Suara.com - Sebuah pengadilan Yaman, pada hari Sabtu (25/3/2017), di daerah kekuasaan kelompok bersenjata Houthi menghukum mati Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi dan enam pejabat lain karena "pengkhianatan besar."
Presiden Hadi adalah musuh utama Houthi dalam perang saudara di Yaman yang telah berlangsung sejak dua tahun lalu.
Keputusan pengadilan di ibu kota Sanaa, yang dilaporkan oleh kantor berita negara Saba versi Houthi, akan menjadi preseden yang semakin memperkecil peluang kembalinya perundingan damai untuk mengakhiri konflik yang telah menewaskan sedikitnya 10.000 orang.
Koalisi Arab Saudi dan negara-negara Teluk lainnya telah membantu Hadi dengan ribuan serangan udara dan sejumlah kecil tentara darat untuk mengalahkan gerakan Houthi dan mengembalikan kursi kepresidenan kepada Hadi.
Houthi, yang beraliansi dengan Iran yang juga merupakan seteru utama Arab Saudi. Houthi terus mengalami kekalahan di sejumlah wilayah namun masih berhasil mempertahankan ibu kota dan pusat-pusat urban lainnya.
Beberapa putaran perundingan damai antara kedua pihak telah berakhir dengan kegagalan. Kelompok Houthi masih bersikeras Hadi adalah penguasa yang tidak sah sehingga harus mundur. Sementara di sisi lain, permintaan itu ditolak oleh kubu pemerintah dan juga PBB.
Mengutip keputusan pengadilan di Sanaa, kantor berita Saba menulis bahwa Hadi dihukum karena melakukan "menghasut dan membantu negara agresor Arab Saudi beserta para sekutunya."
Hukuman mati karena pengkhianatan tingkat tinggi juga diberikan kepada beberapa pejabat senior pemerintahan, termasuk di antaranya adalah duta besar Yaman untuk Amerika Serikat, Ahmed Awad bin Mubarok, dan mantan menteri luar negeri Riyadh Yasin.
"Saya bangga nama saya ada dalam daftar tersebut," kata bin Mubarok saat menanggapi hukuman mati tersebut di akun Facebooknya. (Antara)
Tag
Berita Terkait
-
Rencanakan Teror Keluarga Raja Salman, 4 WN Yaman Ditangkap
-
Lelaki Palestina Menang Arab Idol, Ribuan Warga Turun ke Jalan
-
Bocah Amerika Juga Tewas dalam Operasi Pasukan Elit AS di Yaman
-
Belum 10 Hari Trump Berkuasa, 1 Pasukan Khusus AS Tewas di Yaman
-
Bom Bunuh Diri Tewaskan 33 Prajurit Yaman di Aden
Terpopuler
- Operasi Zebra 2025 di Sumut Dimulai Besok, Ini Daftar Pelanggaran yang Disasar
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 5 Mobil Keluarga Bekas Paling Dicari 2025, Murah dengan Performa Mumpuni
- 5 Mobil Sedan Bekas Pajak Murah dan Irit BBM untuk Mahasiswa
- 5 Rekomendasi Smartwatch Selain Apple yang Bisa QRIS MyBCA
Pilihan
-
Format dan Jadwal Babak Play Off Piala Dunia 2026: Adu Nasib Demi Tiket Tersisa
-
Aksi Jatuh Bareng: Rupiah dan Mata Uang Asia Kompak Terkoreksi
-
4 HP RAM 12 GB Paling Murah, Pilihan Terbaik untuk Gamer dan Multitasker Berat
-
Perusahaan BUMN dan Badan Negara Lakukan Pemborosan Anggaran Berjamaah, Totalnya Rp43 T
-
RKUHAP Resmi Jadi UU: Ini Daftar Pasal Kontroversial yang Diprotes Publik
Terkini
-
Menko Polkam dan Mendagri Pimpin Rakorendal BNPP, Wajah Perbatasan RI Siap Dirombak Total
-
Bukan Sekadar Wacana! Pemprov DKI Libatkan Publik Susun 'Peta Jalan' Lingkungan Hidup Hingga 2055
-
ICW: Baru Setahun, Prabowo-Gibran Bikin Reformasi 1998 Jadi Sia-sia
-
Ratusan Ribu Penerima Bansos Main Judol, Kemensos Loloskan 7.200 Orang dengan Syarat Ketat
-
Tamsil Linrung Soroti Daerah Berperan Besar Dorong Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen
-
Menkum Sebut KUHAP Baru Mementingkan Perlindungan HAM, Mulai Berlaku 2026
-
Cuma Naik Rp2 Ribuan per Hari, Buruh Tolak Upah Minimum 2026 Ala Menaker, Usul Formula Baru
-
Eks Sekretaris MA Nurhadi Didakwa Lakukan TPPU Rp307,5 Miliar dan USD 50 Ribu
-
Kasatgas KPK Diadukan ke Dewas, Benarkah Bobby Nasution 'Dilindungi' di Kasus Korupsi Jalan Sumut?
-
Mardani Ali Sera Dicopot dari Kursi Ketua PKSAP DPR, Alasannya karena Ini