Suara.com - Upaya PB IPSI dalam satu dekade terakhir untuk membuka mata dunia akan pencak silat tampaknya mulai membuahkan hasil. Hal tersebut terlihat jelas di Kejuaran Dunia Pencak Silat XVII yang berlangsung di Denpasar, Bali, 3-8 Desember 2016.
Lebih dari 500 peserta dari 40 negara yang ambil bagian dalam ajang ini menjadi bukti betapa besarnya animo masyarakat dunia akan bela diri asli Indonesia itu.
Meningkatnya animo masyarakat dunia tentu menjadi awal bagi PB IPSI untuk menarik lebih banyak negara demi tercapainya target mempertandingkan pencak silat di Olimpiade. Tentunya tidak ketinggalan, menarik minat generasi muda Indonesia untuk mempelajari dan mendalami budaya sendiri.
Namun untuk mencapai hal itu butuh kerjasama dan dukungan penuh dari pemerintah. Penting diketahui, saat ini pemerintah belum berperan dalam mengembangkan budaya asli Indonesia itu.
"Kita minta pemerintah bisa turun tangan. Kami berharap, pemerintah bisa melihat. Dengan hadirnya 40 negara, hendaknya pemerintah bisa melihat suatu keseriusan masyarakat dunia mencintai silat," kata Edhy Prabowo, ketua Fraksi Gerindra di MPR RI periode 2014-2019.
"Cabang ini, saat ini sangat diminati. Kalau sekarang sudah 40 negara, saya yakin kedepannya bisa lebih dari itu. Jadi kalau 80 atau 100 negara, harusnya realistis. Karena Singapura, Malaysia, Brunai dan Filipina pun ikut mengembangkan," sambungnya.
"Dalam kejuaraan dunia ini, misi yang kita usung bukan hanya prestasi. Kalau prestasi saja sebenarnya sudah selesai, karena ini budaya kita. Misi yang utama adalah penyebaran silat ke seluruh dunia," sambungnya lagi.
Dalam kesempatan tersebut, Edhy juga menekankan pentingnya melestarikan pencak silat demi menjaga dan mendidik mental generasi muda. Bahkan menurutnya, hal itu sejalan dengan revolusi mental yang dicanangkan pemerintah.
"Karena pembinaan prestasi kita kan pembinaan mental. Ini sejalan dengan revolusi mentalnya pemerintah," kata ketua pelaksana kejuaraan dunia, Edhy Prabowo.
"Negara yang kuat, negara yang besar adalah negara yang memiliki bela diri, bisa bela diri," ujarnya.
Berita Terkait
-
PON Bela Diri Kudus 2025 Rampung, DKI Jakarta Kunci Juara Umum
-
Pembukaan Meriah PON Bela Diri 2025, Perpaduan Olahraga dan Budaya Nusantara
-
Segera Bergulir! Ribuan Atlet Siap Adu Gengsi di PON Bela Diri 2025 Kudus
-
Di Depan Presiden Prabowo, Iko Uwais Unjuk Bakat Pencak Silat
-
20 Negara Ikuti Kejuaraan Pencak Silat Internasional di Sumut, Bobby Nasution: Terima Kasih
Terpopuler
- Siapa Saja 5 Pelatih Tolak Melatih Timnas Indonesia?
- 5 Rekomendasi Bedak Cushion Anti Longsor Buat Tutupi Flek Hitam, Cocok Untuk Acara Seharian
- 10 Sepatu Jalan Kaki Terbaik dan Nyaman dari Brand Lokal hingga Luar Negeri
- 5 Pilihan Sunscreen Wardah dengan SPF 50, Efektif Hempas Flek Hitam hingga Jerawat
- 23 Kode Redeem FC Mobile 6 November: Raih Hadiah Cafu 113, Rank Up Point, dan Player Pack Eksklusif
Pilihan
-
PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
-
Menkeu Purbaya Segera Ubah Rp1.000 jadi Rp1, RUU Ditargetkan Selesai 2027
-
Menkeu Purbaya Kaji Popok Bayi, Tisu Basah, Hingga Alat Makan Sekali Pakai Terkena Cukai
-
Comeback Dramatis! Persib Bandung Jungkalkan Selangor FC di Malaysia
-
Bisnis Pizza Hut di Ujung Tanduk, Pemilik 'Pusing' Berat Sampai Berniat Melego Saham!
Terkini
-
Polisi Temukan Serbuk Pemicu Ledakan di Rumah Terduga Pelaku Peledakan SMAN 72
-
Densus 88 Terlibat Dalami Motif Terduga Pelaku Peledakan di SMAN 72
-
Blak-blakan Sebut Soeharto Diktator, Cerita 'Ngeri' Putri Gus Dur Dihantui Teror Orba Sejak SMP
-
Sindiran Pedas PDIP usai Jokowi Dukung Soeharto Pahlawan: Sakit Otaknya!
-
Masuk Komisi Reformasi Polri Bentukan Prabowo: Sepak Terjang Idham Azis, Nyalinya Gak Kaleng-kaleng!
-
Menkeu Purbaya Bakal Redenominasi Rupiah, Apa Manfaatnya?
-
Alasan Presiden Mahasiswa UIN A.M. Sangadji Ambon Dukung Soeharto Jadi Pahlawan Nasional
-
Jenguk Korban Ledakan SMAN 72, Mensos Pastikan Biaya Pengobatan Ditanggung Pemerintah
-
Siswa Terduga Kasus Bom Rakitan di SMAN 72 Korban Bullying, Begini Kata Pengamat Teroris
-
Hadirkan Pemerataan Pembangunan Sampai ke Papua, Soeharto Dinilai Layak Sandang Pahlawan Nasional