Inspektur Pengawasan Umum Markas Besar Polri Komisaris Jenderal Dwi Priyatno [suara.com/Umi Hadyah Saleh]
Inspektur Pengawasan Umum Markas Besar Polri Komisaris Jenderal Dwi Priyatno mengatakan penanganan kasus kekerasan terhadap jurnalis Lembaga Kantor Berita Nasional Antara Ricky Prayoga yang diduga dilakukan beberapa anggota Brimob merupakan kewenangan divisi bidang profesi dan pengamanan.
"Kalau sudah kasus seperti itu propam yang berikan (tindakan), tapi kalau menyeluruh manajemennya kami turun bidang SDM (sumber daya manusia) bidang operasional," ujar Dwi di Kementerian Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta, Selasa (19/6/2017).
Propam merupakan salah satu wadah organisasi Polri berbentuk divisi yang bertanggung-jawab kepada masalah pembinaan profesi dan pengamanan di lingkungan internal organisasi Polri.
Dwi menuturkan aparat kepolisian telah mendapat pendidikan mental dan spritual selama pendidikan. Tindakan anggota Brimob terhadap wartawan, kemarin, kata dia, tidak mencerminkan kelembagaan.
"Itu kan kasuistis, kalau secara umum kami semua sudah dididik, ya mental spiritual. Ada yang namanya pembinaan mental prajurit, kita didoktrin ada bagiannya," kata dia.
Dwi menekankan aparat kepolisian sudah mendapat arahan untuk tidak menyakiti hati rakyat.
"Saat dulu kita masih ABRI kan jangan sekali-kali menyakiti hati rakyat, tri brata dan catur prasetya itu kan pedoman hidup dan pedoman kerja. Nah kalau ada yang seperti ini ya oknum, yang dipecat banyak polisi, pemberhentian dengan tidak hormat , tapi kalau datanya mungkin saya tak hafal," kata dia.
Komandan Korps Brimob Inspektur Jenderal Murad Ismail mengakui ada sebagian anggotanya yang emosinya gampang terpancing ketika sedang dalam posisi bertugas.
"Anak buah saya nggak semua kau tanya lurus, ada yang bengkok-bengkok juga. Itu yang perlu kami luruskan," kata Murad di Lapangan Silang Monumen Nasional, Jakarta Pusat.
Menurut Murad peristiwa tak mengenakkan kemarin terjadi karena ada kesalahpahaman.
"Iya. Kalau nggak ada aneh-aneh, nggak mungkin anggota itu (bereaksi)," kata dia.
Anggota Brimob biasanya melakukan pengamanan dengan senjata lengkap sebagai bentuk kesiapsiagaan. Tapi dalam pengamanan turnamen bulu tangkis di Senayan, kemarin, anggota tidak boleh membawa senjata lengkap.
"Kami ini, dinas aja sudah nggak boleh bawa senjata. Karena kami biasa senjata lengkap. Tapi kami bilang, jangan (bawa senjata), kami ini adalah pelayan. Bukan soal Brimobnya, walau pun saya Brimob saya ini adalah pelayan," kata dia.
Murad menyerahkan penanganan kasus dugaan kekerasan terhadap jurnalis Antara kepada Polda Metro Jaya. Murad mengatakan sampai sekarang belum mendapatkan laporan adanya kasus tersebut.
Kasus tersebut mengundang reaksi keras berbagai organisasi jurnalis.
Aliansi Jurnalis Independen Jakarta mengecam tindakan kekerasan yang dilakukan oleh beberapa anggota Brimob terhadap Ricky. AJI Jakarta mendorong korban dan pimpinan Antara untuk melaporkan kasus tersebut ke Polda Metro Jaya agar diproses secara hukum.
"Kami mendesak Kepolisian segera mengusut pelaku kekerasan dan menyeretnya ke pengadilan," kata Ketua AJI Jakarta Ahmad Nurhasim.
Hasim mengatakan bagi kepolisian, pengusutan ini bukan hal yang sulit. Karena pelakunya sudah teridentifikasi dan ada video yang merekam kejadian tersebut. Penegakan hukum harus tetap dilakukan walau pelakunya anggota Brigade Mobil. Pelaku harus dihukum.
"Kalau sudah kasus seperti itu propam yang berikan (tindakan), tapi kalau menyeluruh manajemennya kami turun bidang SDM (sumber daya manusia) bidang operasional," ujar Dwi di Kementerian Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta, Selasa (19/6/2017).
Propam merupakan salah satu wadah organisasi Polri berbentuk divisi yang bertanggung-jawab kepada masalah pembinaan profesi dan pengamanan di lingkungan internal organisasi Polri.
Dwi menuturkan aparat kepolisian telah mendapat pendidikan mental dan spritual selama pendidikan. Tindakan anggota Brimob terhadap wartawan, kemarin, kata dia, tidak mencerminkan kelembagaan.
"Itu kan kasuistis, kalau secara umum kami semua sudah dididik, ya mental spiritual. Ada yang namanya pembinaan mental prajurit, kita didoktrin ada bagiannya," kata dia.
Dwi menekankan aparat kepolisian sudah mendapat arahan untuk tidak menyakiti hati rakyat.
"Saat dulu kita masih ABRI kan jangan sekali-kali menyakiti hati rakyat, tri brata dan catur prasetya itu kan pedoman hidup dan pedoman kerja. Nah kalau ada yang seperti ini ya oknum, yang dipecat banyak polisi, pemberhentian dengan tidak hormat , tapi kalau datanya mungkin saya tak hafal," kata dia.
