Suara.com - Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia (Mabes Polri) secara tegas menolak wacana pembentukan tim independen, yang akan mengambilalih tugas penyelidikan kasus teror penyiraman air keras terhadap penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal Rikwanto, Senin (15/5/2017), mengatakan Polda Metro Jaya yang dibantu Bareskrim Polri masih mampu mengungkap serta menangkap pelaku teror Novel.
"Kami masih mampu mengungkapnya. Beri waktu kepada kami untuk melakukan penyelidikan dan penyidikan," kata Rikwanto.
Ia mengatakan, polisi sudah memunyai dan menerapkan strategi pengungkapan kasus tersebut. Polisi menerapkan metode penyelidikan induktif berdasarkan bukti di lokasi kejadian perkara.
Metode penyelidikan induktif tersebut, difokuskan untuk menetapkan fokus penyerangan dengan mendalami persona Novel sebagai korban.
Tapi, Rikwanto mengakui strategi itu masih dalam proses penerapan sehingga belum bisa mengungkap tabir kasus tersebut.
“Kami sudah menyiapkan dan menjalankan strateginya. Terutama metode penyelidikan induktif. Metode deduktif juga dilakukan. Jadi, kami mohon semua pihak bersabar,” pintanya.
Ia mengatakan, kasus teror terhadap Novel ini terbilang sukar dan tak bisa diperbandingkan dengan pengungkapan kasus lain.
Baca Juga: Bawa Dolar Palsu Senilai Rp4 M, Dua Dosen Ditangkap
Pasalnya, kata Rikwanto, kasus ini memunyai banyak variabel yang didapat dari bukti, situasi TKP, serta beragam motif.
Untuk diketahui, polisi sempat menangkap tiga orang merujuk bukti kamera pengintai (CCTV) terkait penyerangan Novel. Ketiga orang itu berinisial M, H, dan AL.
Tapi belakangan, polisi dilepaskan karena tidak cukup bukti yang mengindikasikan keterlibatan mereka.
Sementara sejumlah pegiat antikorupsi, wadah pegawai KPK, dan keluarga Novel memberi dorongan agar Presiden Joko Widodo membentuk tim pencari fakta independen untuk mengungkap kasus tersebut.
Novel sendiri menjadi korban teror penyiraman air keras di dekat rumahnya, Kelapa Gading, Jakarta Utara, 11 April 2017. Kekinian, Novel tengah mendapat perawatan intensif di Singapura.
Berita Terkait
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Eks Wakapolri Cium Aroma Kriminalisasi Roy Suryo Cs di Kasus Ijazah Jokowi: Tak Cukup Dilihat
-
Nasib 2 Anak Pengedar Narkoba di Jakbar: Ditangkap Polisi, 'Dilepas' Gara-gara Jaksa Libur
-
Mendiktisaintek: Riset Kampus Harus Bermanfaat Bagi Masyarakat, Tak Boleh Berhenti di Laboratorium
-
Dengarkan Keluhan Warga Soal Air Bersih di Wilayah Longsor, Bobby Nasution Akan Bangunkan Sumur Bor
-
Di Balik OTT Bupati Bekasi: Terkuak Peran Sentral Sang Ayah, HM Kunang Palak Proyek Atas Nama Anak
-
Warga Bener Meriah di Aceh Alami Trauma Hujan Pascabanjir Bandang
-
Mutasi Polri: Jenderal Polwan Jadi Wakapolda, 34 Srikandi Lain Pimpin Direktorat dan Polres
-
Tinjau Lokasi Bencana Aceh, Ketum PBNU Gus Yahya Puji Kinerja Pemerintah
-
Risma Apresiasi Sopir Ambulans dan Relawan Bencana: Bekerja Tanpa Libur, Tanpa Pamrih
-
Aktivitas Tambang Emas Ilegal di Gunung Guruh Bogor Kian Masif, Isu Dugaan Beking Aparat Mencuat