Suara.com - Raja Salman dari Arab Saudi, pada Rabu (21/6/2017), menunjuk puteranya, Pangeran Mohammad bin Salman sebagai putera mahkota, menggantikan keponakannya Mohammad bin Nayef.
Pangeran Mohammad bin Salman sebelumnya menduduki posisi deputi putera mahkota, satu tingkat di bawah putra mahkota.
Penobatan Pangeran Mohammad bin Salman disiarkan oleh stasiun-stasiun televisi Saudi. Dalam tayangan-tayangan itu diperlihatkan sang pangeran berlutut dan mencium tangan sepupunya, eks putera mahkota, Mohammad bin Nayef.
"Saya kini akan beristirahat. Semoga Allah membantu Anda," kata Mohammad bin Nayef.
"Semoga Allah menolong Anda. Saya tak akan bisa mengemban tugas ini tanpa saran-saran Anda," jawab Pangeran Mohammad bin Salman.
Naiknya Mohammad bin Salman, sudah diduga oleh para analis sebelumnya. Sejak Raja Salman menduduki tahta Saudi pada Januari 2015 lalu, pengaruh pangeran berusia 31 tahun itu di dalam kerajaan sudah terlihat sangat jelas.
"Pangeran Mohammad kini adalah penguasa de facto dari kerajaan Saudi," kata Andreas Krieg, peneliti Timur Tengah pada Departemen Ilmu Pertahanan King's College, London, Inggris.
"Raja ingin memperkuat posisi puteranya di tengah kisruh yang sedang berlangsung di kawasan itu," imbuh dia.
Penobatan Pangeran Mohammad bin Salman sendiri memang berlangsung ketika ketegangan antara Saudi dan musuh bebuyutannya Iran sedang memuncak. Kedua negara ini sejak lama diketahui berebut pengaruh di Timur Tengah dan terlibat dalam perang proxy di beberapa negara seperti Yaman dan Suriah.
Segera setelah berkuasa, Raja Salman melantik Pangeran Mohammad bin Salman sebagai Menteri Pertahanan. Ia diyakini sebagai orang yang menggagas intervensi militer Saudi di Yaman pada Maret 2015 lalu.
Pangeran Mohammad bin Salman bersama salah satu sekutu dekatnya, Putera Mahkota Abu Dhabi, Sheikh Mohammed bin Zayed al-Nahyan, juga diyakini menjadi arsitek di balik konflik diplomatik yang meminggirkan Qatar di kawasan itu baru-baru ini.
Qatar dipinggirkan dari pergaulan negara-negara Arab karena dituding menjadi donatur kelompok teroris dan terlalu dekat dengan Iran.
Ia juga menggagas apa yang disebut sebagai "Visi 2030" Arab Saudi, yang berisi garis kebijakan kerajaan itu untuk keluar dari ketergantungan terhadap minyak dan menggagas reformasi sosial di negeri yang dikenal sangat ketat dalam menerapkan hukum Islam itu.
Berita Terkait
-
Bruno Fernandes Akui Sakit Hati dengan Sikap Manchester United, Kasih Isyarat Bisa Saja Hengkang
-
Gaji Rp15 M Per Pekan Ditolak Mentah-mentah, Bruno Fernandes Pilih Setia di MU
-
Putra Mahkota Arab Saudi Siapkan Tawaran Fantastis Rp195 T Akuisisi Raksasa Eropa
-
Proyek Kereta Cepat Arab Saudi-Qatar Siap Hubungkan Dua Ibu Kota
-
Seperti Apa Liburan Musim Dingin di Saudi? Ini Daftar Petualangan Baru yang Bisa Dicoba
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Aktivitas Tambang Emas Ilegal di Gunung Guruh Bogor Kian Masif, Isu Dugaan Beking Aparat Mencuat
-
Sidang Ditunda! Nadiem Makarim Sakit Usai Operasi, Kuasa Hukum Bantah Tegas Dakwaan Cuan Rp809 M
-
Hujan Deras, Luapan Kali Krukut Rendam Jalan di Cilandak Barat
-
Pensiunan Guru di Sumbar Tewas Bersimbah Darah Usai Salat Subuh
-
Mendagri: 106 Ribu Pakaian Baru Akan Disalurkan ke Warga Terdampak Bencana di Sumatra
-
Angin Kencang Tumbangkan Pohon di Ragunan hingga Tutupi Jalan
-
Pohon Tumbang Timpa 4 Rumah Warga di Manggarai
-
Menteri Mukhtarudin Lepas 12 Pekerja Migran Terampil, Transfer Teknologi untuk Indonesia Emas 2045
-
Lagi Fokus Bantu Warga Terdampak Bencana, Ijeck Mendadak Dicopot dari Golkar Sumut, Ada Apa?
-
KPK Segel Rumah Kajari Bekasi Meski Tak Ditetapkan sebagai Tersangka