Sidang lanjutan perkara dugaan penodaan agama dengan terdakwa Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) di Auditorium Gedung Kementerian Pertanian, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Selasa (3/1). [CNN/Safir Makki/Pool]
Willyuddin Abdul Rasyid Dhani, salah satu saksi pelapor kasus Ahok terkait dugaan penodaan agama, pernah mengancam Polresta Bogor, Jawa Barat, jika laporannya tidak diterima.
Hal tersebut diungkapkan Willyuddin di persidangan keenam perkara Ahok, hari ini, di Auditorium Kementerian Pertanian, Jakarta Selatan.
Willyuddin mengatakan demikian karena ketika itu polisi sempat menolak laporannya dengan alasan tempat Ahok pidato dengan mengutip surat Al Maidah ayat 51 di Kepulauan Seribu atau bukan di wilayah hukum Polresta Bogor.
"Saya diarahkan dulu, ketika saya masuk ke ruangan, beliau berdua (Bripka Agung Hermawan dan Briptu Ahmad Hamdani) tadinya tidak diterima karena kejadian di Kepulauan Seribu," ujar Willyuddin.
Hal tersebut diungkapkan Willyuddin di persidangan keenam perkara Ahok, hari ini, di Auditorium Kementerian Pertanian, Jakarta Selatan.
Willyuddin mengatakan demikian karena ketika itu polisi sempat menolak laporannya dengan alasan tempat Ahok pidato dengan mengutip surat Al Maidah ayat 51 di Kepulauan Seribu atau bukan di wilayah hukum Polresta Bogor.
"Saya diarahkan dulu, ketika saya masuk ke ruangan, beliau berdua (Bripka Agung Hermawan dan Briptu Ahmad Hamdani) tadinya tidak diterima karena kejadian di Kepulauan Seribu," ujar Willyuddin.
Willyuddin merupakan Sekretaris Forum Umat Islam Bogor. Tokoh yang ikut menolak pendirian GKI Yasmin Bogor ini juga pernah menjadi Ketua Komisi bidang Pengkajian dan Pengawasan Aliran Sempalan dalam Islam, MUI Kota Bogor. Dia juga ikut aksi 2 Desember 2016 di Jakarta.
"Kalau laporan ini tidak diterima, ribuan orang islam akan datang kesini (Mapolresta Bogor). Bukan saya mengancam, tapi ini amanah dari kawan-kawan. Saya berharap laporan ini diterima," kata Willy.
Setelah itu, dia dimintai keterangan. Willyuddin ditanya penyidik seputar pernyataan Ahok di Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu, yang dianggap menistakan agama. Dia mengaku mengetahui hal tersebut dari rekaman video pidato di Youtube.
"Pertama saya ditanyakan dimana tahu hal itu, kejadiannya di Pulau Seribu (saya bilang), saya tahu karena menonton video, saya nontonnya di rumah saya 6 Oktober 2016 jam 11," kata dia.
Ketika itu, Willy juga membawa barang bukti flashdisk berisi rekaman video pidato Ahok.
"Setelah selesai mengetik, dia (Ahmad) serahkan lagi (surat laporan) ke saya, itulah yang terjadi," kata Willy.
Komentar
Berita Terkait
-
Air Laut Nyaris Sejajar Tanggul Pantai Mutiara, Bisa Bikin Monas Kebanjiran?
-
Ojol Tewas, Ahok Sebut DPR Takut: Kenapa Tidak Berani Terima Orang Demo?
-
Dedi Mulyadi Berlutut di Depan Kereta Kencana: Antara Pelestarian Budaya dan Tuduhan Penistaan Agama
-
Ahok Ikut Komentar Soal Kenaikan Gaji Anggota DPR: Mau Rp1 Miliar Sebulan Oke
-
Ahok Tak Masalah kalau Gaji Anggota DPR Rp1 Miliar Sebulan, Tapi Tantang Transparansi Anggaran
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- 9 Mobil Bekas dengan Rem Paling Pakem untuk Keamanan Pengguna Harian
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
Pilihan
-
Bank Dunia Ingatkan Menkeu Purbaya: Defisit 2027 Nyaris Sentuh Batas Bahaya 3%
-
Kelangsungan Usaha Tidak Jelas, Saham Toba Pulp Lestari (INRU) Digembok BEI Usai Titah Prabowo
-
Satu Calon Pelatih Timnas Indonesia Tak Hadiri Proses Wawancara PSSI, Siapa?
-
5 HP Tahan Air Paling Murah untuk Keamanan Maksimal bagi Pencinta Traveling
-
Rupiah Dijamin Stabil di Akhir Tahun, Ini Obat Kuatnya
Terkini
-
Prabowo Pastikan Hunian Tetap Dibangun, Korban Bencana Sumatra Dapat Huntara Lebih Dulu
-
Tragis! Tergelincir di Tikungan, Pemotor Tewas Seketika Disambar Bus Mini Transjakarta
-
Wafat di Pesawat Usai Tolak Tambang Emas, Kematian Wabup Sangihe Helmud Hontong Kembali Bergema
-
PLN Pastikan Kesiapan SPKLU Lewat EVenture Menjelang Natal 2025 & Tahun Baru 2026
-
Soal Polemik Perpol Baru, Kapolri Dinilai Taat Konstitusi dan Perkuat Putusan MK
-
Kritik Penunjukan Eks Tim Mawar Untung sebagai Dirut Antam, KontraS: Negara Abai Rekam Jejak HAM!
-
Mendagri Tito Serahkan Bantuan untuk Warga Terdampak Bencana di Sumbar
-
Detik-Detik Pengendara Motor Tewas Tertabrak Bus Minitrans di Pakubuwono Jaksel
-
Jawab Kritik Rektor Paramadina, Wamendiktisaintek Tegaskan Fokus Pemerintah Bukan Kuota PTN
-
Korsleting Dominasi Kasus Kebakaran Jakarta, Pengamat: Listriknya 'Spanyol', Separuh Nyolong!