Suara.com - Abdi Yaman (21), warga Pulau Kepala, Kepulauan Seribu, menolak jika diminta untuk menjadi saksi kasus dugaan penodaan agama dengan terdakwa Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
Kepada wartawan, Abdi mengatakan tak berada di lokasi ketika Ahok menyambangi Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu pada 27 September 2016 untuk berdialog dengan warga.
"Saya nggak hadir, nggak mungkin saya jadi saksi, kalau saya jadi saksi, saya salah. Justru saya memberikan saksi palsu, nanti saya dihukum tujuh tahun. Itu bahayanya," ujar Abdi di posko pemenangan Ahok-Djarot, Jalan Lembang, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (5/1/2017).
Abdi merupakan salah satu pendukung Ahok yang tadi pagi menghadiri acara Kampanye Rakyat di Rumah Lembang. Di atas panggung, Abdi menyatakan Gubernur Jakarta nonaktif itu tak melakukan penodaan agama walaupun mengutip surat Al Maidah ayat 51.
"Pribadi saya dukung, bukan hanya mendukung. Dari SMA saya mengagumi Pak Ahok," kata salah satu mahasiswa swasta di Jakarta ini.
Dia menerangkan alasan mendukung Ahok. Menurutnya, setelah Ahok memimpin Pemprov DKI Jakarta kondisi pantai-pantai di Kepulauan Serbu sudah bersih setelah adanya petugas kebersihan Penanganan Prasarana dan Sarana Umum. Sehingga membuat wisatawan lebih nyaman saat melakukan kunjungan.
"Kedua, saya juga dapat KJP sampai lulus SMA, dua bulan saya dapat KJP, sangat membantu sekali untuk ekonomi saya. Saya berharap pemimpin selanjutnya lebih peduli terhadap pulau," jelas dia.
Sebelumnya, ketika berada di samping Ahok dan berdiri dihadapan pendukung pasangan calon nomor urut dua di Pilkada Jakarta, Abdi mengatakan warga Kepulauan Seribu bingung Ahok dituduh melakukan penodaan agama.
"Saya bingung pernyataan penistaan agama yang mana? Menurut saya pribadi dan kawan-kawan di pulau bingung, dimana menistakan agama?" ujar Abdi.
Baca Juga: Gaya Si Cantik Kirana Larasati saat Temui Ahok
Abdi mengungkapkan, jika Ahok dianggap melakukan penodaan agama saat berdialog dengan warga di Pulau Pramuka, warga setempat langsung marah. Bisa-bisa kata dia, Ahok sudah 'dihabisakan' di sana.
"Kalau di Pulau Seribu Ahok nistakan agama, nggak usah habib yang laporkan. Saya yang akan bacok Pak Ahok di sana," jelas dia.
Lebih jauh, dia mengklaim, saat sejumlah organisasi Islam melakukan aksi unjuk rasa 4 November dan 2 Desember 2016, tak ada warga Kepulauan Seribu yang ikut aksi bersama FPI dan ormas lainnya.
"Saya menuntut keadilan di sini. Pernyataan seperti apa yang menista agama? Bahkan, warga pulau Seribu nggak ada yang ikut demo 212. Pernyataan apa yang dia (Ahok) bilang menistakan agama?" ujar Abdi.
Berita Terkait
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Pensiunan Guru di Sumbar Tewas Bersimbah Darah Usai Salat Subuh
-
Mendagri: 106 Ribu Pakaian Baru Akan Disalurkan ke Warga Terdampak Bencana di Sumatra
-
Angin Kencang Tumbangkan Pohon di Ragunan hingga Tutupi Jalan
-
Pohon Tumbang Timpa 4 Rumah Warga di Manggarai
-
Menteri Mukhtarudin Lepas 12 Pekerja Migran Terampil, Transfer Teknologi untuk Indonesia Emas 2045
-
Lagi Fokus Bantu Warga Terdampak Bencana, Ijeck Mendadak Dicopot dari Golkar Sumut, Ada Apa?
-
KPK Segel Rumah Kajari Bekasi Meski Tak Ditetapkan sebagai Tersangka
-
Si Jago Merah Mengamuk di Kemanggisan, Warung Gado-Gado Ludes Terbakar
-
ODGJ Iseng Main Korek Gas, Panti Sosial di Cengkareng Terbakar
-
Diplomasi Tanpa Sekat 2025: Bagaimana Dasco Jadi 'Jembatan' Megawati hingga Abu Bakar Baasyir