Suara.com - Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta Nasaruddin Umar mengatakan Ramadan paling aman berada di Indonesia dibanding sejumlah negara-negara Islam di Timur Tengah.
Pernyataan Nasaruddin itu disampaikan saat menghadiri dialog kebangsaan yang diselenggarakan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) bekerja sama Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Sulawesi Tenggara dengan melibatkan mahasiswa yang tergabung dalam Lembaga Dakwah Kampus (LDK) Universitas Haluoleo di Kendari, Kamis (1/6/2017).
Mantan Wakil Menteri Agama Republik Indonesia itu mengatakan bahwa keharmonisan antarumat beragama di Indoensia sudah berjalan sejak puluhan bahkan ratusan tahun silam, dan itu terus dipertahankan hingga saat ini.
"Tidak salah bila beberapa negara Islam di Timur Tengah termasuk di Arab Saudi bangga dengan Indonesia dengan beberapa agama dan penganut kepercayaan, namun tetap rukun-rukun saja," ujarnya.
Ia menyebut negara Palestina dan negara di Timur Tengah lainnya yang penduduknya Muslim dalam menyambut puasa Ramadhan justru akan sulit melaksanakan rangkaian ibadah karena kondisi keamanan negara yang tidak aman.
Saat ini, kata Nasaruddin, sejumlah negara mengklaim bahwa Indonesia yang mayoritas penduduknya Muslim terbesar di dunia menjadi kiblat terkait kerukunan ummat beragama.
Perkembangan ekonomi Islam di Indonesia dianggap paling maju dan berkembang bersama negara Turki dan Arab Saudi yang pertumbuhannya bisa mencapai enam persen per tahun.
Sedangkan negara lain seperti Malaysia, Singapura dan beberapa negara Islam lainnya perekonomian Islam hanya mampu tumbuh di atas 2-3 persen per tahun.
"Meskipun di daerah ini banyak umat agama lain, namun selama ini tidak pernah ada gesekan horizontal antara umat beragama," katanya.
Baca Juga: Djarot Akan Sahur Bertoleransi dengan Istri Gus Dur
Ia meminta mahasiswa yang tergabung dalam LDK menjadi pioner terus menyosialisasikan terkait paham radikalisme dan terorisme, dengan tetap mempertahankan kerukunan umat beragama di Sultra yang merupakan daerah teraman.
"Agar itu bisa terwujud, maka semua pihak harus amampu merangkul semua elemen masyarakat, baik tokoh pemuda, tokoh masyarakat dan tokoh agama dari agama manapun dia untuk bersatu badu memerangi paham-paham yang dapat memecah belah kesatuan NKRI," ujarnya. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- Terpopuler: Geger Data Australia Soal Pendidikan Gibran hingga Lowongan Kerja Freeport
- Sama-sama dari Australia, Apa Perbedaan Ijazah Gibran dengan Anak Dosen IPB?
- 5 Fakta SUV Baru Mitsubishi: Xforce Versi Futuristik, Tenaga di Atas Pajero Sport
- Bawa Bukti, Roy Suryo Sambangi Kemendikdasmen: Ijazah Gibran Tak Sah, Jabatan Wapres Bisa Gugur
- Mahasiswi IPB Jadi Korban Pengeroyokan Brutal Sekuriti PT TPL, Jaket Almamater Hangus Dibakar
Pilihan
-
Danantara Buka Kartu, Calon Direktur Keuangan Garuda dari Singapore Airlines?
-
Jor-joran Bangun Jalan Tol, Buat Operator Buntung: Pendapatan Seret, Pemeliharaan Terancam
-
Kerugian Garuda Indonesia Terbang Tinggi, Bengkak Rp2,42 Triliun
-
Petaka Arsenal! Noni Madueke Absen Dua Bulan Akibat Cedera Lutut
-
Ngamuk dan Aniaya Pemotor, Ini Rekam Jejak Bek PSM Makassar Victor Luiz
Terkini
-
Perhatikan Pemilihan Bahan Sampai Makanan Siap Disantap, Ini Tips Cegah Kasus di Program MBG
-
Perkuat Akses Keuangan Daerah yang Inklusif, Kemendagri dan OJK Bersinergi
-
Sidang Patok Tambang Memanas: Tanggal BAP 'Ajaib', Saksi Kebingungan Dikejar OC Kaligis!
-
Buntut Anggaran Tangsel Dikuliti Leony, Harga Jam Tangan Wali Kota Benyamin Davnie jadi Sorotan
-
'Geruduk' Istana di Hari Tani, Petani Sodorkan 6 Tuntutan Keras untuk Prabowo: Cabut UU Cipta Kerja!
-
Nahas! Tukang Kerupuk di Tangerang Ditikam Gegara Dituduh Rebut Lapak, Begini Nasibnya!
-
Dr. Tan Shot Yen Kritik MBG Isi Burger: Beri Anak Kapurung dan Ikan Kuah Asam
-
Dapur MBG Bogor Sajikan Ribuan Porsi Sehat, Jamin Kecukupan Gizi dan Bantu Perekonomian Keluarga
-
Mirisnya Pensiunan Askes: Uang Hari Tua Tertahan di BPJS, Terpaksa 'Ngemis' ke DPR Demi Sesuap Nasi
-
Seluruh Tubuh Melepuh, Buruh Lumpia Korban Ledakan Gas di Bogor Minta Tolong Dedi Mulyadi, Kenapa?