Celurit [shutterstock]
Saksi bernama Rafi (16) menceritakan detik-detik tawuran berdarah antara warga Budi Asih dan warga Batalyon Siliwangi di Jalan Raya Dewi Sartika, Kramatjati, Jakarta Timur, pada Senin (24/4/2017). Tawuran tersebut mengakibatkan John Albert Daniel Tengker (16) luka parah di kepala terkena bacokan celurit.
"Jadi teman-teman sehabis pulang dari Puncak nih anak BS (Batalyon Siliwangi), baru pulang dari Puncak. Lagi pada ngaso (istirahat) baru sampai, dari Puncak. Langsung tiba-tiba diserang sama anak Tamhar (Budi Asih Taman Harapan)," kata Rafi kepada Suara.com, Selasa (25/4/2017).
Rafi, Albert, dan rekan-rekan pun menyambut serangan tersebut sekitar pukul 15.30 WIB.
"Posisi anak-anak belum pada ngumpul belum pada ramai, belum siap, kan," kata dia.
Saat peristiwa terjadi, Rafi dan Albert berada di barisan paling depan.
"Jadi teman-teman sehabis pulang dari Puncak nih anak BS (Batalyon Siliwangi), baru pulang dari Puncak. Lagi pada ngaso (istirahat) baru sampai, dari Puncak. Langsung tiba-tiba diserang sama anak Tamhar (Budi Asih Taman Harapan)," kata Rafi kepada Suara.com, Selasa (25/4/2017).
Rafi, Albert, dan rekan-rekan pun menyambut serangan tersebut sekitar pukul 15.30 WIB.
"Posisi anak-anak belum pada ngumpul belum pada ramai, belum siap, kan," kata dia.
Saat peristiwa terjadi, Rafi dan Albert berada di barisan paling depan.
Albert terlibat duel dengan pemuda lain yang membawa kelewang. Mereka sama-sama duel dengan senjata tajam di dekat lampu pengatur arus lalu lintas.
"Saya sama Albert itu paling depan di lampu merah, nah saya duel sama anak Tamhar, Albert posisi di samping saya Albert," katanya.
Rafi melihat langsung detik-detik sebuah celurit diayunkan mengenai kepala Albert.
"Albert kan posisi di trotoar kan tengah jalan, Albert mau ngebacok Fauzan nggak kena. Nah si Albert balik badan, mungkin keserimpet kaki siapa, jatoh. Jatoh, bangun nggak sempet, diberi (bacok) sama Fauzan," kata dia.
Awalnya, Rafi mengira Albert berhasil menangkis sabetan celurit. Tapi, ternyata dugaannya meleset. Celurit berukuran panjang menancap di kepala bagian depan, di atas mata.
"Saya kira celuritnya ditangkep sama Albert. Eh tahu-tahu nempel di kepala," kata Rafi.
Setelah menghajar Albert, kata Rafi, pelakunya langsung lari menjauh, meninggalkan Albert yang telah terkapar.
"Langsung mundur ke belakang. Karena (celuritnya) nempel (di kepala Albert) dia kabur," jelasnya.
Pikiran Rafi sudah bermacam-macam ketika melihat Albert. Tapi, Rafi ribuat tercengang karena ternyata Albert masih sadar dan bisa bangun lagi dengan celurit menancap di kepala.
"Iya saya angkat dia. Masih nempel celurit," kata dia.
Meski lukanya sangat parah, Albert masih bisa berkomunikasi. Kemudian, dia diajak berjalan menjauhi lokasi untuk menuju klinik kesehatan terdekat.
"Masih sadar masih bisa jalan, ngomong dia, duduk juga sih dia. 'Tolongin gua tolongin gua,' anak-anak yang lain bawa ke dalem (kampung). Nah kan singkat cerita ada klinik, klinik itu nggak mau nerima. Mungkin dia warga situ kan rusuh-rusuh, nggak mau nerima," katanya.
Sedalam 10 sentimeter
Nyawa Albert selamat, meski ujung celurit menancap di kepala. Dalamnya sampai 10 sentimeter.
Rafi mengatakan sesampai di klinik, ternyata petugas tidak mau menanganinya. Kemudian, dia dibawa ke Rumah Sakit Polri, Kramatjati, Jakarta Timur
Sesampai di RS Polri, ternyata Albert tak langsung ditangani dokter. Dokter baru mau menangani setelah ada surat keterangan dari kepolisian.
"Iya di RS Polri juga minta keterangan dari polsek. Kalau belum ada keterangan dari polsek, RS Polri nggak mau nangani," kata dia.
Rekan-rekan Albert pun cepat-cepat lapor ke Polsek Kramatjati. Sementara Albert menunggu dengan tangan memegangi gagang celurit yang menancap di kepalanya.
