Penyidik Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya menangkap empat tersangka kasus kejahatan seksual dan pornografi melalui Official Candys Group di Facebook. [suara.com/Agung Sandy Lesmana]
Empat tersangka kasus kejahatan seksual terhadap anak dan pornografi melalui akun Official Candys Group di Facebook kini meringkuk di tahanan. Group tersebut berisi foto-foto dan video tentang hubungan seksual orang dewasa dengan anak (pedofilia) dengan member sebanyak 7.479 orang dari berbagai negara.
Keempat tersangka yaitu Wawan (27), Dede (24), Diki Firmansyah (17) dan perempuan berinisial SHDW alias SHDT (16). Mereka admin group tersebut.
Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya Komisaris Besar Wahyu Hadiningrat menjelaskan peran Wawan dalam kejahatan tingkat internasional tersebut.
Wawan menghubungkan para pedofil anggota member lewat aplikasi Whatsapp dan telegram.
"Jadi koneksinya itu bukan dari grup ini (saja), langsung konek ke grup lain. Ada admin yang mengatur yang inisial WW itu yang connect-kan. Itu di-connect ke grup WA dan telegram," kata Wahyu di Polda Metro Jaya, Rabu (15/3/2017).
Wahyu mengungkapkan ada 11 group yang terkoneksi langsung dengan akun Official Candys Group. Anggota member bukan cuma orang Indonesia, sebagian besar dari berbagai negara luar.
"Nah jadi di WA dan telegram ini ada 11 grup lagi yang internasional. Itu yang berbagai macam negara. Peru, Amerika, Argentina, dan sebagainya. Ada satu lokal sehingga gambar dari sini, admin dia yang kirim ke WA itu," kata dia.
Wahyu menambahkan Polri telah berkoordinasi dengan Kementerian Komunikasi dan Informasi untuk melacak semua grup yang terkoneksi dengan Official Candys Group.
"Kami akan tetap lakukan untuk mencegah hal seperti ini. Kami kerjasama juga dengan kominfo. Sharing informasi bagi masyarakat yang tahu juga ada akun pornografi dan akun lainnya," kata dia
Kepala Subdit Cyber Crime, Ajun Komisaris Besar Roberto Pasaribu menambahkan kasus ini menunjukkan sindikat kejahatan seksual anak internasional mengincar anak-anak Indonesia.
"Ada 11 jaringan internasional semua terjadi di seluruh dunia dan (ini menandakan) Indonesia masih ladang subur untuk hal ini," kata dia
Polri sudah bekerjasama dengan Federal Bureau of Investigation untuk menghentikan aksi kejahatan tersebut.
Keempat tersangka yaitu Wawan (27), Dede (24), Diki Firmansyah (17) dan perempuan berinisial SHDW alias SHDT (16). Mereka admin group tersebut.
Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya Komisaris Besar Wahyu Hadiningrat menjelaskan peran Wawan dalam kejahatan tingkat internasional tersebut.
Wawan menghubungkan para pedofil anggota member lewat aplikasi Whatsapp dan telegram.
"Jadi koneksinya itu bukan dari grup ini (saja), langsung konek ke grup lain. Ada admin yang mengatur yang inisial WW itu yang connect-kan. Itu di-connect ke grup WA dan telegram," kata Wahyu di Polda Metro Jaya, Rabu (15/3/2017).
Wahyu mengungkapkan ada 11 group yang terkoneksi langsung dengan akun Official Candys Group. Anggota member bukan cuma orang Indonesia, sebagian besar dari berbagai negara luar.
"Nah jadi di WA dan telegram ini ada 11 grup lagi yang internasional. Itu yang berbagai macam negara. Peru, Amerika, Argentina, dan sebagainya. Ada satu lokal sehingga gambar dari sini, admin dia yang kirim ke WA itu," kata dia.
Wahyu menambahkan Polri telah berkoordinasi dengan Kementerian Komunikasi dan Informasi untuk melacak semua grup yang terkoneksi dengan Official Candys Group.
"Kami akan tetap lakukan untuk mencegah hal seperti ini. Kami kerjasama juga dengan kominfo. Sharing informasi bagi masyarakat yang tahu juga ada akun pornografi dan akun lainnya," kata dia
Kepala Subdit Cyber Crime, Ajun Komisaris Besar Roberto Pasaribu menambahkan kasus ini menunjukkan sindikat kejahatan seksual anak internasional mengincar anak-anak Indonesia.
"Ada 11 jaringan internasional semua terjadi di seluruh dunia dan (ini menandakan) Indonesia masih ladang subur untuk hal ini," kata dia
Polri sudah bekerjasama dengan Federal Bureau of Investigation untuk menghentikan aksi kejahatan tersebut.
Komentar
Terpopuler
- 5 Mobil Sedan Bekas yang Jarang Rewel untuk Orang Tua
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- 5 Sepatu Lari Hoka Diskon 50% di Sports Station, Akhir Tahun Makin Hemat
- 5 Rekomendasi Sepatu Lokal Senyaman Skechers Buat Jalan-Jalan, Cocok Buat Traveling dan Harian
- 6 Mobil Bekas untuk Pemula atau Pasangan Muda, Praktis dan Serba Hemat
Pilihan
-
Bencana Sumatera 2025 Tekan Ekonomi Nasional, Biaya Pemulihan Melonjak Puluhan Triliun Rupiah
-
John Herdman Dikontrak PSSI 4 Tahun
-
Bukan Sekadar Tenda: Menanti Ruang Aman bagi Perempuan di Pengungsian
-
4 Rekomendasi HP Xiaomi Murah, RAM Besar Memori Jumbo untuk Pengguna Aktif
-
Cek di Sini Jadwal Lengkap Pengumuman BI-Rate Tahun 2026
Terkini
-
Uskup Agung Katedral: Gereja Harus Berani Bersuara Soal Persoalan Bangsa
-
Pesan Sejuk Menag dari Altar Katedral Manado Saat Natal: Iman Harus Terwujud dalam Kepedulian Nyata
-
Pesan Natal Uskup Agung: Rawat Alam, Jangan Biarkan Rakyat Jadi Korban
-
UMP Jakarta 2026 Kalah dari Bekasi dan Karawang, Said Iqbal: Tidak Mungkin Ibu Kota Lebih Rendah!
-
Libur Natal Kawasan Monas 'Diserbu' Ribuan Pengunjung, Wisatawan China hingga Brasil Ikut Meramaikan
-
Dekorasi Natal Katedral Jakarta Tampil Sederhana, Gunakan Bahan Daur Ulang dan Wastra Nusantara
-
Mendagri dan sejumlah menteri pantau kesiapan ibadah Malam Natal 2025 di Jakarta.
-
Said Iqbal Tolak Kenaikan UMP Jakarta 2026 Rp5,73 Juta, Nilai Tak Cukupi Kebutuhan Hidup Layak
-
Magis Natal di Jantung Jakarta: Kala Bundaran HI Bersolek dalam Lautan Cahaya
-
Agenda Natal di Katedral Jakarta: Misa Pontifikal hingga Misa Lansia