Suara.com - Ratusan bendera berwarna pelangi mengiringi ribuan orang yang menari-nari di salah satu jalan di Lund, selatan Swedia. Mereka tengah mengadakan perayaan Gay Pride, Minggu (21/5/2017) waktu setepat.
Tema perayaan itu adalah 'Together' atau kebersamaan. Sekitar 4 ribu orang tumpah di sana meski badan jalan berukuran kecil.
"Ini adalah kota kecil di Swedia. Kami tidak memiliki banyak organisasi LGBT," kata Emily, salah satu panitia penyelenggara Gay Pride.
Hanya saja di kota ini, lanjut Emily, sangat menghargai perbedaan. Warganya menghargai kesetaraan dan hak asasi manusia. Bahkan yang ikut pesta itu tidak hanya kalangan homoseksual, tapi juga heteroseksual.
Wajah toleransi di sana jarang didapat di beberapa tempat lain di seluruh dunia.
Ada salah satu orang Indonesia yang diketahui ikut dalam perayaan itu. Dia diwawancara media Eropa, Euronews. Namanya, Didi.
Dia mengaku pindah ke Lund dari Indonesia sejak tahun lalu. Dia bangga dengan iklim sosial di Lund.
"Kami memiliki Pride di Indonesia tapi tidak terlalu berhasil. Karena ada banyak orang yang menentangnya. Di sana, ini lebih tentang meningkatkan kesadaran (untuk hak LGBT), sementara di sini ini seperti sebuah perayaan. Di Swedia semua orang diterima, tapi di Indonesia memiliki banyak homofob," kata Didi.
Seorang warga Turki juga mengatakan hal yang sama tentang kondisi negaranya melihat kelompok LGBT. Di Turki, LGBT ditentang habis-habisan.
Baca Juga: Leo Varadkar, Homoseks yang Berpeluang Jadi PM Irlandia
"Di Turki, ini seperti perlawanan," kata warga Turki yang tidak ingin disebut namanya.
Sementara Hana, warga Bosnia yang lama tinggal di Swedia senang dengan iklim demokratis di Lund. Dia salah satu LGBT yang ditolak keluarga.
"Ketika saya keluar sebagai panseksual, mereka (keluarga) sama sekali tidak menyetujuinya. Ibuku adalah satu-satunya yang menyetujui dan mengatakan tidak apa-apa selama aku bahagia. Tapi ayahku menentangnya dan dia tidak memahaminya," cerita Hana. (Euronews)
Tag
Berita Terkait
-
Ini Fasilitas Dalam Ruko Tempat Pesta Gay Kelapa Gading
-
DPR Tanyakan Kasus Pesta Gay Kelapa Gading kepada Tito, Besok
-
Internasional Ramai Beritakan Penangkapan Gay di Atlantis Gym
-
Leo Varadkar, Homoseks yang Berpeluang Jadi PM Irlandia
-
Pesta Gay di Kelapa Gading, 10 Orang Jadi TSK, Kena UU Pornografi
Terpopuler
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
- Kompetisi Menulis dari AXIS Belum Usai, Gemakan #SuaraParaJuara dan Dapatkan Hadiah
- Ini 5 Shio Paling Beruntung di Bulan Oktober 2025, Kamu Termasuk?
- Rumah Tangga Deddy Corbuzier dan Sabrina Diisukan Retak, Dulu Pacaran Diam-Diam Tanpa Restu Orangtua
Pilihan
-
Dean James Cetak Rekor di Liga Europa, Satu-satunya Pemain Indonesia yang Bisa
-
Musim Hujan Tiba Lebih Awal, BMKG Ungkap Transisi Musim Indonesia Oktober 2025-2026
-
Bahlil Vs Purbaya soal Data Subsidi LPG 3 Kg, Pernah Disinggung Sri Mulyani
-
3 Rekomendasi HP 1 Jutaan Baterai Besar Terbaru, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Menkeu Purbaya Pernah Minta Pertamina Bikin 7 Kilang Baru, Bukan Justru Dibakar
Terkini
-
KPK: Eks Ketua DPRD Jatim Kusnadi Diduga Terima Rp 79,7 Miliar dari Kasus Dana Hibah
-
Mengenal Kapal Flotilla yang Bawa Bantuan Kemanusiaan untuk Gaza Tapi Disergap Tentara Israel
-
Bukan Mengada-Ada, Polisi Ungkap Alasan Kondom Jadi Bukti di Kasus Kematian Arya Daru
-
BRI Catat Serapan FLPP Tertinggi, Menteri PKP Apresiasi Dukungan untuk Rumah Subsidi
-
Kepala BGN: Dampak Program MBG Nyata, Tapi Tak Bisa Dilihat Instan
-
Musim Hujan Tiba Lebih Awal, BMKG Ungkap Transisi Musim Indonesia Oktober 2025-2026
-
Rocky Gerung: Program Makan Bergizi Gratis Berubah Jadi Racun karena Korupsi
-
Keputusan 731/2025 Dibatalkan, PKB: KPU Over Klasifikasi Dokumen Capres
-
Bantah Makam Arya Daru Diacak-acak Orang Tak Dikenal, Polisi: Itu Amblas Faktor Alam!
-
Menkes Budi Tegaskan Peran Kemenkes Awasi Keamanan Program Makan Bergizi Gratis