Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa di Desa Nawin, Kecamatan Haruai, Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan. (suara.com/Pebriansyah Ariefana)
Baca 10 detik
Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mengatakan kasus kekerasan terhadap anak tidak bisa dianggap sepele. Kekerasan, entah itu terkait fisik maupun psikis, memiliki dampak yang sama fatalnya bagi kesehatan jasmani dan mental anak.
Hal tersebut disampaikan Khofifah saat Deklarasi "Stop Kekerasan Terhadap Anak" di Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Minggu (5/3/2017). Acara yang digelar dikediaman Advokat Ahmad Rifai ini dihadiri ratusan pelajar SMP, SMA, dan santri dari sejumlah pondok pesantren.
Menurut Khofifah, dampak kekerasan pada anak mungkin tidak terlihat dalam waktu dekat. Namun, seiring berjalannya waktu, dampak dari kekerasan pada anak ini akan terlihat sangat jelas.
Khofifah menerangkan, beberapa hasil riset menyebutkan bahwa anak-anak yang mengalami trauma kekerasan apapun bentuknya, akan tumbuh dengan berbagai masalah perilaku, mulai kecemasan, depresi, agresi, hingga pemberontakan.
"Tidak jarang yang sebelumnya menjadi korban bertransformasi menjadi pelaku. Trauma masa lalu yang menjadi penyebabnya," imbuhnya.
Kekerasan Seksual Anak Marak
Dalam kesempatan tersebut, Khofifah juga menyoroti semakin maraknya kekerasan seksual anak. Dikatakan, sebagian besar kasus kekerasan seksual terjadi karena beberapa faktor di antaranya konten video porno, minuman keras dan narkoba serta pergaulan yang kontra produktif. Karena itu, langkah preventif yang harus dilakukan adalah dengan memutus dari hulu.
"Akses informasi yang mudah dan teknologi yang semakin canggih memudahkan anak-anak dalam mengakses konten pornografi dan pola pergaulan yang kurang positig. Ini warning bagi semua orangtua, jangan cuek dan gagap teknologi," ujarnya.
Orang tua, lanjut Khofifah, tidak jarang membiarkan anak berkomunikasi via media sosial tanpa pengawasan lantaran gaptek. Alhasil, tidak sedikit anak berkenalan dengan predator seksual, dijebak, dirayu, digoda, sehingga menjadi korban kejahatan seksual.
Diungkapkan, hal lain yang menjadi tantangan dalam memerangi kasus kekerasan seksual anak adalah masyarakat Indonesia yang cenderung permisif. Tidak sedikit masyarakat yang enggan melaporkan kasus kekerasan seksual ke aparat penegak hukum karena beberapa kasus pelakunya justru anggota keluarga sendiri.
"Padahal yang terjadi sangat mungkin lebih banyak. Kebanyakan pelaku kekerasan seksual terhadap anak terkait inses adalah ayah, kakak, dan paman korban," ujarnya.
Olah karena itu, Khofifah mengajak seluruh pihak mengambil peran dalam upaya memerangi kekerasan seksual anak. Ia juga mendorong agar keluarga sebagai ujung tombak ketahanan nasional terus mengawal pola tumbuh kembang anak sebagai generasi penerus bangsa.
"Mari kita wujudkan baitiii jannati (rumahku adalah surgaku)," imbuhnya.
Tag
Komentar
Berita Terkait
-
Blusukan Ke Daerah, Mensos Khofifah Pilih Kursi Ekonomi
-
Ini Jurus Khofifah Tekan Inflasi Akibat "Pedasnya" Harga Cabai
-
Pemda dan Bank Diminta Edukasi Warga Miskin Soal Bansos Non Tunai
-
Mensos Sebut Bansos Non Tunai Efektif Tekan Kemiskinan 0,3 Persen
-
Ketemu Utusan Sekjen PBB, Jokowi Bahas Cegah Kekerasan Pada Anak
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO