Suara.com - Pihak kepolisian kembali memanggil mantan calon gubernur DKI Jakarta Ichsanuddin Noorsy terkait kasus makar, Rabu (18/1/2017). Kali ini, Ichsanuddin diperiksa untuk tersangka makar, Sri Bintang Pamungkas.
Kedatangan Ichsanuddin luput dari perhatian media. Dia telah merampungkan pemeriksaan dan keluar dari gedung Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro sekitar pukul 13.30 WIB.
Dia mengaku dicecar 32 pertanyaan. Materi pemeriksaan kurang lebih mirip ketika dirinya diperiksa sebagai saksi untuk tersangka makar yang lain, Rachmawati Soekarnoputeri, Selasa (10/1/2017) pekan lalu.
"Kalau yang 10 Januari itu kan diperiksa terkait Rachmawati Soekarnoputri sebagai tersangka dan kawan-kawan disebutnya, nah kalau hari ini pemeriksaan menyangkut Sri Bintang Pamungkas saja, ada 32 pertanyaan dan 14 halaman laporan," kata Ichsanuddin usai pemeriksaan di Polda Metro Jaya.
Dia mengaku penyidik juga menanyakan dirinya apakah pernah mengikuti forum pertemuan yang ikut dihadiri Sri Bintang atau tidak.
"Substansi sih sama, karena pengulangan. Tapi lebih ditekankan ke Sri Bintang Pamungkas. Bagaimana apa pernah satu forum? Bagaimana pendapat saya mengenai kajian beliau? Itu misalnya," kata dia.
Dia mengaku sangat jarang duduk bareng dalam forum yang ikut dihadiri Sri Bintang. Pasalnya, kata dia kajian yang disampaikan dirinya berbeda dengan Sri Bintang yang merupakan dosen Teknik Industri di Universitas Indonesia.
"Saya sebetulnya nyaris tidak pernah satu forum dengan Sri Bintang. Sementara perbedaan kajian dengan Sri Bintang, saya punya kajian akademik, dan saya tidak pernah melihat kajian akademik dari Bintang. Itu perbedaan mendasar saya," katanya.
Meski tak mengenal secara dekat dengan Sri Bintang, Ichsanuddin mengaku ikut tergabung dalam grup Whatsapp yang juga Sri Bintang ikut bergabung.
Baca Juga: Kasus Dugaan Makar, 21 Saksi akan Diperiksa Pekan Ini
"Kalau kenal dekat sih, nggak. Tapi saya satu grup WA dengan mereka di grup 'Peduli Negara'," karanya.
Dia juga mengaku pernah ikut menjadi pembicara di Universitas Bung Karno, Jakarta pada 20 November 2016 lalu yang membahas aksi demonstrasi 4 November dan perkembangan ekonomi global.
"Yang paling menarik itu justru pada kajian di UBK pada 20 November. Nah di kajian 20 November itu, kan fokusnya memang ke posisi 2 kan, posisi tentang penistaan agama dan perkembangan ekonomi global. Nah pada penistaan agama itu saya melampirkan berkas yang memuat mengenai 7 media asing yg menceritakan demo 411. Nah mereka mengkonstruksikan demo 411 itu demo Islam vs Kristen, saya tegas saja ya terbuka. Dan itu juga yang saya sampaikan di UBK," kata dia.
Dia menilai dinamika yang terjadi saat ini juga pernah terjadi pada 2002 lalu dan juga menjadi kajiannya.
"Saya bilang tadi ini bukan peristiwa baru, peristiwa ini menjadi kajian saya sejak 2002. Ketika kita mulai salah langkah dalam pemulihan ekonomi. Dan menjadi puncak ketika kita membenarkan azas non diskriminatif pada kebijakan ekonomi. Sehingga yang muncul adalah ketimpangan ekonomi, sosial, regional, intelektual, dan infrastruktur. Yang pada pemerintah sekarang menyebutnya Sentralisasi Jawa. Kalau orang baru merasakan sekarang, saya sudah ingatkan sejak 2002. Dampaknya terasa secara vertikal dan horizontal. Dampak ini sudah saya sampaikan di berbagai tempat. Bagaimana strategi pembangunan kita sebenarnya sehingga kita melahirkan sebuah masyarakat yang memang bisa mengatasi masalah perekonomian?" katanya
"Saya lihat mereka membicarakan akibat, bukan sebab. Saya melihat kesalahan dalam struktur amandemen. Itulah mengapa pentingnya kita kembali ke ekonomi konstitusi," sambungnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
- 3 Mobil Bekas 60 Jutaan Kapasitas Penumpang di Atas Innova, Keluarga Pasti Suka!
- 5 Mobil Listrik 8 Seater Pesaing BYD M6, Kabin Lega Cocok untuk Keluarga
- Cek Fakta: Viral Ferdy Sambo Ditemukan Meninggal di Penjara, Benarkah?
- Target Harga Saham CDIA Jelang Pergantian Tahun
Pilihan
-
Catatan Akhir Tahun: Emas Jadi Primadona 2025
-
Dasco Tegaskan Satgas DPR RI Akan Berkantor di Aceh untuk Percepat Pemulihan Pascabencana
-
6 Rekomendasi HP Murah Layar AMOLED Terbaik untuk Pengalaman Menonton yang Seru
-
Kaleidoskop Sumsel 2025: Menjemput Investasi Asing, Melawan Kepungan Asap dan Banjir
-
Mengungkap Gaji John Herdman dari PSSI, Setara Harga Rumah Pinggiran Tangsel?
Terkini
-
Sekolah di Tiga Provinsi Sumatra Kembali Normal Mulai 5 Januari, Siswa Boleh Tidak Pakai Seragam
-
Makna Bendera Bulan Bintang Aceh dan Sejarahnya
-
Antara Kesehatan Publik dan Ekonomi Kreatif: Adakah Jalan Tengah Perda KTR Jakarta?
-
Fahri Hamzah Sebut Pilkada Melalui DPRD Masih Dibahas di Koalisi
-
Mendagri: Libatkan Semua Pihak, Pemerintah Kerahkan Seluruh Upaya Tangani Bencana Sejak Awa
-
Seorang Pedagang Tahu Bulat Diduga Lecehkan Anak 7 Tahun, Diamuk Warga Pasar Minggu
-
Banjir Ancam Produksi Garam Aceh, Tambak di Delapan Kabupaten Rusak
-
Simalakama Gaji UMR: Jaring Pengaman Lajang yang Dipaksa Menghidupi Keluarga
-
Manajer Kampanye Iklim Greenpeace Indonesia Diteror Bangkai Ayam: Upaya Pembungkaman Kritik
-
Sepanjang 2025, Kemenag Teguhkan Pendidikan Agama sebagai Investasi Peradaban Bangsa