Suara.com - Politikus Partai Gerindra Desmond J. Mahesa mempertanyakan model pertanyaan yang dibuat lembaga riset Indikator Politik Indonesia dalam survei terhadap pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Jakarta. Sebab, mereka membandingkan program pasangan petahana, Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat, dengan pasangan kandidat yang belum berkuasa.
Desmond kemudian membandingkan hasil survei Indikator Politik Indonesia dengan Lingkaran Survei Indonesia Denny JA.
Menanggapi kritik Desmond, Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi mengatakan tidak relevan membandingkan hasil lembaga surveinya dengan lembaga yang lain. Pasalnya, setiap lembaga memiliki metodologi yang berbeda.
"Kita tidak bisa membandingkan hasil survei dari dua lembaga, jadi saya nggak bisa membandingkan pekerjaan kami dengan pekerjaan yang lain," kata Burhanuddin.
Selain itu, Burhanuddin menilai survei LSI Denny JA dilakukan sebelum Ahok ditetapkan menjadi tersangka atas kasus dugaan penistaan agama. Sementara lembaga surveinya melakukan survei usai Ahok ditetapkan menjadi tersangka.
"Setahu saya, Denny JA melakukan survei sebelum Ahok ditetapkan sebagai tersangka, jadi saya nggak bisa komentari," tuturnya.
Lebih jauh, Burhanuddin menyatakan siap jika hasil surveinya diaudit.
"Kami siap 100 persen diaudit metodologinya," katanya.
Menurut Desmond hasil survei yang dilakukan Lingkaran Survei Indonesia Denny JA mengunggulkan elektabilitas pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno sebesar 31,9 persen. Anies dan Sandiaga merupakan pasangan yang diusung Gerindra dan PKS. Sementara pasangan Agus Harimurti Yudhoyono - Sylviana Murni (Demokrat, PKB, PAN, PPP) sebesar 30,9 persen, dan elektabilitas Ahok dan Djarot hanya 10,6 persen.
Sementara hasil survei Indikator Politik Indonesia mengunggulkan pasangan Agus - Sylviana sebesar 30,4 persen, dan Ahok-Djarot sebesar 26,2 persen. Posisi Anies -Sandiaga menjadi paling bawah, hanya 24,5 persen.
Berita Terkait
-
Menkeu Purbaya Diminta Jangan Banyak Omon-omon, Janji Tak Tercapai Bisa Jadi Bumerang
-
Dedi Mulyadi Akui Marketnya Makin Luas Gara-Gara Sering Ngonten, Mau Nyapres?
-
Anak-anak Gen Z Lebih Percaya TNI Dibandingkan Parpol atau DPR
-
Jatuh Bangun Nasib Ridwan Kamil: Gagal di Jakarta, Kini Terseret Isu Korupsi dan Perselingkuhan
-
Tim RIDO Laporkan KPU ke DKPP dan Minta Pemungutan Suara Ulang, Anies: No Comment!
Terpopuler
- 5 Motor Matic Paling Nyaman & Kuat Nanjak untuk Liburan Naik Gunung Berboncengan
- 5 Mobil Bekas yang Perawatannya Mahal, Ada SUV dan MPV
- 5 Perbedaan Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia yang Sering Dianggap Sama
- 5 Mobil SUV Bekas Terbaik di Bawah Rp 100 Juta, Keluarga Nyaman Pergi Jauh
- 13 Promo Makanan Spesial Hari Natal 2025, Banyak Diskon dan Paket Hemat
Pilihan
-
Senjakala di Molineux: Nestapa Wolves yang Menulis Ulang Rekor Terburuk Liga Inggris
-
Live Sore Ini! Sriwijaya FC vs PSMS Medan di Jakabaring
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
-
Libur Nataru di Kota Solo: Volume Kendaraan Menurun, Rumah Jokowi Ramai Dikunjungi Wisatawan
-
Genjot Daya Beli Akhir Tahun, Pemerintah Percepat Penyaluran BLT Kesra untuk 29,9 Juta Keluarga
Terkini
-
UMP Jakarta 2026 Naik Jadi Rp5,7 Juta Diprotes, Rano Karno: Kalau Buruh Mau Demo, Itu Hak Mereka
-
Eks Pimpinan KPK 'Semprot' Keputusan SP3 Kasus Korupsi Tambang Rp2,7 Triliun: Sangat Aneh!
-
Percepat Penanganan Darurat Pascabencana, Hari Ini Bina Marga akan Tinjau Beutong Ateuh Banggalang
-
Ikuti Instruksi Kapolri, Pemkot Jogja Resmi Larang Pesta Kembang Api saat Pergantian Tahun
-
Jembatan Krueng Tingkeum Dibuka, Akses Warga dan Rantai Logistik Bireuen Kembali Terhubung
-
Kerja 24 Jam, Kementerian PU Percepat Pemulihan Jalan Terdampak Bencana di Aceh Tamiang
-
KPK SP3 Perkara Eks Bupati Konawe Utara, ICW Tagih Penjelasan Kasus Korupsi Tambang
-
Jutaan Wisatawan Serbu Yogyakarta, Kedatangan Lebih Tinggi dari Keberangkatan
-
Megawati Teken SK Baru! Dolfie Jadi Ketua DPD PDIP di Jateng
-
Ruang Genset Kantor Wali Kota Jaksel Terbakar, 28 Personel Gulkarmat Diterjunkan