Masjid Al Jihad, Gang BB, Kelurahan Karet, Kecamatan Setiabudi, Jakarta Selatan, Kamis (23/2/2017). [suara.com/Welly Hidayat'
Kepala Satuan Polisi Pamong Praja DKI Jakarta Jupan Royter sudah mengetahui orang yang menggerakkan aksi pemasangan spanduk di masjid yang berisi boikot terhadap jenazah pendukung Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
"Pasti dong, tapi kami nggak usah sebut," kata Jupan kepada Suara.com, Kamis (1/3/2017).
Jupan mengatakan petugas sudah melakukan langkah preventif agar peristiwa itu tidak memicu kegaduhan.
"Tapi, tetap kami kasih pendekatan. Dalam konteks ketertiban dan keamanan masyarakat, tidak membuat gaduh, masyarakat tetap tentram," katanya.
Jupan mengatakan petugas sudah mencopot spanduk-spanduk bertuliskan "masjid ini tidak mensholatkan jenazah pendukung dan pembela penista agama."
Jupan menambahkan langkah tegas dilakukan agar jangan memicu ketersinggungan antar warga yang memilih pandangan politik berbeda di pilkada Jakarta.
"Jadi gini, nggak bisa semua orang paksa suka sama kita. Tapi nggak boleh dong, gara-gara nggak suka, kita ribut, terus kita pecah. Kita nggak boleh gitu. Berbeda boleh saja, tapi perbedaan itu tidak membuat kita ribut," kata dia.
Ketika ditanyakan apakah ada sanksi pidana untuk orang yang memasang spanduk, Jupan menyerahkannya hal itu kepada kepolisian
"Kalau masalah pidana bukan Satpol PP, (tapi) kepolisian," kata dia.
Jupan mengatakan pencopotan spanduk juga berkoordinasi dengan polisi.
"Kami selalu berkoordinasi. Tapi pada prinsipnya, kita tidak tergantung sama orang. Terus nanti orang lain bilang ini ranahnya Satpol PP, ini bukan," katanya.
"Kalau bicara ketertiban semua aparat punya tanggungjawab yang sama. Makanya, saya bilang kepada teman-teman, semua aparat bertanggungjawab. Misal di Masjid atau di Gereja ada spanduk, terus bilang oh ini ranahnya satpol PP, itu semua elemen masyarakat, aparat, punya tanggungjawab yang sama," kata Jupan.
"Pasti dong, tapi kami nggak usah sebut," kata Jupan kepada Suara.com, Kamis (1/3/2017).
Jupan mengatakan petugas sudah melakukan langkah preventif agar peristiwa itu tidak memicu kegaduhan.
"Tapi, tetap kami kasih pendekatan. Dalam konteks ketertiban dan keamanan masyarakat, tidak membuat gaduh, masyarakat tetap tentram," katanya.
Jupan mengatakan petugas sudah mencopot spanduk-spanduk bertuliskan "masjid ini tidak mensholatkan jenazah pendukung dan pembela penista agama."
Jupan menambahkan langkah tegas dilakukan agar jangan memicu ketersinggungan antar warga yang memilih pandangan politik berbeda di pilkada Jakarta.
"Jadi gini, nggak bisa semua orang paksa suka sama kita. Tapi nggak boleh dong, gara-gara nggak suka, kita ribut, terus kita pecah. Kita nggak boleh gitu. Berbeda boleh saja, tapi perbedaan itu tidak membuat kita ribut," kata dia.
Ketika ditanyakan apakah ada sanksi pidana untuk orang yang memasang spanduk, Jupan menyerahkannya hal itu kepada kepolisian
"Kalau masalah pidana bukan Satpol PP, (tapi) kepolisian," kata dia.
Jupan mengatakan pencopotan spanduk juga berkoordinasi dengan polisi.
"Kami selalu berkoordinasi. Tapi pada prinsipnya, kita tidak tergantung sama orang. Terus nanti orang lain bilang ini ranahnya Satpol PP, ini bukan," katanya.
"Kalau bicara ketertiban semua aparat punya tanggungjawab yang sama. Makanya, saya bilang kepada teman-teman, semua aparat bertanggungjawab. Misal di Masjid atau di Gereja ada spanduk, terus bilang oh ini ranahnya satpol PP, itu semua elemen masyarakat, aparat, punya tanggungjawab yang sama," kata Jupan.
Komentar
Berita Terkait
-
Air Laut Nyaris Sejajar Tanggul Pantai Mutiara, Bisa Bikin Monas Kebanjiran?
-
Ojol Tewas, Ahok Sebut DPR Takut: Kenapa Tidak Berani Terima Orang Demo?
-
Dedi Mulyadi Berlutut di Depan Kereta Kencana: Antara Pelestarian Budaya dan Tuduhan Penistaan Agama
-
Ahok Ikut Komentar Soal Kenaikan Gaji Anggota DPR: Mau Rp1 Miliar Sebulan Oke
-
Ahok Tak Masalah kalau Gaji Anggota DPR Rp1 Miliar Sebulan, Tapi Tantang Transparansi Anggaran
Terpopuler
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Gus Yahya Ngaku Sejak Awal Inginkan Islah Sebagai Jalan Keluar Atas Dinamika Organisasi PBNU
-
Rais Aam PBNU Kembali Mangkir, Para Kiai Sepuh Khawatir NU Terancam Pecah
-
Puasa Rajab Berapa Hari yang Dianjurkan? Catat Jadwal Berpuasa Lengkap Ayyamul Bidh dan Senin Kamis
-
Doa Buka Puasa Rajab Lengkap dengan Artinya, Jangan Sampai Terlewat!
-
Pedagang Korban Kebakaran Pasar Induk Kramat Jati Mulai Tempati Kios Sementara
-
Buku "Jokowi's White Paper" Ditelanjangi Polisi: Cuma Asumsi, Bukan Karya Ilmiah
-
Gibran Turun Gunung ke Nias, Minta Jembatan 'Penyelamat' Siswa Segera Dibangun
-
Mensos Salurkan Santunan Rp15 Juta bagi Ahli Waris Korban Bencana di Sibolga
-
Pengamat: Sikap Terbuka Mendagri Tito Tunjukkan Kepedulian di Masa Bencana
-
Anjing Pelacak K-9 Dikerahkan Cari Korban Tertimbun Longsor di Sibolga-Padangsidimpuan