Komandan Korps Brimob Inspektur Jenderal Murad Ismail mengakui ada sebagian anggotanya yang emosinya gampang terpancing ketika sedang dalam posisi bertugas.
"Anak buah saya nggak semua kau tanya lurus, ada yang bengkok-bengkok juga. Itu yang perlu kami luruskan," kata Murad di Lapangan Silang Monumen Nasional, Jakarta Pusat.
Menurut Murad peristiwa tak mengenakkan kemarin terjadi karena ada kesalahpahaman.
"Iya. Kalau nggak ada aneh-aneh, nggak mungkin anggota itu (bereaksi)," kata dia.
Anggota Brimob biasanya melakukan pengamanan dengan senjata lengkap sebagai bentuk kesiapsiagaan. Tapi dalam pengamanan turnamen bulu tangkis di Senayan, kemarin, anggota tidak boleh membawa senjata lengkap.
"Kami ini, dinas aja sudah nggak boleh bawa senjata. Karena kami biasa senjata lengkap. Tapi kami bilang, jangan (bawa senjata), kami ini adalah pelayan. Bukan soal Brimobnya, walau pun saya Brimob saya ini adalah pelayan," kata dia.
Murad menyerahkan penanganan kasus dugaan kekerasan terhadap jurnalis Antara kepada Polda Metro Jaya. Murad mengatakan sampai sekarang belum mendapatkan laporan adanya kasus tersebut.
Kasus tersebut mengundang reaksi keras berbagai organisasi jurnalis.
Aliansi Jurnalis Independen Jakarta mengecam tindakan kekerasan yang dilakukan oleh beberapa anggota Brimob terhadap Ricky. AJI Jakarta mendorong korban dan pimpinan Antara untuk melaporkan kasus tersebut ke Polda Metro Jaya agar diproses secara hukum.
"Kami mendesak Kepolisian segera mengusut pelaku kekerasan dan menyeretnya ke pengadilan," kata Ketua AJI Jakarta Ahmad Nurhasim.
Hasim mengatakan bagi kepolisian, pengusutan ini bukan hal yang sulit. Karena pelakunya sudah teridentifikasi dan ada video yang merekam kejadian tersebut. Penegakan hukum harus tetap dilakukan walau pelakunya anggota Brigade Mobil. Pelaku harus dihukum.
Komentar
Berita Terkait
-
Terkuak! Siswa SMAN 72 Jakarta Siapkan 7 Peledak, Termasuk Bom Sumbu Berwadah Kaleng Coca-Cola
-
Pendaftaran Bintara Brimob Resmi Dibuka: Ini Cara Daftar, Jadwal, Syarat, dan Tahapan
-
Polda Undang Keluarga hingga KontraS Jumat Ini, 2 Kerangka Gosong di Gedung ACC Reno dan Farhan?
-
Pemulung Temukan 16 Bahan Peledak Aktif di Sungai Curug: Ada Granat Nanas dan TNT!
-
Viral Detik-detik Istri Gerebek Brimob Pengawal Bupati Purwakarta Selingkuh: Pulangnya Kok ke Sini?
Terpopuler
- 6 HP RAM 8 GB Paling Murah dengan Spesifikasi Gaming, Mulai Rp1 Jutaan
- 5 Tablet Snapdragon Mulai Rp1 Jutaan, Cocok untuk Pekerja Kantoran
- 7 Rekomendasi Sepatu Jalan Kaki Terbaik Budget Pekerja yang Naik Kendaraan Umum
- 7 Rekomendasi Body Lotion dengan SPF 50 untuk Usia 40 Tahun ke Atas
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
-
Rolas Sitinjak: Kriminalisasi Busuk dalam Kasus Tambang Ilegal PT Position, Polisi Pun Jadi Korban
-
Menkeu Purbaya Ungkap Ada K/L yang Balikin Duit Rp3,5 T Gara-Gara Tak Sanggup Belanja!
-
Vinfast Serius Garap Pasar Indonesia, Ini Strategi di Tengah Gempuran Mobil China
Terkini
-
Hasil Gelar Perkara Kasus Pelecehan Seksual di Internal Transjakarta, Terduga Pelaku Cuma Dimutasi?
-
Peluk Hangat Prabowo Lepas Kepulangan Raja Yordania dari Halim, Begini Momennya
-
Usai Ada Putusan MK, Prabowo Diminta Segera Tarik Polisi Aktif dari Jabatan Sipil
-
Gaungkan Jurnalisme Berkualitas, Forum Pemred Gelar Run For Good Journalism 2025 Besok
-
Tak Berkutik! Pria Viral yang Siksa dan Jadikan Pacar Komplotan Kriminal Diringkus di Cilincing
-
Tingkatkan Literasi Perlindungan Jaminan Sosial Pekerja, BPJS Ketenagakerjaan Gelar Acara Bedah Buku
-
Dari Duren Sawit ke Padalarang: Polda Metro Ungkap Penyelundupan Pakaian Bekas Impor 207 Ballpress!
-
Kejuaraan Atletik Asia Tenggara, Sumut Catatkan Rekor Baru
-
Manfaatkan Aset Daerah, Pemprov Sumut Ajukan Ranperda Tambahan Modal ke Bank Sumut
-
41 Ribu Siswa di Nias Nikmati Sekolah Gratis Program PUBG Mulai Tahun Depan