Suara.com - Puluhan orang dari Universitas Filipina lari telanjang membelah kampus universitas itu di Manila untuk memprotes pemakaman mantan diktator Ferdinand Marcos di taman makam pahlawan (TMP).
Marcos, yang memerintah selama hampir dua dekade, dimakamkan dengan penghormatan militer di ibukota Filipina hampir 30 tahun setelah kematiannya.
Keputusan itu membuat marah pegiat hak asasi manusia, yang menuduhnya melakukam pelanggaran hak asasi manusia dan korupsi.
Para siswa, yang hanya mengenakan topeng, memegang spanduk menuntut agar jenazah Marcos dipindahkan dari pemakaman, saat banyak orang berkumpul untuk menyaksikan "Lari Persembahan".
"Aksi lari ini merupakan manifestasi dari kemarahan kita terhadap apa yang kita lihat sebagai upaya kelompok Marcos untuk merevisi sejarah, mencoba untuk menghidupkan kembali nama mereka," kata Toby Roca, juru bicara dari persaudaraan Alpha Phi Omega, seperti diberitakan Antara, Jumat (25/11/2016).
Pemerintah di masa lalu telah menolak pemakaman, baik karena dipimpin oleh musuh Marcos atau tunduk pada opini publik tentang mantan pemimpin itu, yang digulingkan dari jabatannya oleh pemberontakan rakyat pada tahun 1986.
Lari telanjang, tradisi tahunan untuk menyoroti sejumlah hal yang berbeda , dimulai pada tahun 1970 ketika siswa menggelar protes setelah Marcos melarang film yang mengkritik pemerintahannya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Lupakan Louis van Gaal, Akira Nishino Calon Kuat Jadi Pelatih Timnas Indonesia
- Mengintip Rekam Jejak Akira Nishino, Calon Kuat Pelatih Timnas Indonesia
- 7 Mobil Keluarga 7 Seater Seharga Kawasaki Ninja yang Irit dan Nyaman
- Link Download Logo Hari Santri 2025 Beserta Makna dan Tema
- Baru 2 Bulan Nikah, Clara Shinta Menyerah Pertahankan Rumah Tangga
Pilihan
-
5 Laga Klasik Real Madrid vs Juventus di Liga Champions: Salto Abadi Ronaldo
-
Prabowo Isyaratkan Maung MV3 Kurang Nyaman untuk Mobil Kepresidenan, Akui Kangen Naik Alphard
-
Suara.com Raih Penghargaan Media Brand Awards 2025 dari SPS
-
Uang Bansos Dipakai untuk Judi Online, Sengaja atau Penyalahgunaan NIK?
-
Dedi Mulyadi Tantang Purbaya Soal Dana APBD Rp4,17 Triliun Parkir di Bank
Terkini
-
Hari Santri 2025, Sekjen PDIP Soroti Kiprah Bung Karno dalam Gerakan Dunia Islam
-
Tragedi Al Khoziny Jadi Pemicu, Prabowo Bentuk Ditjen Pesantren untuk Audit Nasional
-
Pesan Megawati di Hari Santri 2025 yang Menggetarkan Nasionalisme
-
Kunjungan Spesial Presiden Brasil: Penasaran dengan Program Makan Gratis di Jakarta
-
Sultan B. Najamudin Turun ke Sawah, Serahkan Alsintan dan Benih Jagung untuk Petani Bengkulu
-
Pemerintahan Prabowo Genap Setahun, Kemenhub Fokus Konektivitas dan Keselamatan
-
Istana Segera Umumkan Struktur Komite Reformasi Polri: Pastikan Ada Nama Mahfud MD!
-
Pimpinan DPR Sudah Terima Surat, MKD Bakal Gelar Sidang Bahas Nasib Ahmad Sahroni hingga Uya Kuya?
-
Viral Tangis Ibu di Lampung: Anak Korban Bully, Sekolah Malah Memberhentikannya
-
Mendagri dan Kepala BNN Bahas Penguatan Sinergi Penanggulangan Narkoba