Suara.com - Bulgaria akan memindahkan para pengungsi yang bentrok dengan polisi ke penampungan tertutup dan berharap menyerahkan beberapa di antaranya ke negara asal mereka, Afghanistan, bulan depan. Hal itu dikatakan oleh Perdana Menteri Boiko Borisov, pada Jumat (25/11/2016).
Lebih dari 400 pencari suaka yang marah karena dikurung di penampungan di kota Selatan, Harmanli, di dekat perbatasan Turki karena kekhawatiran menyangkut kesehatan, bentrok dengan polisi antihuru-hara pada Kamis (24/11) malam, seperti dilaporkan Antara.
Polisi menggunakan meriam air dan peluru karet untuk meredakan kerusuhan. Menurut kementerian dalam negeri, 24 petugas mengalami luka dalam kerusuhan dan tiga migran mencari pertolongan medis setelah insiden itu.
Kantor kejaksaan mengatakan pihaknya mendakwa 18 migran atas kerusuhan dan melakukan penyelidikan terhadap para petugas kepolisian karena melukai dua migran saat bentrokan terjadi.
Di kamp pengungsi terbesar di Bulgaria yang menampung 3.000 pencari suaka itu, jendela-jendela berada dalam keadaan pecah, tempat-tempat sampah terbalik dan puing-puing berserakan.
Kamp dijaga ketat oleh sekitar 250 personel kepolisian antihuru-hara. Sementara itu, kementerian pertahanan mengatakan pihaknya sedang mengerahkan 60 personel tentara angkatan darat untuk membantu kepolisian mencegah kemungkinan peningkatan kekerasan.
"Saya sangat khawatir... Kita lihat sendiri, tidak ada (kaca) jendela yang tidak pecah. Orang-orang yang melakukan aksi vandalisme ini akan diadili," kata Borisov.
"Berdasarkan kesepakatan antara Uni Eropa dan Afghanistan, kami telah meminta agar pada awal Desember pesawat sudah mulai membawa orang-orang ini ke sana (Afghanistan, red). Sisanya, yang telah bertindak brutal dan melanggar ketertiban umum, akan dipindahkan ke kamp-kamp tertutup," ungkap Borisov kepada para wartawan.
Sudah lebih dari satu juta migran dan pengungsi memasuki Uni Eropa dalam 15 bulan terakhir ini. Sebagian besar dari mereka mengungsikan diri dari konflik-konflik di Afghanistan, Suriah dan Irak.
Sejumlah di antaranya telah memasuki Bulgaria dari Turki dengan harapan bisa mencapai negara-negara kaya Eropa Barat untuk ditinggali dan memulai hidup baru.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
Pilihan
-
Pertamax Tetap, Daftar Harga BBM yang Naik Mulai 1 Oktober
-
Lowongan Kerja PLN untuk Lulusan D3 hingga S2, Cek Cara Daftarnya
-
Here We Go! Jelang Lawan Timnas Indonesia: Arab Saudi Krisis, Irak Limbung
-
Berharap Pada Indra Sjafri: Modal Rekor 59% Kemenangan di Ajang Internasional
-
Penyumbang 30 Juta Ton Emisi Karbon, Bisakah Sepak Bola Jadi Penyelamat Bumi?
Terkini
-
Kepala BGN Ngaku Tak Semua Dapur MBG Punya Sanitasi Air yang Bersih
-
Terbuai Ramalan Kiamat Seorang Pastor, Ratusan Warga Rela ke Hutan Tinggalkan Segalanya
-
Pemerintah Wajibkan Rapid Test di Dapur MBG, Perpres Darurat Segera Terbit
-
Modus Keji Predator Seks di Apartemen Kalibata: Imingi Hadiah Ultah, Rekam Aksi dengan Handycam!
-
Geger Keracunan Massal, Program Makan Bergizi Gratis Didesak Setop, Kantin Sekolah Jadi Solusi?
-
Dokter Tifa Tawarkan Obat Autoimun Manjur untuk Jokowi, Syaratnya Cuma Satu: Tobat Nasuha!
-
KPK Panggil Eks Dirut PGN untuk Kasus Korupsi Jual Beli Gas
-
Dituduh Cabul Hingga Diusir Warga, Benarkah Eks Dosen UIN Malang Ini Korban Fitnah Tetangga Sendiri?
-
Sebar ShopeePay: Tebar Saldo Gratis hingga 2,5 Juta, Klik Linknya Sekarang Juga!
-
Viral Perang Tetangga di Malang: Yai Mim Diusir Warga Dituduh Cabul, Ternyata Ini Akar Masalahnya