Suara.com - Majelis Ulama Indonesia Nusa Tenggara Timur menyayangkan kasus penyerangan terhadap anak-anak di lingkungan SDN l Sabu Barat, Kecamatan Sabu Barat, Kabupaten Sabu Raijua, pada saat kegiatan belajar mengajar, Selasa (13/12/2016).
"Anak adalah aset bangsa dan merupakan pelanjut peradaban bangsa, oleh karena itu segala bentuk kekerasan terhadap anak akan merusak masa depan bangsa Indonesia. Meskipun sudah ada undang-undang perlindungan anak, namun kekerasan terhadap anak di Indonesia tetap saja terjadi dengan berbagai macam modus, latar belakang. Untuk itulah sebagai bagian integral dari bangsa Indonesia, MUI NTT menyatakan sikap terkait kasus kekerasan terhadap anak di Sabu Raijua," kata Ketua MUI NTT Abdul Kadir Makarim dalam pernyataan tertulis yang diterima Suara.com.
Penyerangan dilakukan oleh pemuda bernama Irwansyah asal Bekasi, Jawa Barat. Semua korban yang ditikam, masing-maing bernama Juniarto Ananda Apri (11), Naomi Oktoviani Pawali, Maria Katrina Yeni (8), Gladis Riwu Rohi (11), Dian Suryanti Kore (11), Alberto Tamelan (10), Aldi Miha Djami (11).
Abdul Kadir mengecam keras tindakan kekerasan tersebut.
MUI Mendesak pemerintah dan polisi segera mengusut tuntas kasus tersebut serta menguak motivasinya.
"Segera diumumkan ke publik sehingga mengurangi keresahan masyarakat Sabu Raijua serta dalam rangka validasi informasi kepada publik NTT, khususnya Sabu Raijua.
MUI mengimbau masyarakat Sabu Raijua untuk tetap tenang dan mempercayakan penuh kepada pemerintah dan kepolisian untuk bekerja secara profesional dalam mengungkap misteri kasus ini.
"Mengimbau kepada umat beragama di Sabu Raijua dan NTT secara umum agar tetap menjaga kerukunan antar umat beragama dengan tidak mudah terprovokasi oleh pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab," katanya.
MUI segera berkoordinasi dengan tokoh-tokoh agama lintas agama dan pemerintah untuk saling menjaga dan merawat kerukunan umat beragama yang sudah terjalin selama ini.
"Mengimbau kepada masyarakat untuk menunggu dengan tenang informasi yang valid dan tindak lanjut dari pihak kepolisian demi kejelasan, kepastian hukum," kata Abdul Kadir.
Berita Terkait
-
Berani Angkat Latar Bali, Film Bandit Bakal Bikin Jantung Berdebar di JAFF 2025
-
Berawal dari Jadi Korban Begal, Monji Atmodjo Bongkar Sisi Kelam 'Surga' Bali Lewat Film Bandit
-
Membusuk Tanpa Busana, Mayat Anak di Indekos Penjaringan Ternyata Tewas Dianiaya: Siapa Pembunuhnya?
-
Ulasan Novel Bandit-Bandit Berkelas: Nasib Keadilan di Ujung Tanduk!
-
Tragis! Balita Dibunuh Ayah Tiri, Dianiaya hingga Kejang-kejang usai Ditinggal Ibunya Ngecas HP
Terpopuler
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Rais Aam PBNU Kembali Mangkir, Para Kiai Sepuh Khawatir NU Terancam Pecah
-
Puasa Rajab Berapa Hari yang Dianjurkan? Catat Jadwal Berpuasa Lengkap Ayyamul Bidh dan Senin Kamis
-
Doa Buka Puasa Rajab Lengkap dengan Artinya, Jangan Sampai Terlewat!
-
Pedagang Korban Kebakaran Pasar Induk Kramat Jati Mulai Tempati Kios Sementara
-
Buku "Jokowi's White Paper" Ditelanjangi Polisi: Cuma Asumsi, Bukan Karya Ilmiah
-
Gibran Turun Gunung ke Nias, Minta Jembatan 'Penyelamat' Siswa Segera Dibangun
-
Mensos Salurkan Santunan Rp15 Juta bagi Ahli Waris Korban Bencana di Sibolga
-
Pengamat: Sikap Terbuka Mendagri Tito Tunjukkan Kepedulian di Masa Bencana
-
Anjing Pelacak K-9 Dikerahkan Cari Korban Tertimbun Longsor di Sibolga-Padangsidimpuan
-
Ibu-Ibu Korban Bencana Sumatra Masih Syok Tak Percaya Rumah Hilang, Apa Langkah Mendesak Pemerintah?