Suara.com - Malam sudah larut beberapa hari menuju Lebaran. Abdul Rohim masih berkutat memilah lembaran-lembaran kertas. Kertas yang berlipat itu adalah kartu ucapan Lebaran.
Kartu milik pelanggan Pos Indonesia itu akan dikirimkan ke berbagai pelosok kota dan desa se-Indonesia. Sebelum syawal, semua sudah harus sampai. Abdul Rohim mengenang masa kerja kerasnya antara tahun 1995 sampai 2000.
"Waktu itu kita nggak boleh cuti karena kan pekerjaanya harus dikirim karena kan 24 jam," cerita Rohim, Mandor Distribusi Siang PT Pos Indonesia (Persero) Kantor Regional IV Jakarta.
Suara.com menemui Rohim di Gedung Pos Ibu Kota Jakarta, Pasar Baru, Jalan Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Selasa (20/6/2017). Seraya mesem, dia juga cerita kadang harus masuk kerja saat hari pertama Lebaran. "Walaupun masuknya agak siang," jelasnya.
Momen kejayaan kartu Lebaran memang tidak bisa dilupakan terlebih bagi petugas Pos Indonesia yang sehari-hari menangani proses Kartu Lebaran ketika itu.
Ia merasakan semakin perkembangan teknologi, masyarakat sudah jarang lagi mengirimkan kartu lebaran. Ia menilai memang ada penurunan pengiriman kartu ucapan lebaran sejak tahun 2000.
"Kartu lebaran kondisi jauh menurun. Paling saat ini yang paling banyak yang kirim paket (lebaran) ketimbang kartu lebaran. Beda sekali waktu kejayaan pada tahun 1995-1999," kata Rohim yang pernah jadi petugas sortir Pos Indonesia Jakarta.
Hal yang senada dikatakan Mandor Pengiriman Paket Aula Syukron. Aula yang telah bekerja selama 25 tahun itu mengaku kangen masa-masa saat banyaknya pengiriman kartu Lebaran ketika itu tahun 1995 sampai tahun 2000.
Aula menuturkan ketika itu pegawai di bagian distribusi pengiriman diharuskan lembur karena banyaknya pengiriman kartu lebaran.
Baca Juga: Kisah Kartu Lebaran dari Zaman Cetak ke Generasi WA
"Waktu itu kami semua lembur, karena banyak yang harus dikirim kartu Lebaran," ucap dia.
Aula juga menceritakan ketika itu area gudang pengiriman barang dipenuhi paket kartu Lebaran.
"Pas mau puasa, sampai nggak bisa lewat karena waktu itu isinya paket kartu Lebaran semua," kata dia. Aula menambahkan, sebenarnya mengirimkan kartu Lebaran lebih formal dibanding mengirimkan melalui SMS.
"Ada Plus minus. Kalau kartu Lebaran lebih resmi, tapi kalau sms atau WhatsApp lebih cepat," tandasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- Promo Superindo Hari Ini 10-13 November 2025: Diskon Besar Awal Pekan!
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- Terbongkar dari Tato! Polisi Tetapkan Pria Lawan Main Lisa Mariana Tersangka Kasus Video Porno
- Buntut Tragedi SMA 72 Jakarta, Pemerintah Ancam Blokir Game Online Seperti PUBG
Pilihan
-
Tekad Besar Putu Panji Usai Timnas Indonesia Tersingkir di Piala Dunia U-17 2025
-
Cek Fakta: Viral Isu Rektor UGM Akui Jokowi Suap Rp100 Miliar untuk Ijazah Palsu, Ini Faktanya
-
Heimir Hallgrimsson 11 12 dengan Patrick Kluivert, PSSI Yakin Rekrut?
-
Pelatih Islandia di Piala Dunia 2018 Masuk Radar PSSI Sebagai Calon Nahkoda Timnas Indonesia
-
6 HP RAM 8 GB Paling Murah dengan Spesifikasi Gaming, Mulai Rp1 Jutaan
Terkini
-
Misteri Penculikan Bilqis: Pengacara Duga Suku Anak Dalam Hanya 'Kambing Hitam' Sindikat Besar
-
Babak Baru Korupsi Petral: Kejagung Buka Penyidikan Periode 2008-2015, Puluhan Saksi Diperiksa
-
Aliansi Laki-Laki Baru: Lelaki Korban Kekerasan Seksual Harus Berani Bicara
-
Ahli BRIN Ungkap Operasi Tersembunyi di Balik Jalan Tambang PT Position di Halmahera Timur
-
Jeritan Sunyi di Balik Tembok Maskulinitas: Mengapa Lelaki Korban Kekerasan Seksual Bungkam?
-
Mendagri Tito Dapat Gelar Kehormatan "Petua Panglima Hukom" dari Lembaga Wali Nanggroe Aceh
-
'Mereka Mengaku Polisi', Bagaimana Pekerja di Tebet Dikeroyok dan Diancam Tembak?
-
Efek Domino OTT Bupati Ponorogo: KPK Lanjut Bidik Dugaan Korupsi Monumen Reog
-
Bukan Kekenyangan, Tiga Alasan Ini Bikin Siswa Ogah Habiskan Makan Bergizi Gratis
-
Jenderal Bintang Dua Terseret Sengketa Lahan Jusuf Kalla, Mabes AD Turun Tangan