: Hari Ini 1 Gram Emas Nyaris Rp 2,3 Juta
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
Terkini
-
Tak Mau PPP Terbelah, Agus Suparmanto Sebut Klaim Mardiono Cuma Dinamika Biasa
-
Zulhas Umumkan 6 Jurus Atasi Keracunan Massal MBG, Dapur Tak Bersertifikat Wajib Tutup!
-
Boni Hargens: Tim Transformasi Polri Bukan Tandingan, Tapi Bukti Inklusivitas Reformasi
-
Lama Bungkam, Istri Arya Daru Pangayunan Akhirnya Buka Suara: Jangan Framing Negatif
-
Karlip Wartawan CNN Dicabut Istana, Forum Pemred-PWI: Ancaman Penjara Bagi Pembungkam Jurnalis!
-
AJI Jakarta, LBH Pers hingga Dewan Pers Kecam Pencabutan Kartu Liputan Jurnalis CNN oleh Istana
-
Istana Cabut kartu Liputan Wartawan Usai Tanya MBG ke Prabowo, Dewan Pers: Hormati UU Pers!
-
PIP September 2025 Kapan Cair? Cek Nominal dan Ketentuan Terkini
-
PLN Perkuat Keandalan Listrik untuk PHR di WK Rokan Demi Ketahanan Energi Nasional
-
PN Jaksel Tolak Praperadilan, Eksekusi Terpidana Kasus Pencemaran Nama Baik JK Tetap Berlanjut