Suara.com - Komisi I DPRD Nusa Tenggara Barat terus mendorong Polda NTB untuk mengungkap keberadaan mantan Direktur RSUD NTB dr Mawardi Hamry setelah dilaporkan hilang sejak 23 Maret 2016.
Ketua Komisi I DPRD NTB H Ali Ahmad di Mataram, Jumat, mengatakan dewan mendukung upaya-upaya yang di tempuh kepolisian dalam mencari keberadaan dr Mawardi.
"Kita percaya kepada kepolisian, dalam hal ini Kapolda NTB untuk mencari keberadaan dr Mawardi hingga ketemu," katanya.
Ali menuturkan, peristiwa hilangnya mantan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Provinsi NTB dr Mawardi secara misterius harus bisa menjadi pelajaran bagi semua pihak, terutama para pejabat di pemerintah provinsi. Sehingga, tidak ada lagi pejabat yang tidak diketahui keberadaannya.
"Sampai sekarang kita tidak tahu apakah hilang sendiri ataukah dihilangkan. Tetapi, dimana dr Mawardi berada, kita kembalikan kepada diri dr Mawardi," tegasnya.
Kapolda NTB Brigjen Pol Umar Septono menegaskan bahwa pencarian mantan Direktur RSUD NTB dokter H Mawardi Hamri tidak dihentikan.
"Tidak dihentikan, tetap kita jalankan, kalau ada, kita ambil, tapi sampai sekarang tidak ada keterangan dari siapa pun, keluarganya juta tenang-tenang saja, tapi kita tetap upayakan mencari," kata Brigjen Pol Umar Septono.
Dia mengaku bahwa pencarian dr Mawardi yang dinyatakan hilang tanpa jejak, terhitung sejak Maret 2016 itu menjadi atensi pribadinya. Bahkan, Umar menilai dirinya gagal sebagai Kapolda NTB karena belum juga berhasil membongkar kasus ini.
"Itu utang, makanya saya termasuk gagal jadi Kapolda ini, bukan berhasil, masih gagal karena sampai sekarang dokter Mawardi belum ketemu," ujarnya.
Pejabat nomor satu di lingkup Polda NTB ini pun mengingat sumpahnya yang pernah disampaikan di hadapan seluruh anggotanya saat memimpin upacara di Lapangan Gadjah Mada Mapolda NTB.
"Kalau gagal, saya malu, karena sebelumnya saya pernah bersumpah di sini (Mapolda NTB)," ucapnya.
Bahkan pencarian dokter Mawardi ini menjadi perhatian dari ibu kandung Kapolda NTB. Karena saat persoalan ini muncul dan menjadi perhatian masyarakat NTB, Umar mengaku pernah cerita kepada ibu kandungnya dan meminta doa restu agar dokter Mawardi segera ditemukan.
"Terakhir saya ketemu di kampung dengan ibu saya, beliau pun menanyakannya lagi," kata Umar. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Semua Agama Dapat Porsi, Menag Nazaruddin Umar: Libur Nasional 2026 Sudah Adil
-
Presiden Prabowo 'Ketok Palu!' IKN Resmi Jadi Ibu Kota Politik 2028 Lewat Perpres Baru
-
Penggugat Ijazah Gibran Bantah Bagian dari Musuh Keluarga Jokowi: Saya Tidak Sedang Mencari Musuh!
-
Rekam Jejak Wahyudin Anggota DPRD Gorontalo, Narkoba hingga Video Rampok Uang Negara
-
Bongkar Gurita Korupsi Pertamina, Kejagung Periksa Jaringan Lintas Lembaga
-
Guntur Romli Murka, Politikus PDIP 'Rampok Uang Negara' Terancam Sanksi Berat: Sudah Masuk Evaluasi!
-
Dasco: UU Anti-Flexing Bukan Sekadar Aturan, tapi Soal Kesadaran Moral Pejabat
-
Harta Kekayaan Minus Wahyudin Moridu di LHKPN, Anggota DPRD Ngaku Mau Rampok Uang Negara
-
Dapat Kesempatan Berpidato di Sidang Umum PBB, Presiden Prabowo Bakal Terbang ke New York?
-
SPBU Swasta Wajib Beli BBM ke Pertamina, DPR Sebut Logikanya 'Nasi Goreng'