Suara.com - Kementerian Keuangan Amerika Serikat tengah mempertimbangkan semua kebijakan yang bisa menghentikan akses Korea Utara terhadap sistem finansial internasional, kata seorang pejabat kementerian tersebut pada Sabtu waktu setempat bersamaan dengan uji coba rudal kendali oleh Pyongyang.
Kebijakan tersebut ditujukan untuk menghentikan program pengembangan persenjataan nuklir dan rudal dari Pyongyang.
"Kami tengah mempertimbangkan semua hal, termasuk program dari kantor TFI dan OFAC untuk menghentikan mereka," kata pejebat tersebut.
Menurut Reuters TFI dan OFAC adalah dua direktorat di bawah Kementerian Keuangan yang menangani persoalan pendanaan terorisme dan penguasaan aset asing.
"Kami tidak akan berkomentar terhadap sanksi di masa mendatang, tapi kami jelas akan menggunakan semua kewenangan untuk memerangi aktivitas pendanaan ilegal dan terorisme," kata dia.
Korea Utara menembakkan sebuah rudal kendali dari perairan barat negara tersebut, hanya beberapa hari setelah pemimpin baru Korea Selatan menjanjikan perundingan damai dengan Pyongyang. Rudal itu terbang sejauh 700 kilometer, demikian keterangan militer Seoul.
Sebelumnya pada Sabtu, Menteri Keuangan Amerika Serikat Steven Mnuchin mengaku bahwa pihaknya telah melakukan sejumlah upaya untuk menghentikan pendanaan terorisme, termasuk sejumlah sanksi untuk Korea Utara.
Kebijakan itu menjadi fokus pembicaraan dalam pertemuan sesama menteri keuangan G7 di Bari, Italia.
"Perdagangan memang isu penting, tapi fokus terbesar dalam pertemuan itu adalah bagaimana bekerja sama untuk memerangi pendanaan teroris," kata dia.
Para menteri keuangan dan gubernur bank sentral negara anggota G7 berjanji untuk memperkuat cara yang bisa secara efektif menghentikan pendanaan terorisme, termasuk di antaranya saling berbagi informasi dan membekukan aset pihak-pihak yang terkena sanksi. (Antara)
Berita Terkait
-
Kisah Granny Guns, Buktikan Usia Tak Halangi Jadi Bugar & Penuh Energi
-
FBI Rilis Foto Penembak Charlie Kirk! Imbalan Rp 1,6 Miliar Menanti!
-
Charlie Kirk Tewas Ditembak di Leher: Kiprah dan Kontroversi Loyalis Setia Donald Trump
-
Detik-detik Charlie Kirk Ditembak saat Pidato di Depan Ratusan orang
-
Siapa Charlie Kirk? Aktivis dan Sekutu Donald Trump Tewas Ditembak saat Debat "Prove Me Wrong"
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
Pilihan
-
Jaminan Laga Seru! Ini Link Live Streaming Bayern Munchen vs Chelsea
-
Kendal Tornado FC vs Persela Lamongan, Manajemen Jual 3.000 Tiket
-
6 Rekomendasi HP Murah Rp 3 Jutaan dengan Kamera Terbaik September 2025
-
Wakil Erick Thohir Disebut jadi Kandidat Kuat Menteri BUMN
-
Kursi Menteri BUMN Kosong, Siapa Pengganti Erick Thohir?
Terkini
-
Hitung Mundur Dimulai? Analis Sebut Kapolri Diganti Usai Hari TNI, Ini Sinyalnya
-
DPRD 'Geruduk' Parkir Ilegal di Jaktim, Dua Lokasi Disegel Paksa, Potensi Pajak Miliaran Bocor
-
'Keterangan Anda Berubah!' Detik-detik Saksi PT Poison Ditegur Hakim di Sidang Sengketa Tambang
-
Saatnya 'Perbarui' Aturan Main, DPR Genjot Revisi Tiga UU Kunci Politik
-
Noel Dikabarkan Mau Jadi Justice Collaborator, KPK: Belum Kami Terima
-
Jejak Korupsi Noel Melebar, KPK Bidik Jaringan Perusahaan PJK3 yang Terlibat Kasus K3
-
Anggotanya Disebut Brutal Hingga Pakai Gas Air Mata Kedaluarsa Saat Tangani Demo, Apa Kata Kapolri?
-
Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
-
Dikabarkan Hilang Usai Demo Ricuh, Bima Permana Ditemukan di Malang, Polisi: Dia Jualan Barongsai
-
Berawal dari Rumah Gus Yaqut, KPK Temukan Jejak Aliran Dana 'Janggal' ke Wasekjen Ansor