Suara.com - Juru Bicara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Febri Diansyah, beberkan alasan empat pimpinan KPK berinisiatif temui Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jumat (5/5/2017) siang.
Menurut Febri, kedatangan para pimpinan lembaga anti rasuah itu ke istana untuk berkoordinasi lebih lanjut tentang upaya pemberantasan korupsi di tanah air, khususnya di daerah-daerah.
Cukup banyak, kata Febri, kepala daerah yang tersangkut masalah korupsi. Dan kasusnya sedang ditangani KPK. Untuk itu, dibutuhkan komunikasi dengan presiden selaku pimpinan pemerintahan dan negara.
"KPK cukup banyak menangani kasus yang menjerat kepala daerah," kata Febri di Gedung KPK, Kuningan, Jakarta Selatan, hari ini.
"Kita membutuhkan komunikasi dan koordinasi lebih lanjut terkait dengan upaya pemberantasan korupsi dan bagaimana menyikapi dengan maraknya kasus korupsi di daerah," lanjutnya menjelaskan alasan pimpinan KPK temui Jokowi.
Dalam pertemuan yang kurang lebih berlangsung satu jam, hal lain yang dinilai krusial dalam pemberantasan korupsi juga dibicarakan. Diantaranya terkait penguatan regulasi untuk pemberantasan korupsi.
"Jadi ke depan diharapkan ada perhatian yang serius untuk mengharmonisasikan konvensi PBB melawan korupsi dengan Undang-undang Tipikor," ujar Febri.
Mantan peneliti ICW ini mengatakan, yang dibutuhkan KPK saat ini adalah bukan revisi undang-undang KPK.
KPK berharap agar penguatan terhadap beberapa aturan yang berlaku di dunia internasional, seperti memperdagangkan pengaruh dan terkait pemberantasan korupsi di sektor swasta ditingkatkan.
Baca Juga: Sebulan Direhabilitasi, Apa Kabarnya Ridho Rhoma?
"Bukan dengan revisi UU KPK, bukan dengan hak angket atau hal-hal lain yang dalam tataran tertentu bisa mengganggu pemberantasan korupsi yang dilakukan oleh KPK," kata Febri.
Diberitakan sebelumnya, Jumat siang, Jokowi menggelar rapat dengan empat pimpinan KPK di Istana Merdeka.
Para pimpinan KPK yang datang dalam pertemuan itu, antara lain Ketua KPK Agus Rahardjo, dan tiga Wakil Ketua KPK yakni Saud Situmorang, Alexander Marwata, dan Basariah Pandjaitan.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas 30 Jutaan untuk Harian, Cocok buat Mahasiswa dan Keluarga Baru
- 7 Mobil Bekas Terbaik untuk Anak Muda 2025: Irit Bensin, Stylish Dibawa Nongkrong
- Gibran Hadiri Acara Mancing Gratis di Bekasi, Netizen Heboh: Akhirnya Ketemu Jobdesk yang Pas!
- Suzuki Ignis Berapa cc? Harga Bekas Makin Cucok, Intip Spesifikasi dan Pajak Tahunannya
- 5 HP RAM 8 GB Paling Murah Cocok untuk Gamer dan Multitasking Berat
Pilihan
-
Indonesia Ngebut Kejar Tarif Nol Persen dari AS, Bidik Kelapa Sawit Hingga Karet!
-
Prabowo Turun Gunung Bereskan Polemik Utang Whoosh
-
Jokowi Klaim Proyek Whoosh Investasi Sosial, Tapi Dinikmati Kelas Atas
-
Barcelona Bakal Kirim Orang Pantau Laga Timnas Indonesia di Piala Dunia U-172025
-
Menkeu Purbaya Pamer Topi '8%' Sambil Lempar Bola Panas: Target Presiden, Bukan Saya!
Terkini
-
Melejit di Puncak Survei Cawapres, Menkeu Purbaya: Saya Nggak Tertarik Politik
-
Korupsi CPO: Pengacara 3 Raksasa Sawit Minta Dibebaskan, Gugat Dakwaan Jaksa
-
Kapolda Metro Jaya Perintahkan Propam Tindak Polisi Pelaku Catcalling di Kebayoran Baru
-
Hujan Deras Bikin Jakarta Macet Parah, Dirlantas Polda Metro Turun Langsung ke Pancoran
-
Pulangkan 26 WNI Korban Online Scam di Myanmar, Menteri P2MI: Jangan Tergiur Tawaran Kerja Ilegal
-
OC Kaligis Sebut Sidang Sengketa PT WKM dan PT Position Penuh Rekayasa, Ini Alasannya
-
Jerat Utang Whoosh: DPD Peringatkan PT KAI di Ambang Krisis, Kualitas Layanan Terancam Anjlok
-
Biaya Haji Tahun 2026 Ditetapkan Rp87 Juta, Wamenhaj: Harusnya Naik Rp2,7 Juta
-
Jejak Pemerasan Rp53 M di Kemnaker: KPK Geledah Rumah Eks Sekjen Heri Sudarmanto, 1 Mobil Disita
-
Presiden Prabowo Panggil Dasco Mendadak Tadi Pagi, Bahas Apa?