Suara.com - Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengundang Presiden Filipina Rodrigo Duterte ke Washington dalam pembicaraan telepon pada Sabtu (29/4/2017), yang juga membahas masalah Korea Utara, kata Gedung Putih dalam pernyataannya.
Gedung Putih tidak merinci kapan pemimpin itu akan bertemu di Washington untuk membahas persekutuan mereka, namun pernyataan itu menyebutkan bahwa Trump menantikan saat berkunjung ke Filipina pada November sebagai bagian dari dua pertemuan puncak dengan negara Asia lain.
Pada pekan ini, menteri luar negeri anggota Perhimpunan Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) di Manila menyatakan keprihatinan mendalam atas peningkatan ketegangan di semenanjung Korea akibat sejumlah uji senjata nuklir dan peluru kendali baru-baru ini oleh Korea Utara.
"ASEAN mendesak dengan keras agar Korea Utara mematuhi sepenuhnya semua kewajiban dari resolusi Dewan Keamanan PBB dan hukum internasional demi menjaga perdamaian dan keamanan," kata para menteri tersebut setelah bertemu di Manila.
ASEAN juga mendesak agar Korea Utara serta semua pihak yang terlibat untuk menahan diri dari tindakan yang memperparah situasi demi menurunkan ketegangan yang ada di kawasan "ASEAN mendukung denuklirisasi Semenanjung Korea dan dalam hal ini, mendesak digelarnya kembali perundingan untuk menciptakan kondisi yang kondusif bagi perdamaian dan stabilitas."
Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi, menjelaskan bahwa para menteri sudah sepakat untuk mengeluarkan pernyataan sendiri karena situasi yang sudah mengkhawatirkan, dan karena secara geografis letak Semenanjung Korea tidak terlalu jauh sehingga dampaknya juga akan terasa di Asia Tenggara.
Uji persenjataan dari Korea Utara, yang melanggar parangan dari Dewan Keamanan PBB, memang membuat situasi kawasan memanas.
Baru-baru ini, Cina, yang selama ini menjadi sekutu utara Pyongyang, menghentikan semua perdagangan batu bara dari Korea Utara, yang merupakan komoditas ekspor dan sumber pemasukan utama.
Secara terpisah sebelumnya, Presiden Amerika Serikat Donald Trump, kepada Reuters, mengatakan bahwa "konflik besar" dengan Korea Utara sangat mungkin terjadi, meski mengaku lebih memilih menyelesaikan persoalannya dengan jalur diplomasi.
Baca Juga: Jokowi dan Duterte Resmikan Kapal Penyeberangan Davao-Bitung
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi mendesak Korea Utara agar menghentikan kegiatan pengembangan nuklir dan peluru kendalinya.
Menlu juga memperingatkan semua pihak bahwa "pengerahan kekuatan tidak akan menyelesaikan perbedaan dan hanya akan mengarah pada bencana yang lebih besar."
Wang menekankan kepada Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-bangsa, "Cina bukan merupakan titik fokus masalah di semenanjung Korea. Kunci untuk menyelesaikan masalah nuklir di semenanjung tidak berada di tangan Cina."
Ia mengatakan, pengerahan tata antipeluru kendali Amerika Serikat di Korea Selatan "sangat merongrong" keamanan strategis Cina serta merusak kepercayaan di antara berbagai pihak terkait masalah Korea Utara.
Berita Terkait
Terpopuler
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
OJK Awasi Ketat Pembayaran Pinjol Dana Syariah Indonesia yang Gagal Bayar
-
Jejak Emas Rakyat Aceh Bagi RI: Patungan Beli Pesawat, Penghasil Devisa & Lahirnya Garuda Indonesia
-
Pabrik Toba Pulp Lestari Tutup Operasional dan Reaksi Keras Luhut Binsar Pandjaitan
-
Kuota Pemasangan PLTS Atap 2026 Dibuka, Ini Ketentuan yang Harus Diketahui!
-
Statistik Suram Elkan Baggott Sepanjang 2025, Cuma Main 360 Menit
Terkini
-
OTT Bekasi, KPK Amankan 10 Orang dan Segel Ruang Bupati
-
OTT KPK: Ruang Kerja Bupati Bekasi Disegel, Penyelidikan Masih Berlangsung
-
Wamendiktisaintek Soroti Peran Investasi Manusia dan Inovasi untuk Kejar Indonesia Emas 2045
-
Rumus Baru UMP 2026, Mampukah Penuhi Kebutuhan Hidup Layak?
-
Bobol BPJS Rp21,7 Miliar Pakai Klaim Fiktif, Kejati DKI Tangkap Tersangka berinisial RAS
-
Mengapa Penanganan Banjir Sumatra Lambat? Menelisik Efek Pemotongan Anggaran
-
Atasi Krisis Air, Brimob Polri Targetkan 100 Titik Sumur Bor untuk Warga Aceh Tamiang
-
Mendikdasmen Pastikan Guru Korban Bencana di Sumatra Dapat Bantuan Rp2 Juta
-
Masalah Lingkungan Jadi PR, Pemerintah Segera Tertibkan Izin Kawasan Hutan hingga Pertambangan
-
Dua Hari Berturut-turut, KPK Dikabarkan Kembali Tangkap Jaksa Lewat OTT