Anggota tim kuasa hukum terdakwa kasus dugaan penodaan agama Basuki Tjahaja Purnama, Humphrey Djemat, menuding salah satu saksi pelapor, Irena Handono, memberikan keterangan palsu dalam persidangan kelima, hari ini.
"Berbagai keterangan yang disampaikan palsu, tadi kita udah minta ke majelis hakim untuk menolak proses hukum kepada Ibu Irena sebagai saksi palsu, karena sudah di bawah sumpah," kata Humphrey di Auditorium Kementerian Pertanian, Ragunan, Jakarta Selatan, Selasa (10/1/2017).
Majelis hakim yang dipimpin Dwiarso Budi Santiarto akan mempertimbangkan keberatan pengacara Ahok.
"Kita bilang 'ya ini sebagai konsekuensi dari keterangan saksi Irena Handono yang kita anggap sudah sangat keterlaluan. Bahkan sudah memberikan keterangan palsu, sudah melakukan pembunuhan karakter, sudah fitnah," kata Humphrey.
Selain berharap majelis hakim menolak seluruh kesaksian mantan biarawati itu, tim kuasa hukum Ahok ketika diwawancara wartawan mengatakan akan melaporkan Irena ke Polda Metro Jaya, Rabu (11/1/2017).
"Kita juga akan laporkan ke polisi untuk Ibu Irena ini karena berbahaya, apa yang ibu Irena bilang ini akan jadi pesoalan yang timbul permasalahan di masyarakat, kan, keterangannya tidak benar," ujar dia.
"Berbagai keterangan yang disampaikan palsu, tadi kita udah minta ke majelis hakim untuk menolak proses hukum kepada Ibu Irena sebagai saksi palsu, karena sudah di bawah sumpah," kata Humphrey di Auditorium Kementerian Pertanian, Ragunan, Jakarta Selatan, Selasa (10/1/2017).
Majelis hakim yang dipimpin Dwiarso Budi Santiarto akan mempertimbangkan keberatan pengacara Ahok.
"Kita bilang 'ya ini sebagai konsekuensi dari keterangan saksi Irena Handono yang kita anggap sudah sangat keterlaluan. Bahkan sudah memberikan keterangan palsu, sudah melakukan pembunuhan karakter, sudah fitnah," kata Humphrey.
Selain berharap majelis hakim menolak seluruh kesaksian mantan biarawati itu, tim kuasa hukum Ahok ketika diwawancara wartawan mengatakan akan melaporkan Irena ke Polda Metro Jaya, Rabu (11/1/2017).
"Kita juga akan laporkan ke polisi untuk Ibu Irena ini karena berbahaya, apa yang ibu Irena bilang ini akan jadi pesoalan yang timbul permasalahan di masyarakat, kan, keterangannya tidak benar," ujar dia.
Irena merupakan pendiri Yayasan Pembina Muallaf Irena Center dan Pondok Pesantren Muallafah Irena Center di Perumahan Taman Villa Baru Blok D/5, Pekayon Jaya, Kota Bekasi, Jawa Barat.
Kesaksian Irena yang dianggap palsu, di antaranya:
Pertama, Irena menyebut ketika menjadi gubernur, Ahok pernah merubuhkan masjid di Marunda. Ahok membantah tuduhan ini. Ahok menjelaskan masjid tersebut dirubuhkan karena akan dibangun yang baru.
Kedua, Irena mengatakan Ahok melarang area Monumen Nasional dijadikan tempat pengajian bagi umat Islam, tetapi boleh untuk kegiatan perayaan Paskah. Ahok membantahnya. Ahok menjelaskan dia tidak pernah memberikan izin kawasan Monas dijadikan untuk kegiatan keagamaan karena ada peraturan yang mengaturnya.
Ketiga, Irena mengatakan Ahok pernah melarang anak-anak sekolah menggunakan pakaian muslim pada hari Jumat dan menggantinya dengan pakaian adat. Ahok juga membantah. Buktinya, sampai saat ini semua sekolahan masih membolehkan murid mengenakan pakaian muslim pada hari Jumat.
Komentar
Berita Terkait
-
Air Laut Nyaris Sejajar Tanggul Pantai Mutiara, Bisa Bikin Monas Kebanjiran?
-
Ojol Tewas, Ahok Sebut DPR Takut: Kenapa Tidak Berani Terima Orang Demo?
-
Ahok Ikut Komentar Soal Kenaikan Gaji Anggota DPR: Mau Rp1 Miliar Sebulan Oke
-
Ahok Tak Masalah kalau Gaji Anggota DPR Rp1 Miliar Sebulan, Tapi Tantang Transparansi Anggaran
-
CEK FAKTA: Ahok Sebut Jokowi Terseret Korupsi Pertamina Rp 193,7
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
70 Cagar Budaya Ikonik Sumatra Rusak Diterjang Bencana, Menbud Fadli Zon Bergerak Cepat
-
Waspada Air Laut Tembus Tanggul Pantai Mutiara, Pemprov Target Perbaikan Rampung 2027
-
Pemulihan Bencana Sumatra Butuh Rp51 Triliun, AHY: Fokus Utama Pulihkan Jalan dan Jembatan
-
Perayaan Hanukkah Berdarah di Bondi Beach: 9 Tewas, Diduga Target Komunitas Yahudi?
-
Horor di Bondi Beach: Penembakan Brutal di Pantai Ikonik Australia, 9 Orang Tewas
-
Tak Cukup di Jabar, TikToker Resbob Kini Resmi Dilaporkan ke Polda Metro Jaya
-
Harga Diri Bangsa vs Air Mata Korban Bencana Sumatera, Sosok Ini Sebut Donasi Asing Tak Penting
-
Tembus Proyek Strategis Nasional hingga Energi Hijau, Alumni UPN Angkatan 2002 Ini Banjir Apresiasi
-
PSI Tapsel Salurkan Bantuan ke Sangkunur, Sejumlah Desa Masih Terisolasi
-
Implementasi Pendidikan Gratis Pemprov Papua Tengah, SMKN 3 Mimika Kembalikan Seluruh Biaya