Suara.com - Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa menargetkan Indonesia bisa bebas kasus pemasungan pada tahun 2019. Mensos membuat program program elektronik pasung (e-pasung).
"Salah satu caranya yang kita kembangkan yakni program elektronik pasung (e-pasung) yang diciptakan Kepala Dinas Sosial Jawa Timur Dr Sukesi Apt.MARS," katanya setelah pemutaran film Mata Hati Mbah Djoyokadri di SMA Khadijah Surabaya, Minggu (22/1/2017).
Khofifah mengatakan, Provinsi Jawa Timur dapat dijadikan salah satu provinsi yang bebas pasung karena penerapan e-pasung tersebut. Dia menjelaskan, dalam program e-pasung tersebut akan bisa dideteksi siapa dan di mana serta seperti apa kondisinya dan sudah pernah dipasung atau belum.
"Jadi beberapa kasus yang memang ditemukan di lapangan sebetulnya dia belum pada tahapan psikotik, tapi keluarganya sudah pada posisi yang kuwalahan karena anak tersbut sering keluar rumah," katanya.
Mensos mengatakan, pihaknya sudah melakukan rapat koordinasi nasional untuk membicarakan beberapa kasus pemasungan yang masih terjadi di Indonesia.
"Saya dan dinas sosial di seluruh Indonesia mengharapkan 2019 Indonesia bebas pasung," ujarnya.
Ditanya tentang seberapa efektif program e-pasung tersebut, dirinya mengatakan sudah pernah meminta Sukesi untuk presentasi dan menurutnya program tersebut efektif karena didukung teman-teman SAKTI Peksos (Satuan Bakti Pekerja Sosial) di lapangan.
"E-pasung akan memudahkan siapa saja untuk mengintervensi lanjutannya," tuturnya.
Dia menceritakan, telah muncul kasus yang baru pada dua minggu yang lalu tapi belum masuk pada e-pasung. Dalam kasus itu, tambahnya, ada tiga orang dalam satu keluarga yang dipasung.
"Saya langsung berkoordinasi dengan Kadinsos Jatim ternyata ada yang belum terdeteksi. Ternyata setelah ditelusuri, tiga orang ini pernah dibawa ke Rumah Sakit Jiwa Porong," tambahnya.
Dia menjelaskan, pasien ini sebetulnya sudah terdaftar namun terhapus karena sudah keluar dr rumah sakit.
"Oleh sebab itu diperlukan monitoring. Secara keseluruhan format e-pasung sangat membantu siapapun untuk penyembuhan siapapun yang mengalami kasus psikotik," pungkasnya. (Antara)
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
-
Dampingi Presiden, Bahlil Ungkap BBM hingga Listrik di Sumbar Tertangani Pasca-Bencana
Terkini
-
MPR Dukung Kampung Haji, Dinilai Bikin Jemaah Lebih Tenang dan Aman Beribadah
-
KSAD Minta Media Ekspos Kerja Pemerintah Tangani Bencana Sumatra
-
Kejagung Tetapkan 3 Orang Jaksa jadi Tersangka Perkara Pemerasan Penanganan Kasus ITE
-
OTT KPK di Banten: Jaksa Diduga Peras Animator Korsel Rp2,4 M, Ancam Hukuman Berat Jika Tak Bayar
-
Pesan Seskab Teddy: Kalau Niat Bantu Harus Ikhlas, Jangan Menggiring Seolah Pemerintah Tidak Kerja
-
OTT Bupati Bekasi, PDIP Sebut Tanggung Jawab Pribadi: Partai Tak Pernah Ajarkan Kadernya Korupsi
-
Jawab Desakan Status Bencana Nasional, Seskab Teddy: Pemerintah All Out Tangani Bencana Sumatra
-
Pramono Anung: UMP Jakarta 2026 Sedang Dibahas di Luar Balai Kota
-
Bantah Tudingan Pemerintah Lambat, Seskab Teddy: Kami Sudah Bergerak di Detik Pertama Tanpa Kamera
-
Jelang Mudik Nataru, Pelabuhan Bakauheni Mulai Dipadati Pemudik