Suara.com - Direktur Lingkar Madani Ray Rangkuti menilai Keluarga Cendana sedang menikmati kebebasan demokrasi seperti sekarang. Hal itu terlihat dari bebasnya mereka melakukan aktivitas apapun, termasuk aktivitas politik.
Salah satu aktivitas politik yang disorot yakni perayaan haul Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar) di Masjid At-Tin, Taman Mini, Jakarta Timur, Sabtu (11/3/2017).
Dalam acara tersebut mereka mengundang sejumlah tokoh politik di antaranya pasangan calon Gubernur-Wakil Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Sandiaga Uno, Ketua Umum Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Prabowo Subianto, serta Wakil Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera Hidayat Nur Wahid.
"Yang sangat menikmati demokrasi adalah salah satunya keluarga Pak Harto. Pascareformasi tidak diapa-apa-kan, meninggal tetap dimuliakan, anak-cucunya tidak pernah diganggu oleh negara mereka bebas berusaha dan berpolitik," kata Ray dihubungi suara.com, Jakarta, Selasa (14/3/2017).
Atas dasar itu, sambungnya, wajar Keluarga Cendana melakukan konsolidasi politik. Dan bukan kali ini saja Keluarga Cendana terjun berpolitik secara langsung. Sebelumnya, kata Ray, Siti Hardijanti Rukmana (Tutut Soeharto), Siti Hediati Hariyadi (Titik Soeharto) dan Hutomo Mandala Putra (Tommy Soeharto) juga bebas berpolitik praktis lewat partai politik masing-masing.
"Mbak tutut ada dua kali ikut pemilu melalui partai yang bukan Golkar, Mbak titik jadi anggota DPR karena Golkar, dan Mas Tommy ini dua kali bikin parpol setelah pemilu 2014 lalu gagal partainya ikut verifikasi dan sekarang bikin partai politikl baru," kata Ray.
"Pertanyaannya adalah apakah konsolidasi ini berpengaruh untuk 2019? Dugaan saya tidak. Mereka butuh 10 tahun dari sekarang," tambahnya.
Ray mengatakan, Keluarga Cendana baru bisa menguasai perpolitikan di Indonesia pada 10 tahun ke depan. Namun, harus berdasarkan catatan khusus.
Pertama, terjadinya kekacauan karena tidak bisa mengelola reformasi sehingga tumbuh ingatan indah terhadap rezim orde baru. Atau, Keluarga Cendana dapat menawarkan imajinasi tentang masa depan yang lebih baik.
Baca Juga: Keluarga Cendana Sedang Test On The Water
"Yang pertama, soal kekacauan itu kita tidak tahu apakah itu akan terjadi atau tidak. tapi saya merasa agak sulit karena sekarang relatif damai. Kedua, Apakah mungkin mereka memiliki tawaran tentang masa depan, saya juga ragu. Karena mereka ingin menarik kondisi kekinian dengan orde bapaknya, orde baru," kata dia.
Ray kemudian menganalisis mengenai pemilih Keluarga Cendana saat ini dan di masa depan. Untuk masa kini, kebanyakan pemilihnya merupakan orang-orang yang lahir di tahun 1940an karena merasakan indahnya Orde Baru. Namun, hingga batas kelahiran tahun 1970an, masyarakat mulai memiliki sikap pesimis terhadap Orde Baru.
"Kalau saya katakan mereka (Keluarga Cendana) butuh 10 tahun, berarti kan tahun 2029 kan, nah itu artinya pemilihnya adalah orang yang lahir di era 2000an yang sama sekali tidak mungkin dan nggak akrab dengan visi, ideologi seperti orde baru, ya jelas nggak hidup di mereka, kan gitu," kata dia.
Lalu, apakah Keluarga Cendana akan bergabung untuk menghadapi 2029? Ray mengatakan hal itu memiliki kemungkinan yang tipis.
"Meski melalui Tommy sedang mengkonsolidasikan rezim Orde Baru lagi, tapi belum tentu (Keluarga Cendana bergabung di 2029)," ujarnya.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Klaim Gugatan Tutut Seoharto Sudah Dicabut, Tapi Perkara Masih Aktif
-
Kepsek Roni Ardiansyah Akhirnya Kembali ke Sekolah, Disambut Tangis Haru Ratusan Siswa
-
Bukan Cuma Joget! Kenalan dengan 3 Influencer yang Menginspirasi Aksi Nyata untuk Lingkungan
-
Heboh! Rekening Nasabah Bobol Rp70 Miliar di BCA, OJK dan SRO Turun Tangan, Perketat Aturan!
-
Emiten Sejahtera Bintang Abadi Textile Pailit, Sahamnya Dimiliki BUMN
Terkini
-
Di Balik Papan 'Bensin Habis' Ada Kabar Getir Pegawai SPBU Swasta yang Takut Dirumahkan
-
2 Kasus Baru Keracunan Massal MBG Tak Masuk KLB, Publik Murka ke Pemerintah: Tunggu Mati Dulu?
-
Usut Korupsi RSUD Kolaka Timur, KPK Periksa Kasi Pidsus Kejari Kolaka
-
Bantah Kesejahteraan Jadi Pemicu, TNI AD Duga Prajurit Kopassus Terlibat Penculikan Karena Ini
-
Rismon Bongkar Lagi Keganjilan Ijazah Jokowi, Foto Satu-satunya Berkacamata di Indonesia
-
Misteri Keracunan MBG di Garut: Ayam Woku atau Lalapan Mentah Biang Kerok? 194 Pelajar Terkapar
-
Hendrar Prihadi Dicopot dari LKPP, PDIP Terima Tak Ada Lagi Kader Partai di Pemerintahan Prabowo
-
Lahan Parkir Milik BUMD DKI Disegel karena Ilegal, Pramono Anung Kasih Dukungan: Memang Pantas
-
Paman di Jakarta Timur Tega Perkosa Keponakan Sendiri saat Ditinggal Orang Tua Berdagang
-
Menkeu Purbaya Diancam Diceraikan Istri Gegara Hampir Menyerah Belajar Ekonomi