Suara.com - Sejumlah warga Kabupaten Mesuji di perbatasan Provinsi Lampung dan Sumatera Selatan mengeluhkan program bantuan rumah layak huni yang tidak tepat sasaran.
Salah seorang warga Desa Wira Bangun Kabupaten Mesuji, Darmaji menjelaskan banyak warga yang seharusnya layak mendapat bantuan perbaikan rumah. Justru mereka tidak masuk dalam daftar penerimaa program yang dilaksanakan Dinas PU Kabupaten Mesuji itu.
Ia menyebutkan dirinya beberapa kali ditawari program bantuan tersebut, namun tidak pernah ada realisasinya hingga saat ini.
"Pernah dulu difoto-foto, katanya mau dapat bantuan dari pemerintah, rumahnya mau diperbaiki. Tapi sampai saat ini gak pernah ada. Yang dapat malah yang tergolong mampu," kata petani karet itu Hal senada disampaikan Dedi, warga Kecamatan Way Serdang lainnya.
Menurutnya, program bantuan rumah layak huni banyak tidak tepat sasaran. Ia menyebutkan dirinya pernah ditawari akan mendapat bantuan Rp7,5 juta hingga Rp12 juta, namun hal tersebut hanya pendataan saja karena tidak pernah terealisasi.
"Saya bahkan sudah menyiapkan kayu, pasir dan kebutuhan lainnya. Tinggal untuk membayar ongkos tukangnya. Tapi ternyata nggak jadi, nggak tahu kenapa," katanya.
Kendati tak tepat sasaran, para warga mengharapkan program bantuan perbaikan rumah itu tetap dilaksanakan, namun harus warga miskin yang mendapatkannya, bukan orang mampu.
Sebelumnya, warga Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Mesuji, Provinsi Lampung, mengeluhkan hasil pembangunan drainase di wilayahnya yang diduga bermasalah. Menurut para warga setempat, selain pengerjaannya yang tak memenuhi standar bestek, papan proyek juga tidak dipasang oleh pihak rekanan. Warga sekitar pun bertanya-tanya tentang proyek itu karena dianggap tidak transparan dalam pengerjaannya. Anggota DPRD Mesuji, Parsuki, menyayangkan pembangunan drainase yang dinilai buruk.
Menurutnya, bahan yang dipakai untuk membangun talud tidak memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI), padahal DPRD sudah merekomendasikan agar semua material berstandar SNI.
"Lha kalau materialnya saja seperti itu, saya yakin nggak lama bertahan, lihat sendiri itu kan pasir yang dipakai pasir lokal, sepertinya dari Desa Wira Jaya," ujar Parsuki.
Dia menambahkan semua pengerjaan proyek di Mesuji tersebut dinilai masih minim pengawasan internal maupun eksternal dan terkesan para pihak berwenang tutup mata. (Antara)
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
Gak Perlu Mahal, Megawati Usul Pemda Gunakan Kentongan untuk Alarm Bencana
-
5 Ton Pakaian Bakal Disalurkan untuk Korban Banjir dan Longsor Aceh-Sumatra
-
Kebun Sawit di Papua: Janji Swasembada Energi Prabowo yang Penuh Risiko?
-
Bukan Alat Kampanye, Megawati Minta Dapur Umum PDIP untuk Semua Korban: Ini Urusan Kemanusiaan
-
Tak Mau Hanya Beri Uang Tunai, Megawati Instruksikan Bantuan 'In Natura' untuk Korban Bencana
-
Jaksa Bongkar Akal Bulus Proyek Chromebook, Manipulasi E-Katalog Rugikan Negara Rp9,2 Miliar
-
Mobil Ringsek, Ini 7 Fakta Kecelakaan KA Bandara Tabrak Minibus di Perlintasan Sebidang Kalideres
-
Giliran Rumah Kajari Kabupaten Bekasi Disegel KPK
-
Seskab Teddy Jawab Tudingan Lamban: Perintah Prabowo Turun di Hari Pertama Banjir Sumatra
-
7 Fakta Warga Aceh Kibarkan Bendera Putih yang Bikin Mendagri Minta Maaf