Megawati Soekarnoputri, Basuki Tjahaja Purnama, Djarot Saiful Hidayat [suara.com/Bowo Raharjo]
Di hadapan pendukung Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Djarot Saiful Hidayat yang berkumpul di posko pemenangan, Jalan Lembang, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (15/3/2017), Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri mengatakan dirinya merupakan ketua partai yang paling lama menjabat.
Itu sebabnya, dalam memutuskan mengusung calon kepala daerah, bukan hanya sekali dua kali dilakukan Megawati, tapi sudah berkali-kali. Megawati sudah memahami seluk beluk calon pemimpin yang layak dipilih dan mana yang tidak layak dipilih.
Di Pilkada Jakarta periode 2017-2022, Megawati memutuskan memilih pasangan Ahok dan Djarot karena mereka dianggap paling layak memimpin Jakarta. Pertimbangan Megawati, antara lain kinerja dan keseriusan pasangan tersebut.
"Sekarang beliau ini (Ahok-Djarot) mau jadi yang kedua kali. Menurut saya, saya pengalaman pilih orang, saya ketua umum yang terlama lho," ujar Megawati.
Megawati mengatakan kepala daerah yang diusungnya merupakan jaminan keberhasilan.
"Saya bisa melihat orang, tentu nggak semuanya berhasil, tapi biasanya yang saya pilih untuk bupati, wali kota, gubernur itu insya Allah sukses," kata Megawati.
Ahok dan Djarot diusung oleh PDI Perjuangan, Golkar, Nasdem, Hanura, dan PPP kubu Djan Faridz. Mereka menghadapi pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno yang diusung Gerindra dan PKS.
Sejak pilkada putaran pertama sampai menjelang putaran kedua, pasangan Ahok-Djarot diserang terus menerus dengan isu SARA.
Megawati menyayangkan aksi tersebut. Padahal, kata Megawati, Jakarta sekarang sedang mencari pemimpin pemerintah, bukan pemimpin agama.
"Saya sedih sekarang, kenapa? Ada ibu-ibu yang bilang kenapa milih kafir? Menurut saya, itu merendahkan agamanya sendiri apapun agamanya. Aneh saya," kata Megawati.
"Padahal saya bukan ahli Al Quran lho, kalau saya ngomong ayat-ayat nanti kena lagi saya penistaan agama seperti Pak Ahok. Jadi sudah itu urusan kyai, saya urusan politik dan pemerintahan saja," Megawati menambahkan.
Itu sebabnya, dalam memutuskan mengusung calon kepala daerah, bukan hanya sekali dua kali dilakukan Megawati, tapi sudah berkali-kali. Megawati sudah memahami seluk beluk calon pemimpin yang layak dipilih dan mana yang tidak layak dipilih.
Di Pilkada Jakarta periode 2017-2022, Megawati memutuskan memilih pasangan Ahok dan Djarot karena mereka dianggap paling layak memimpin Jakarta. Pertimbangan Megawati, antara lain kinerja dan keseriusan pasangan tersebut.
"Sekarang beliau ini (Ahok-Djarot) mau jadi yang kedua kali. Menurut saya, saya pengalaman pilih orang, saya ketua umum yang terlama lho," ujar Megawati.
Megawati mengatakan kepala daerah yang diusungnya merupakan jaminan keberhasilan.
"Saya bisa melihat orang, tentu nggak semuanya berhasil, tapi biasanya yang saya pilih untuk bupati, wali kota, gubernur itu insya Allah sukses," kata Megawati.
Ahok dan Djarot diusung oleh PDI Perjuangan, Golkar, Nasdem, Hanura, dan PPP kubu Djan Faridz. Mereka menghadapi pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno yang diusung Gerindra dan PKS.
Sejak pilkada putaran pertama sampai menjelang putaran kedua, pasangan Ahok-Djarot diserang terus menerus dengan isu SARA.
