Suara.com - Ribuan pelajar dan mahasiswa Prancis menggelar aksi protes menentang dua kandidat calon presiden mereka, Emmanuel Macron dan Marine Le pen, yang akan bertarung pada 7 Mei 2017. Aksi tersebut berakhir bentrok dengan aparat kepolisian, Kamis (27/4).
Mereka memprotes Macron dan Le Pen yang dianggap “serupa tapi tak sama” terkait ideologi politik. Keduanya dinilai sebagai persona rasis, anti-imigran, pendukung kebijakan neoliberal yang merugikan masyarakat.
“Kami tidak mendukung keduanya. Macron dan Le Pen sama-sama jahat. Prancis adalah negeri kaum intelektual, rakyat tak lagi bisa dibodohi oleh retorika nasionalistik mereka yang sama seperti fasis,” tegas Jacques, pelajar berusia 17 tahun, seperti dilansir AFP.
Para demonstran yang berpakaian serba hitam menggelar long march. Namun, aksi mereka dihadang oleh barikade kepolisian.
Alhasil, bentrok antarkeduanya tak terelakkan. Polisi menembakkan peluru gas air mata untuk membubarkan demonstran.
Namun, pelajar dan mahasiswa membalas serangan polisi dengan melempar botol.
”Kami tak akan memilih dalam pemilu borjuistik dan fasistik ini. Bankir (Macron) dan rasis (Le Pen) sama jahatnya,” teriak para demonstran.
Le Pen adalah pemimpin Front National, partai politik yang berhaluan kanan-jauh. Le Pen sejak lama dikenal sebagai tokoh neo-fasis, anti-imigran, anti-muslim, dan bertekad membawa Prancis keluar dari Uni Eropa. Le Pen juga dikenal sebagai ”Donald Trump versi perempuan.”
Baca Juga: Hasil Konsultasi dengan SBY, Demokrat Tolak Hak Angket KPK
Sementara Macron adalah kandidat presiden dari jalur independen. Ia adalah mantan bankir, penasihat ekonomi sekaligus pernah menjadi menteri ekonomi era Presiden Francois Hollande. Dalam kancah politik, ia dikenal pro-bisnis dan berorientasi sosial liberal.
Berita Terkait
Terpopuler
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
- Ditunjuk Jadi Ahli, Roy Suryo Siapkan Data Akun Fufufafa Dukung Pemakzulan Gibran
Pilihan
-
Otak Pembunuhan Kacab Bank, Siapa Ken si Wiraswasta Bertato?
-
DPR 'Sentil' Menkeu Purbaya, Sebut Kebijakan Rp200 Triliun Cuma Jadi Beban Bank & Rugikan Rakyat!
-
Ivan Gunawan Blak-blakan: Dijauhi Teman Pesta Usai Hijrah dan Risih Dipanggil 'Haji'
-
5 Prompt AI Viral: Ubah Fotomu Jadi Anime, Bareng Idol K-Pop, Sampai Action Figure
-
Media Belanda Julid ke Eliano Reijnders yang Gabung Persib: Penghangat Bangku Cadangan, Gagal
Terkini
-
Usut Korupsi Hutan Inhutani V, KPK Periksa Staf Ahli Menhut dan 6 Saksi di Lampung
-
Komeng Tak Sudi Jabar Selalu Disalahkan jika Jakarta Banjir, Pramono Balas Begini!
-
Bawa 7 Poin Tuntutan, Hujan Deras Tak Surutkan Semangat Aksi Ojol di Depan Gedung DPR RI
-
Datangi Istana, Mendagri Tito Sebut Presiden Prabowo Bakal Lantik Menkopolkam Baru Siang Ini
-
Djamari Chaniago Merapat ke Istana, Mendagri Tito Bocorkan Pelantikan Menko Polkam Baru
-
Profil Ahmad Dofiri, Purnawirawan Jenderal Polisi yang Masuk Bursa Kabinet Prabowo
-
Komisi I DPR Benarkan Djamari Chaniago Akan Dilantik Jadi Menko Polkam, Menporanya Erick Thohir?
-
Usut Korupsi Kuota Haji, KPK Periksa 5 Pejabat Direktorat Haji Khusus Kemenag
-
Kejagung Periksa 8 Saksi Kasus Korupsi Digitalisasi Pendidikan yang Menyeret Nadiem, Siapa Saja?
-
Gelar Aksi 'Pink', Aliansi Perempuan Tuntut Pembebasan Delpedro Cs di Polda Metro Jaya