Anggota Komunitas Sarjana Hukum Indonesia Khairullah di Polda Metro Jaya, Selasa (28/3/2017). [suara.com/Agung Sandy Lesmana]
Baca 10 detik
Komunitas Sarjana Hukum Muslim Indonesia gagal melaporkan artis Inul Daratista yang mereka anggap menghina ulama lewat media sosial. Polisi tak langsung menerima laporan komunitas tersebut karena minim barang bukti.
"Kami akan lengkapi, masih kurang barang bukti kronologis kenapa dia (Inul) menistakan, kenapa dia mencemarkan nama baik, melakukan penghinaan," kata anggota Komunitas Sarjana Hukum Indonesia Khairullah di Polda Metro Jaya, Selasa (28/3/2017).
Khairullah hanya membawa barang bukti berupa salinan komentar Inul di Instagram.
"Barang bukti ada dua, pertama update status IG dia status pertama 'berkalung sorban, tapi bermain, tapi sex skype' itu ada suatu penghinaan, kami menafsirkan, penghinaan pada ulama kami, dia menistakan tanpa suatu pembuktian," kata dia.
Menurut Khairullah komentar Inul bisa memperkeruh situasi jelang pilkada putaran kedua Jakarta.
"Itu sangat gawat pada prinsif toleransi kita. Sekarang ini kan suasana Pilkada sedang panas dalam Pilkada DKI sebaiknya sebagai masyarakat bukan memperkeruh masalah, tapi menenangkan dan menyejukkan suasana," katanya.
"Bentuk laporan ini supaya ada efek jera siapa pun orangnya siapapun dia, ketika dia bermasalah dengan hukum melanggar hukum maka dia lakukan proses hukum itu aja," Khairullah menambahkan.
Khairullah akan kembali datang ke Polda Metro Jaya setelah melengkapi berkas. Rencananya , mereka akan datang pada Rabu (29/3/2017) sekitar pukul 10.00 WIB.
"Besok pagi sekitar pukul 10.00 WIB, kami akan datang lagi kembali khusus melaporkan kasus ini, melengkapi bukti-buktinya keseluruhan," kata dia.
Inul menjadi sorotan setelah menanggapi berbagai cuitan kasar yang mengarah kepadanya. Serangan terjadi setelah dia menampilkan foto bersama calon gubernur Jakarta petahana Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Sebagian netizen mengait-ngaitkan foto tersebut dengan penghinaan terhadap ulama.
"Kami akan lengkapi, masih kurang barang bukti kronologis kenapa dia (Inul) menistakan, kenapa dia mencemarkan nama baik, melakukan penghinaan," kata anggota Komunitas Sarjana Hukum Indonesia Khairullah di Polda Metro Jaya, Selasa (28/3/2017).
Khairullah hanya membawa barang bukti berupa salinan komentar Inul di Instagram.
"Barang bukti ada dua, pertama update status IG dia status pertama 'berkalung sorban, tapi bermain, tapi sex skype' itu ada suatu penghinaan, kami menafsirkan, penghinaan pada ulama kami, dia menistakan tanpa suatu pembuktian," kata dia.
Menurut Khairullah komentar Inul bisa memperkeruh situasi jelang pilkada putaran kedua Jakarta.
"Itu sangat gawat pada prinsif toleransi kita. Sekarang ini kan suasana Pilkada sedang panas dalam Pilkada DKI sebaiknya sebagai masyarakat bukan memperkeruh masalah, tapi menenangkan dan menyejukkan suasana," katanya.
"Bentuk laporan ini supaya ada efek jera siapa pun orangnya siapapun dia, ketika dia bermasalah dengan hukum melanggar hukum maka dia lakukan proses hukum itu aja," Khairullah menambahkan.
Khairullah akan kembali datang ke Polda Metro Jaya setelah melengkapi berkas. Rencananya , mereka akan datang pada Rabu (29/3/2017) sekitar pukul 10.00 WIB.
"Besok pagi sekitar pukul 10.00 WIB, kami akan datang lagi kembali khusus melaporkan kasus ini, melengkapi bukti-buktinya keseluruhan," kata dia.
Inul menjadi sorotan setelah menanggapi berbagai cuitan kasar yang mengarah kepadanya. Serangan terjadi setelah dia menampilkan foto bersama calon gubernur Jakarta petahana Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Sebagian netizen mengait-ngaitkan foto tersebut dengan penghinaan terhadap ulama.
Tag
Komentar
Berita Terkait
-
Inul Daratista Siap Goncang Malaysia, Comeback setelah 2 Dekade
-
Inul Daratista Lulusan Apa? Sadar Diri Ogah Jadi Wakil Rakyat karena Tak Sekolah Tinggi
-
Pangling Lihat Wajah Sendiri, Inul Daratista: Kayak Ibu Pejabat Habis Terima Tunjangan
-
Cuma Punya Ijazah SD, Inul Daratista Tak Tertarik Jadi Anggota DPR: Takut Gak Amanah
-
Presiden Prabowo Sebut Ekonomi Stabil dan Banyak Lapangan Kerja, Inul Daratista Sampai Gregetan
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO