Suara.com - Petugas gabungan dari Panitia Pengawas Pemilihan Umum (Panwaslu) dan Satuan Polisi Pamong Raja (Satpol PP) Jakarta Barat, menyisir spanduk-spanduk yang dianggap provokatif di wilayah KEcamatan Cengkareng, Rabu (15/3/2017).
Setelah banyak penyitaan, tapi setidaknya ada satu spanduk seperti itu yang berani dicopot oleh petugas gabungan. Spanduk itu yang terpajang di Masjid Jami Nurul Islam, Jalan Pondok Randu, RT4/RW2, Duri Kosambi, Cengkareng.
Ketua Panwaslu Jakbar Puadi mengatakan, spanduk itu hendak dicopot lantaran berisi tulisan “Jemaah Masjid Ini Tidak Mensalatkan Jenazah Pendukung dan Pembela Penista Al Quran.”
"Belum bisa diturunkan. Nanti pengurus masjidnya dilobi dulu. Nanti akan musyawarah dulu sehabis salat Magrib," kata Puadi dilokasi.
Petugas gabungan sempat berkomunikasi dengan satu anggota masjid, untuk meminta izin masuk serta menurunkan spanduk provokatif yang terindikasi erat terkait putaran kedua Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta tersebut. Namun, pengurus masjid itu bergeming.
Anggota masjid Jami Nurul Islam Khosasih (42), kepada Suara.com, mengatakan petugas gabungan tidak bisa begitu saja memasuki masjid dan menurunkan spanduk tersebut.
" Ya, tunggu dulu musyawarah pengurus masjid. Saya hanya anggota, tidak berwenang memberikan izin. Pengurus inti baru ada ketika salat Magrib," kata Khosasih.
Sebelumnya, aksi petugas gabungan menurunkan spanduk provokatif juga sempat menuai keributan. Insiden itu terjadi saat petugas menurunkan spanduk-spanduk provokatif di RW 4 Cengkareng Barat.
Baca Juga: Pengacara Ahok: Jaksa Kebingungan, Kami Senang-senang Saja
Ada tiga spanduk yang diturunkan oleh petugas gabungan. Dua di antaranya spanduk Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur DKI nomor urut tiga Anies Baswedan-Sandiaga Uno. Sementara satu spanduk lainnya bertuliskan “pilih pemimpin muslim”.
Saat asyik menurunkan tiga spanduk yang terpajang di pos ronda, Ketua RW 4 Ali Yosrani datang dan memprotes aksi petugas gabungan.
"Pak kenapa diturunkan. Ini pakai duit pak buatnya (Spanduk)," kata Ali sembari teriak.
Ali juga mengatakan, spanduk-spanduk itu tidak mencerminkan propaganda hitam.
"Ini bukan spanduk yang berisi tulisan provokatif kok pak, kenapa dicopot," ujar Ali.
Namun, kemarahan Ali cepat diredakan anggota kepolisian. Insiden itu juga sempat mengundang banyak perhatian warga sekitar, namun tidak sampai menimbulkan kericuhan.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO