2. Datuk Sweida Zulalhamsyah
Berkopiyah putih, Datuk Sweida Zulalhamsyah ramah menyapa suara.com di sebuah kedai kopi di kawasan Tebet. Tidak ada pengawalan, meski Mas Datuk keturunan raja.
Tidak ada raut wajah dan kosakata yang menandakan jika Datuk keturunan raja. Yang banyak diketahui dari komunitas Sekolah Kolese De Britto Yogyakarta, dia adalah sosok yang sangat toleran.
Ayah dua anak ini adalah alumnus Kolese De Britto Yogyakarta tahun 1973. Di tengah komunitas Katolik, Datuk tetap dengan ciri khasnya mengenakan pakaian serba putih, kopyah haji dan tasbih di lengan kanannya.
Seorang muslim yang bersekolah Katolik, memang banyak. Namun unik untuk seorang keturunan Kesultanan Deli di Sumatera Utara yang kental dengan lingkungan Islami. Kerajaan itu adalah kerajaan Islam besar. Bahkan lelaki kelahiran 5 Mei 1957 itu adalah muslim pertama yang pernah memimimpin ikatan alumni Ketua Umum Ikatan Alumni SMA Kolese de Britto sejak 2006 selama 2 periode sampai 2012.
Alumnus Fakultas Hukum Universitas Gajah Mada ini keturunan dari suku kedatukan Sinembah, salah satu dari 4 kedatukan Deli yang masih bertahan di sana. Di antaranya Kedatukan Sepuluh Dua, Serbanyaman, Sinembah, dan Sukapiring.
“Kami mempunyai tanah di sana. Dan sampai sekarang masih ada kedatukan itu,” kata lelaki yang saat ini menjadi warga tetap Singapura itu saat berbincang santai belum lama ini.
“Kami pemilik tanah di Sumatera Timur di Kesultanan Deli. Tanahnya di Kota Medan. Seluruh (Kawasan bandara) Polonia itu milik kami. Itu sudah sah milik kami. Proses sudah 30 tahun, baru diakui dari pemerintah,” lanjutnya.
Belajar toleran dengan perbadaan suku, ras, agama dan golongan dia dapat dari sekolah Katolik. Bahkan dia sejak taman kanak-kanak ada di lingkungan Katolik. Bahkan sang ayah, Datuk Ahmad Syaifuddin merupakan hasil dari pendidikan Sekolah Katolik.
Sifat toleransi dia jalankan sampai saat ini. Bahkan pengusaha sebuah perusahaan investasi itu mempunyai berbagaimacam cerita unik. Teman-temannya di alumnus De Britto pernah mengadakan misa sebagai ‘selametan’ Datuk yang ingin naik haji. Bahkan Datuk sebagai tempat curhat teman-temannya yang menikah beda agama.
Simak wawancara selengkapnya dengan Haji Datuk di sini
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Serum Vitamin C yang Bisa Hilangkan Flek Hitam, Cocok untuk Usia 40 Tahun
- 5 Mobil Diesel Bekas Mulai 50 Jutaan Selain Isuzu Panther, Keren dan Tangguh!
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- Harta Kekayaan Abdul Wahid, Gubernur Riau yang Ikut Ditangkap KPK
- 5 Mobil Eropa Bekas Mulai 50 Jutaan, Warisan Mewah dan Berkelas
Pilihan
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
-
Rugi Triliunan! Emiten Grup Djarum, Blibli PHK 270 Karyawan
-
Angka Pengangguran Indonesia Tembus 7,46 Juta, Cuma Turun 4.000 Orang Setahun!
Terkini
-
Warga Baduy Korban Begal Ditolak Rumah Sakit, Menko PMK Pratikno Turun Tangan
-
Kenaikan Tarif Transjakarta Masih Dikaji, Gubernur Pramono: Belum Tentu Naik
-
Gubernur Riau Abdul Wahid Minta 'Jatah Preman' ke Dinas PUPR Rp7 Miliar, KPK: Pakai Kode 7 Batang
-
Profil dan Pendidikan Rismon Sianipar yang Menduga Prabowo Tahu Ijazah Palsu Wapres Gibran
-
Pemprov Riau Diperingatkan KPK: Sudah 4 Gubernur Kena OTT! Ada Masalah Serius di PBJ?
-
Sidang Sengketa Tambang Nikel Halmahera Timur: Saksi Kunci Kembali Mangkir
-
ASN DKI Dapat Transportasi Umum Gratis, Gubernur Pramono: Tak Semua Gajinya Besar
-
Digelar Perdana Besok, Adam Damiri Siap Hadiri Sidang PK di PN Jakpus
-
Jakarta Utara Siaga Banjir Rob! Supermoon Ancam Pesisir November Ini
-
Ironi! Pejabat Riau Sampai Ngutang Bank Demi Setor 'Jatah Preman' ke Gubernur