Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa di Desa Nawin, Kecamatan Haruai, Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan. (suara.com/Pebriansyah Ariefana)
Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mengatakan kasus kekerasan terhadap anak tidak bisa dianggap sepele. Kekerasan, entah itu terkait fisik maupun psikis, memiliki dampak yang sama fatalnya bagi kesehatan jasmani dan mental anak.
Hal tersebut disampaikan Khofifah saat Deklarasi "Stop Kekerasan Terhadap Anak" di Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Minggu (5/3/2017). Acara yang digelar dikediaman Advokat Ahmad Rifai ini dihadiri ratusan pelajar SMP, SMA, dan santri dari sejumlah pondok pesantren.
Menurut Khofifah, dampak kekerasan pada anak mungkin tidak terlihat dalam waktu dekat. Namun, seiring berjalannya waktu, dampak dari kekerasan pada anak ini akan terlihat sangat jelas.
Khofifah menerangkan, beberapa hasil riset menyebutkan bahwa anak-anak yang mengalami trauma kekerasan apapun bentuknya, akan tumbuh dengan berbagai masalah perilaku, mulai kecemasan, depresi, agresi, hingga pemberontakan.
"Tidak jarang yang sebelumnya menjadi korban bertransformasi menjadi pelaku. Trauma masa lalu yang menjadi penyebabnya," imbuhnya.
Kekerasan Seksual Anak Marak
Dalam kesempatan tersebut, Khofifah juga menyoroti semakin maraknya kekerasan seksual anak. Dikatakan, sebagian besar kasus kekerasan seksual terjadi karena beberapa faktor di antaranya konten video porno, minuman keras dan narkoba serta pergaulan yang kontra produktif. Karena itu, langkah preventif yang harus dilakukan adalah dengan memutus dari hulu.
"Akses informasi yang mudah dan teknologi yang semakin canggih memudahkan anak-anak dalam mengakses konten pornografi dan pola pergaulan yang kurang positig. Ini warning bagi semua orangtua, jangan cuek dan gagap teknologi," ujarnya.
Orang tua, lanjut Khofifah, tidak jarang membiarkan anak berkomunikasi via media sosial tanpa pengawasan lantaran gaptek. Alhasil, tidak sedikit anak berkenalan dengan predator seksual, dijebak, dirayu, digoda, sehingga menjadi korban kejahatan seksual.
Diungkapkan, hal lain yang menjadi tantangan dalam memerangi kasus kekerasan seksual anak adalah masyarakat Indonesia yang cenderung permisif. Tidak sedikit masyarakat yang enggan melaporkan kasus kekerasan seksual ke aparat penegak hukum karena beberapa kasus pelakunya justru anggota keluarga sendiri.
"Padahal yang terjadi sangat mungkin lebih banyak. Kebanyakan pelaku kekerasan seksual terhadap anak terkait inses adalah ayah, kakak, dan paman korban," ujarnya.
Olah karena itu, Khofifah mengajak seluruh pihak mengambil peran dalam upaya memerangi kekerasan seksual anak. Ia juga mendorong agar keluarga sebagai ujung tombak ketahanan nasional terus mengawal pola tumbuh kembang anak sebagai generasi penerus bangsa.
"Mari kita wujudkan baitiii jannati (rumahku adalah surgaku)," imbuhnya.
Tag
Komentar
Berita Terkait
-
Blusukan Ke Daerah, Mensos Khofifah Pilih Kursi Ekonomi
-
Ini Jurus Khofifah Tekan Inflasi Akibat "Pedasnya" Harga Cabai
-
Pemda dan Bank Diminta Edukasi Warga Miskin Soal Bansos Non Tunai
-
Mensos Sebut Bansos Non Tunai Efektif Tekan Kemiskinan 0,3 Persen
-
Ketemu Utusan Sekjen PBB, Jokowi Bahas Cegah Kekerasan Pada Anak
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
-
Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
-
Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
-
Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
Terkini
-
Targetkan 400 Juta Penumpang Tahun 2025, Dirut Transjakarta: Bismillah Doain
-
Sejarah Terukir di Samarkand: Bahasa Indonesia Disahkan sebagai Bahasa Resmi UNESCO
-
Tolak Gelar Pahlawan Soeharto, Koalisi Sipil Ungkap 9 Dosa Pelanggaran HAM Berat Orde Baru
-
Judi Online Lebih Ganas dari Korupsi? Menteri Yusril Beberkan Fakta Mengejutkan
-
Bangunan Hijau Jadi Masa Depan Real Estate Indonesia: Apa Saja Keuntungannya?
-
KPK Tangkap Gubernur Riau, PKB 'Gantung' Status Abdul Wahid: Dipecat atau Dibela?
-
Sandiaga Uno Ajak Masyarakat Atasi Food Waste dengan Cara Sehat dan Bermakna
-
Mensos Gus Ipul Tegaskan: Bansos Tunai Harus Utuh, Tak Ada Potongan atau Biaya Admin!
-
Tenaga Ahli Gubernur Riau Serahkan Diri, KPK Periksa 10 Orang Terkait OTT
-
Stop Impor Pakaian Bekas, Prabowo Perintahkan Menteri UMKM Cari Solusi bagi Pedagang Thrifting