Suara.com - Forum Advokat Pengawal Pancasila (FAPP) bekerjasama dengan Pengurus Besar Nahdatul Ulama mengawal Pancasila sebagai Ideologi bangsa. Tidak kurang 20 advokat perwakilan FAPP bersilaturahmi dan beraudiensi dengan pihak PBNU.
Di bawah koordinasi Advokat Senior I Wayan Sudirta dan Petrus Selestinus, Ignasius Andy, perwakilan FAPP diterima Helmy Faishal Zaini, Sekjen Pimpinan Pusat PBNU di Kantor Pusat PBNU, Jalan Kramat Raya No.164, Jakarta Pusat. Pada kesempatan tersebut FAPP memperkenalkan visi dan misinya guna memperkuat nilai-nilai kebangsaan.
"Merawat kebhinekaan dan menjaga Pancasila sebagai Ideologi negara yang saat ini sedang dicoba untuk diganti oleh kelompok intoleran mengatasnamakan agama dengan ideologi khilafah," kata Petrus melalui keterangan tertulisnya.
Pada kesempatan tersebut, anggota FAPP yang berasal dari lintas Suku, Agama, lintas Asosiasi dan lintas afiliasi Politik tersebut turut juga diperkenalkan. Dia juga mengatakan, diadakanya silaturahmi dengan PBNU karena memiliki kesamaan sikap tentang persoalan Kebangsaan, pluralisme dalam NKRI dan urgensinya dalam memperkokoh dasar negara Pancasila agar tetap tegak berdiri tanpa bisa digantikan oleh ideologi bentuk lainnya.
"Sebagai ormas keagamaan Islam terbesar di negeri ini, NU selalu tampil menjadi bagian terdepan dan konsisten menjaga, mengawal dan mempertahankan NKRI, Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika ketika ada yang mencoba-coba mengganggu untuk menggantikannya dengan ideologi lainnya," imbuhnya.
Koordinator Tim Pembela Demokrasi Indonesia itu memaparkan, sejarah telah mencatat peran, posisi dan eksistensi NU sebagai Ormas Keagamaan yang selalu bersama-sama negara mengayomi seluruh warga masyarakat tanpa membeda-bedakan suku, agama, ras dan golongan. Dia menilai, hal tersebut sungguh-sungguh sangat menyejukan dan melegakan, apalagi akhir-akhir ini ada sekelompok kecil orang hendak menggantikan Pancasila dengan ideologi khilafah.
"Sebagai salah satu elemen bangsa yang memiliki kesamaan pandangan dan perjuangan dengan NU, yaitu sama-sama menjaga dan mempertahankan cita-cita Proklamasi, maka FAPP ingin menjadi bagian yang tidak terpisahkan dengan PBNU terutama memperkuat perjuangan NU dalam bidang Advokasi hukum dan pembangunan hukum terkait dengan penguatan nilai-nilai kebangsaan," ujarnya.
Advokat senior I Wayan Sudirta menegaskan, tidak ada salahnya FAPP melakukan silaturahmi dengan PBNU, karena PBNU merupakan organisasi keagamaan terbesar yang selalu mengedepankan sikapnya mengayomi yang minoritas. Karenanya PBNU menjadi Ormas Keagamaan yang pertama dikunjungi oleh FAPP.
"Bagi FAPP, NU merupakan ormas terbesar dengan kekuatan mayoritasnya telah secara terbuka menyatakan siap untuk menjaga dan memperkokoh toleransi dan kebhinekaan serta secara konsisten dan persisten menolak keberadaan ormas-ormas intoleran dan radikal yang dalam aktivitas politik dan keagamaannya ingin menggantikan dasar negara Pancasila," kata Wayan.
Baca Juga: Ilmuwan Amerika: Kalau Pancasila Mati, Indonesia Mati
Karena itu, lanjut Wayan, tidak boleh ada kekuatan yang merasa diri lebih hebat, lebih kuat bahkan lebih berkuasa untuk menegasikan peran dan eksistensi kelompok lainnya dengan cara memaksakan kehendak. Wayan pun meminta kesediaan PBNU menerima hasil kajian hukum FAPP tentang konsep pembubaran Ormas-Ormas radikal dan intoleran untuk dibahas bersama, kemudian hasilnya diserahkan kepada Presiden Jokowi sebagai wujud partisipasi masyarakat terhadap upaya menjaga persatuan dan kesatuan bangsa ini dalam bingkai NKRI.
"PBNU menyambut baik kedatangan dan ide FAPP membangun kerja sama dalam menyikapi gerakan kelompok intoleran dan radikal yang akhir-akhir ini muncul dengan gagasan ingin mengubah dasar negara Pancasila dengan ideologi lain. Bagi NU, Pancasila sudah final dan tidak boleh diganggu gugat," ungkap Petrus.
"Kedatangan FAPP merupakan tambahan energi bagi NU, karena itu NU berharap FAPP menjadi salah satu mitra PBNU dalam menjaga dan mempertahankan Pancasila," tandasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Lupakan Louis van Gaal, Akira Nishino Calon Kuat Jadi Pelatih Timnas Indonesia
- Mengintip Rekam Jejak Akira Nishino, Calon Kuat Pelatih Timnas Indonesia
- 7 Mobil Keluarga 7 Seater Seharga Kawasaki Ninja yang Irit dan Nyaman
- Link Download Logo Hari Santri 2025 Beserta Makna dan Tema
- Baru 2 Bulan Nikah, Clara Shinta Menyerah Pertahankan Rumah Tangga
Pilihan
-
5 Laga Klasik Real Madrid vs Juventus di Liga Champions: Salto Abadi Ronaldo
-
Prabowo Isyaratkan Maung MV3 Kurang Nyaman untuk Mobil Kepresidenan, Akui Kangen Naik Alphard
-
Suara.com Raih Penghargaan Media Brand Awards 2025 dari SPS
-
Uang Bansos Dipakai untuk Judi Online, Sengaja atau Penyalahgunaan NIK?
-
Dedi Mulyadi Tantang Purbaya Soal Dana APBD Rp4,17 Triliun Parkir di Bank
Terkini
-
Viral Tangis Ibu di Lampung: Anak Korban Bully, Sekolah Malah Memberhentikannya
-
Mendagri dan Kepala BNN Bahas Penguatan Sinergi Penanggulangan Narkoba
-
Polri Ungkap Modus Baru Narkoba: Obat Bius Legal 'Etomidate' Diubah Jadi Cairan Vape
-
Kesehatan Jadi Tameng? KPK Ungkap Alasan Belum Tahan Kusnadi di Kasus Korupsi Dana Hibah Jatim
-
9 TPU di Jakarta Selatan Penuh, Sistem Makam Tumpang Jadi Solusi Utama
-
Meme Bahlil Makin Menjadi-jadi Usai Diancam UU ITE, Underbow Golkar Polisikan Sejumlah Akun Medsos
-
Tepis Tudingan Menkeu Purbaya Dana 'Nganggur', KDM Tak Sudi jika Dikubuli Anak Buah: Saya Pecat!
-
Profil Kontras Heri Gunawan: Politisi Gerindra Pro-Rakyat, Diduga Korupsi CSR BI, Beri Mobil Mewah
-
Nekat Gugurkan Kandungan 8 Bulan Demi Pekerjaan, Wanita di Bekasi Ditangkap Polisi
-
Babak Baru Korupsi Dana CSR BI, KPK Sita Mobil Staf Ahli Anggota DPR Heri Gunawan