"Saya juga yang dicecer sama polisi. Saya jadi saksi, namanya juga temen kan bang. Saya ditanya kapolsek bikin surat udah jadi bawa ke RS langsung ditangani," kata dia
Selama di rumah sakit, Albert tetap sadar.
"Sampai dibawa ke Polri, (Albert) masih sadar masih bisa ngobrol. Pas di RS Polri disuntik bius udah koma. Sempet koma. Langsung malamnya dioperasi," kata dia.
Operasi pencabutan celurit dan penanganan luka akhirnya berhasil. Pemuda asal Ambon tersebut kemudian menjalani perawatan secara intensif.
Saat ini, kondisinya berangsur-angsur membaik.
Rafi sudah tahu siapa pelakunya. Dia menyebut inisialnya F.
"Iya sekarang dia lagi dicari-cari (polisi) tuh. (Sekarang) ngilang," kata dia.
Tawuran tersebut diduga dipicu karena suara ledakan petasan yang dilemparkan oleh salah satu kelompok.
"Kenakalan remaja dan dendam untuk saling mengalahkan," kata Kapolres Metro Jakarta Timur Komisaris Besar Andri Wibowo kepada Suara.com.
Andri mengatakan tawuran tidak sampai meluas karena petugas cepat melerai mereka. Keributan benar-benar dapat disudahi pukul 16.00 WIB.
"Tim khusus sudah turun nanti akan kami lihat masalah secara lengkap. Kami akan proses mereka yang terlibat dan mengagitasi tawuran," kata dia.
Tag
Komentar
Berita Terkait
-
Mengerikan! Gerebek Remaja Tawuran, Polisi Klapanunggal Temukan Prostitusi Anak Sekolah
-
Viral Tawuran Pelajar di Lombok, Ini 5 Fakta Mengejutkan
-
7 Fakta Ngeri Konflik Berdarah di Jasinga: Dari Bola Jadi Perang, Dendam 15 Tahun Renggut Nyawa
-
Sepak Bola Berubah Maut, Kisah Pria Tewas di Jasinga Akibat Konflik Antarkampung 15 Tahun Silam
-
Tawuran Antarkampung di Ambon Meletus usai Pelajar Tewas: Belasan Rumah hingga Kantor Desa Dibakar!
Terpopuler
- Dana Operasional Gubernur Jabar Rp28,8 Miliar Jadi Sorotan
- Viral Video 7 Menit Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach, Praktisi Hukum Minta Publik Berhati-hati
- Prabowo Dikabarkan Kirim Surat ke DPR untuk Ganti Kapolri Listyo Sigit
- Prabowo Incar Budi Gunawan Sejak Lama? Analis Ungkap Manuver Politik di Balik Reshuffle Kabinet
- Tutorial Bikin Foto di Lift Jadi Realistis Pakai Gemini AI yang Viral, Prompt Siap Pakai
Pilihan
-
Adu Kekayaan Komjen Suyudi Ario Seto dan Komjen Dedi Prasetyo, 2 Calon Kapolri Baru Pilihan Prabowo
-
5 Transfer Pemain yang Tak Pernah Diduga Tapi Terjadi di Indonesia
-
Foto AI Tak Senonoh Punggawa Timnas Indonesia Bikin Gerah: Fans Kreatif Atau Pelecehan Digital?
-
Derby Manchester Dalam 3 Menit: Sejarah, Drama, dan Persaingan Abadi di Premier League
-
Disamperin Mas Wapres Gibran, Korban Banjir Bali Ngeluh Banyak Drainase Ditutup Bekas Proyek
Terkini
-
Tewas usai Dicabuli, Jejak Pembunuh Mayat Bocah dalam Karung Terungkap Berkat Anjing Pelacak!
-
Harus Ada TPA Terpadu di PIK usai Ada Sanksi dari KLHK
-
Ganti Kapolri Tak Cukup! Presiden Prabowo Didesak Rombak Total UU Kepolisian
-
Langit Madinah Mencekam, Diduga Rudal Houthi Dicegat Pertahanan Arab Saudi
-
Aktivis 98 Gagas 'Warga Peduli Warga', Bagikan Ribuan Sembako ke Ojol dan Warga Rentan Jakarta
-
Viral Detik-Detik Truk Gas Meledak: 8 Orang Tewas Terpanggang, Puluhan Kritis
-
Suyudi-Dedi Prasetyo Calon Kuat, Seabrek 'Dosa' Era Kapolri Listyo Mesti Ditanggung Penerusnya!
-
Tiga Mahasiswa Dinyatakan Hilang, Polda Metro Jaya Buka Posko Pengaduan
-
Isu Listyo Sigit Diganti, ISESS Warning Keras: Jangan Pilih Kapolri dengan Masa Jabatan Panjang
-
'Ganti Kapolri' Trending, Data INDEF Ungkap Badai Kemarahan Publik di X dan TikTok, Ini Datanya