Anggota Komisi III DPR dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera, Nasir Jamil menilai pemeriksaan imam besar Front Pembela Islam Rizieq Shihab atas kasus dugaan pelecehan lambang Bank Indonesia yang mirip dengan simbol PKI, yakni gambar palu dan arit, adalah upaya untuk mengkriminalisasi Rizieq.
Kata Nasir, saat ini ada kelompok yang tidak terima atas status Basuki Tjahja Purnama (Ahok) sebagai terdakwa kasus dugaan penistaan agama. Dalam hal ini, kata Nasir, Rizieq dianggap sebagai biang dari kasus hukum yang dijalani Ahok.
"Kalau kita mau jujur, ini kan ada pihak-pihak yang dendam karena mungkin dalam pandangan mereka, Habib Rizieq lah yang menjadikan Ahok itu sekarang menjadi pesakitan," kata Nasir kepada Suara.com, Rabu (25/1/2017).
Sebab itu, lanjut Nasir, berbagai macam cara dilakukan untuk membidik Rizieq. Kata dia, mau tidak mau memang harus diakui, Rizieq lah yang berperan besar menjadikan Ahok pesakitan seperti saat ini.
Ia berharap, penegakan hukum tidak didasari rasa ingin balas dendam dan kebencian. Jika itu yang terjadi, maka situasinya tidak akan pernah berubah.
"Jila terus terjadi seperti ini, rusak bangsa ini! Makanya penegakan hukum itu tidak boleh dengan balas dendam apalagi atas dasar kebencian. Kita berharap semua pihak, apakah Habib Rizieq atau kita semuanya, mebuat suasana menjadi sejuk," tutur Nasir.
Ia juga mengimbau agar sikap toleransi dikedepankan. Ia mengibaratkan situasi saat ini seperti air bah yang mengalir deras, kata dia, saluran tersebut jangan dibendung, tapi diarahkan ke saluran yang lebih baik.
"Sehingga kalau diarahkan akan memberi dampak positif bagi bangsa. Karenanya saya melihat Presiden jangan berdiam diri melihat situasi ini. Ini terjadi di mana-mana. Alangkah lebih baiknya Presiden menginisiasi yang saya sebut sebagai rujuk nasional," kata Nasir.
Baca Juga: Redam Situasi Panas, Jokowi Diminta Gelar Rujuk Nasional
Berita Terkait
-
Redam Situasi Panas, Jokowi Diminta Gelar Rujuk Nasional
-
Kenapa Polisi Ingin Periksa Rizieq dan Munarman di Kasus Makar?
-
Aksi Lucu Kapolda Metro Saat Ditanya Isu Politisasi Kasus Rizieq
-
Kapolda Pastikan Tekanan Laskar Tak Ganggu Polisi Tangani Rizieq
-
Menunggu Gelar Perkara Kasus Rizieq Shihab di Polda Metro
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Profil Wali Kota Prabumulih: Punya 4 Istri, Viral Usai Pencopotan Kepsek SMPN 1
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Pemeriksaan Super Panjang, Hilman Latief Dicecar KPK Hampir 12 Jam soal Kuota Haji
-
Dikira Hilang saat Demo Ricuh, Polisi Ungkap Alasan Bima Permana Dagang Barongsai di Malang
-
Tito Karnavian: Satpol PP Harus Humanis, Bukan Jadi Sumber Ketakutan
-
Wamenkum Sebut Gegara Salah Istilah RUU Perampasan Aset Bisa Molor, 'Entah Kapan Selesainya'
-
'Abuse of Power?' Kemendagri Sebut Wali Kota Arlan Langgar Aturan Copot Kepala SMP 1 Prabumulih
-
Strategi Baru Senayan: Mau RUU Perampasan Aset Lolos? UU Polri Harus Direvisi Dulu
-
Misi Penyelamatan Pekerja Tambang Freeport Berlanjut, Ini Kabar Terbarunya
-
Buntut Aksi Pemukulan Siswa ke Guru, Dikeluarkan Sekolah dan Ayah yang Polisi Terancam Sanksi
-
Perkuat Pertahanan Laut Indonesia, PLN dan TNI AL Jalin Kolaborasi
-
Korban Pemerkosaan Massal '98 Gugat Fadli Zon: Trauma dan Ketakutan di Balik Penyangkalan Sejarah