Presiden Joko Widodo dan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri makan siang di Istana Merdeka, Jakarta [suara.com/Erick Tanjung]
Dalam jumpa pers di beranda belakang Istana Merdeka, siang tadi, Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri mengungkapkan salah satu topik yang dibicarakan bersama Presiden Joko Widodo. Dalam konferensi pers, Megawati duduk bersama Jokowi.
Megawati mengatakan tadi membahas situasi dan permasalahan menjelang pilkada serentak yang akan diselenggarakan pada 2017.
"Kami tadi sudah banyak berbincang, seperti yang Bapak Presiden katakan bahwa kami sering bertemu dan diskusikan hal-hal yang terjadi. Saya katakan pada beliau yang patut diingatkan pada warga bangsa, kita ini negara hukum, kita punya aturan-aturan yang mengikat pada semua warga negara," kata Megawati.
Salah satu masalah yang dibahas adalah yang terjadi menjelang pilkada Jakarta.
Menurut Megawati situasi menjelang pilkada Jakarta sengaja dibuat oleh kekuatan politik tertentu. Hal ini merujuk pada situasi politik pilkada yang panas, ditambah lagi dengan kasus dugaan penistaan agama yang dituduhkan kepada calon petahana gubernur Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Ahok merupakan kandidat yang diusung PDI Perjuangan bersama Hanura, Nasdem, dan Golkar. Ahok berduet dengan kader PDI Perjuangan Djarot Saiful Hidayat.
"Pilkada ini kan sudah berjalan dari sejak dulu, hanya sekarang ini ada sebuah hal yang menurut saya justru dibuat sedemikian rupa, yang membesarkan (situasi) pilkada di Jakarta," ujar dia.
Megawati mengatakan selama ini sudah sering menyampaikan kepada semua pihak untuk sama-sama menjaga situasi pilkada agar berlangsung damai.
"Seharusnya kita sendiri menjaga (situasi dan kondisi pilkada). Saya berulang kali minta ke media, pers bahwa jangan ikut memanasi, tapi ikut menyejukkan, karena nanti yang menderita rakyat di bawah yang tidak mengerti apa-apa," tutur dia.
Megawati menyontohkan demonstrasi pada 4 November yang mengangkat isu menuntut Ahok diproses secara hukum. Menurut Megawati massa yang dimobilisasi organisasi masyarakat untuk ikut unjuk rasa sebenarnya banyak yang tidak mengerti persoalan sesungguhnya.
"Kalau saya perhatikan pada 4 November kemarin, itu kelihatan sekali bahwa banyak mereka yang tidak mengerti, yang dibawa untuk ikut serta. Lalu dikatakan kalau sejak awal sudah damai, diujungnya semua juga melihat ada yang (peristiwa) justru menjadi tidak baik," kata Megawati.
Megawati mengatakan tadi membahas situasi dan permasalahan menjelang pilkada serentak yang akan diselenggarakan pada 2017.
"Kami tadi sudah banyak berbincang, seperti yang Bapak Presiden katakan bahwa kami sering bertemu dan diskusikan hal-hal yang terjadi. Saya katakan pada beliau yang patut diingatkan pada warga bangsa, kita ini negara hukum, kita punya aturan-aturan yang mengikat pada semua warga negara," kata Megawati.
Salah satu masalah yang dibahas adalah yang terjadi menjelang pilkada Jakarta.
Menurut Megawati situasi menjelang pilkada Jakarta sengaja dibuat oleh kekuatan politik tertentu. Hal ini merujuk pada situasi politik pilkada yang panas, ditambah lagi dengan kasus dugaan penistaan agama yang dituduhkan kepada calon petahana gubernur Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Ahok merupakan kandidat yang diusung PDI Perjuangan bersama Hanura, Nasdem, dan Golkar. Ahok berduet dengan kader PDI Perjuangan Djarot Saiful Hidayat.