Megawati menyayangkan aksi tersebut. Padahal, kata Megawati, Jakarta sekarang sedang mencari pemimpin pemerintah, bukan pemimpin agama.
"Saya sedih sekarang, kenapa? Ada ibu-ibu yang bilang kenapa milih kafir? Menurut saya, itu merendahkan agamanya sendiri apapun agamanya. Aneh saya," kata Megawati.
"Padahal saya bukan ahli Al Quran lho, kalau saya ngomong ayat-ayat nanti kena lagi saya penistaan agama seperti Pak Ahok. Jadi sudah itu urusan kyai, saya urusan politik dan pemerintahan saja," Megawati menambahkan.
Komentar
Berita Terkait
-
Analis Bongkar Alasan Prabowo Copot Budi Gunawan: Imbas 'Agustus Kelam', Loyalitas Ganda Disorot
-
Sinyal Keras dari Istana: Prabowo Sebut Ada Gejala Makar, Perintahkan Aparat Tindak Tegas
-
CEK FAKTA: Benarkah KPK Panggil Megawati Terkait Puluhan Kasus Korupsi?
-
Dedi Mulyadi Berlutut di Depan Kereta Kencana: Antara Pelestarian Budaya dan Tuduhan Penistaan Agama
-
Taktik Cerdas di Balik Isu Ijazah Palsu Jokowi, Ray Rangkuti: Prabowo Menikmati Keuntungan Politik
Terpopuler
- Viral Video 7 Menit Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach, Praktisi Hukum Minta Publik Berhati-hati
- Prabowo Dikabarkan Kirim Surat ke DPR untuk Ganti Kapolri Listyo Sigit
- Tutorial Bikin Foto di Lift Jadi Realistis Pakai Gemini AI yang Viral, Prompt Siap Pakai
- 5 Fakta Viral Video 7 Menit Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach, Publik Penasaran!
- Profil Komjen Suyudi Ario Seto, Calon Pengganti Kapolri Listyo Sigit Prabowo?
Pilihan
-
Perang Tahta Sneakers Putih: Duel Abadi Adidas Superstar vs Stan Smith. Siapa Rajanya?
-
Viral Taiwan Resmi Larang Indomie Soto Banjar Usai Temukan Kandungan Berbahaya
-
Ketika Politik dan Ekonomi Turut Membakar Rivalitas Juventus vs Inter Milan
-
Adu Kekayaan Komjen Suyudi Ario Seto dan Komjen Dedi Prasetyo, 2 Calon Kapolri Baru Pilihan Prabowo
-
5 Transfer Pemain yang Tak Pernah Diduga Tapi Terjadi di Indonesia
Terkini
-
Gubernur Bobby Nasution Beri Pesan ke Pendawa Indonesia: "Nek Wani Ojo Wedi-wedi" Berantas Narkoba
-
Skandal Korupsi Haji Rp1 Triliun, Kapan KPK Umumkan Tersangka Agar Tak Rusak Reputasi NU?
-
Menteri dan Anggota DPR Malaysia Terima Surat Ancaman, Pelaku Minta Tebusan 100.000 Dolar AS
-
Gus Yaqut Terima Aliran Dana Korupsi Haji Rp1 Triliun Lewat Perantara?
-
Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
-
Ditunjuk Jadi Ahli, Roy Suryo Siapkan Data Akun Fufufafa Dukung Pemakzulan Gibran
-
Pemda NTB Diminta Segera Pulihkan Kondisi dan Aktifkan Siskamling oleh Wamendagri
-
Roy Suryo Bawa 'Jokowis White Paper' ke DPR, Ijazah SMA Gibran Disebut 'Dagelan Srimulat'
-
Laskar Cinta Jokowi Sebut Pergantian Kapolri Listyo Bisa Jadi Bumerang, Said Didu: Makin Jelas
-
TNI Nyatakan Terbuka Bekerja Sama dengan Tim Investigasi Kerusuhan Agustus