"Pilkada ini kan sudah berjalan dari sejak dulu, hanya sekarang ini ada sebuah hal yang menurut saya justru dibuat sedemikian rupa, yang membesarkan (situasi) pilkada di Jakarta," ujar dia.
Megawati mengatakan selama ini sudah sering menyampaikan kepada semua pihak untuk sama-sama menjaga situasi pilkada agar berlangsung damai.
"Seharusnya kita sendiri menjaga (situasi dan kondisi pilkada). Saya berulang kali minta ke media, pers bahwa jangan ikut memanasi, tapi ikut menyejukkan, karena nanti yang menderita rakyat di bawah yang tidak mengerti apa-apa," tutur dia.
Megawati menyontohkan demonstrasi pada 4 November yang mengangkat isu menuntut Ahok diproses secara hukum. Menurut Megawati massa yang dimobilisasi organisasi masyarakat untuk ikut unjuk rasa sebenarnya banyak yang tidak mengerti persoalan sesungguhnya.
"Kalau saya perhatikan pada 4 November kemarin, itu kelihatan sekali bahwa banyak mereka yang tidak mengerti, yang dibawa untuk ikut serta. Lalu dikatakan kalau sejak awal sudah damai, diujungnya semua juga melihat ada yang (peristiwa) justru menjadi tidak baik," kata Megawati.
Komentar
Berita Terkait
-
Jokowi Ngotot Prabowo-Gibran 2 Periode, Manuver Politik atau Upaya Selamatkan Ijazah Gibran?
-
Bloomberg New Economy Itu Apa? Jokowi Resmi Ditunjuk Jadi Dewan Penasihat
-
Jokowi Jadi Penasihat Bloomberg New Economy: Peran Baru usai Purnatugas
-
Bongkar Penampakan Ijazah Gibran dengan Alumni MDIS Singapura, Apakah Sama?
-
Intip Riwayat Pendidikan 3 Menantu Jokowi, Siapa Paling Mentereng?
Terpopuler
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 September: Klaim Pemain 108-112 dan Hujan Gems
- Thom Haye Akui Kesusahan Adaptasi di Persib Bandung, Kenapa?
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Saham DADA Terbang 2.000 Persen, Analis Beberkan Proyeksi Harga
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
Pilihan
-
Profil Agus Suparmanto: Ketum PPP versi Aklamasi, Punya Kekayaan Rp 1,65 Triliun
-
Harga Emas Pegadaian Naik Beruntun: Hari Ini 1 Gram Emas Nyaris Rp 2,3 Juta
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
Terkini
-
Tak Mau PPP Terbelah, Agus Suparmanto Sebut Klaim Mardiono Cuma Dinamika Biasa
-
Zulhas Umumkan 6 Jurus Atasi Keracunan Massal MBG, Dapur Tak Bersertifikat Wajib Tutup!
-
Boni Hargens: Tim Transformasi Polri Bukan Tandingan, Tapi Bukti Inklusivitas Reformasi
-
Lama Bungkam, Istri Arya Daru Pangayunan Akhirnya Buka Suara: Jangan Framing Negatif
-
Karlip Wartawan CNN Dicabut Istana, Forum Pemred-PWI: Ancaman Penjara Bagi Pembungkam Jurnalis!
-
AJI Jakarta, LBH Pers hingga Dewan Pers Kecam Pencabutan Kartu Liputan Jurnalis CNN oleh Istana
-
Istana Cabut kartu Liputan Wartawan Usai Tanya MBG ke Prabowo, Dewan Pers: Hormati UU Pers!
-
PIP September 2025 Kapan Cair? Cek Nominal dan Ketentuan Terkini
-
PLN Perkuat Keandalan Listrik untuk PHR di WK Rokan Demi Ketahanan Energi Nasional
-
PN Jaksel Tolak Praperadilan, Eksekusi Terpidana Kasus Pencemaran Nama Baik JK Tetap Berlanjut